”Surga” Dunia Malam saat Damai, ”Surga” bagi Korban Saat Perang (Bagian 11)
Perang mengubah segalanya. Para insan perfilman di Kyiv, Ukraina, yang tergabung dalam organisasi amal Pavlo Vyshniakov menyulap kelab malam jadi penampungan dan penyaluran bantuan bagi tentara dan warga korban perang.
Oleh
HARRY SUSILO DAN KRIS MADA DARI KYIV, UKRAINA
·6 menit baca
Sekilas dari luar tidak ada yang istimewa dengan kelab malam Heaven di pusat Kota Kyiv, Ukraina, Selasa (14/6/2022). Kelab malam itu tak menunjukkan tanda-tanda beroperasi. Pintunya selalu tertutup. Bagian dalam jendela pun gelap. Plang nama yang dipenuhi lampu tidak menyala.
Ketika bagian dalam bangunan tersebut dilihat, kelab malam itu lebih menyerupai gudang barang. Terlihat tumpukan kardus berisi sejumlah barang, memadati sudut-sudut ruangan klub tersebut. Bendera Ukraina ditempel di dinding. Bagian yang biasa dipakai untuk bartender digunakan sebagai kantor. Ada beberapa komputer.
”Pemilik kelab menyediakan kelab malam ini untuk kami pakai. Kami hanya membayar biaya listriknya,” ujar Yasya Golovko, sukarelawan kemanusiaan di Organisasi Amal Pavlo Vyshniakov. Sebelum perang, perempuan muda itu adalah asisten sutradara untuk beberapa film di Ukraina.
Saat kami berkunjung, sebagian besar sukarelawan hilir mudik masuk ke dalam Heaven, membawa tumpukan kardus. Sebagian lain mengerjakan hal-hal terkait administrasi. Setiap kardus ditumpuk dan diatur sesuai kegunaannya agar memudahkan saat akan disalurkan.
Tumpukan kardus di dalam kelab tersebut berisi obat-obatan, makanan kaleng, air minum, makanan bayi, popok bayi, pembalut wanita, hingga pakaian. Barang-barang ini sumbangan dari donatur yang akan disalurkan Organisasi Pavlo Vyshniakov ke lokasi-lokasi di garis depan pertempuran.
Sebagai gambaran, kota-kota di Ukraina yang saat ini menjadi pusat pertempuran tentara Ukraina dan Rusia adalah Kharkiv dan beberapa kota di Provinsi Luhansk dan Donetsk. Beberapa kota sudah jatuh ke tangan Rusia, antara lain Mariupol dan Kherson.
Insan perfilman
Nama organisasi amal yang berkantor di kelab malam itu diambil dari nama pendirinya, Pavlo Vyshniakov. Ia aktor film di Ukraina. Tak pelak, sebagian besar anggota organisasi ini juga insan dunia perfilman Ukraina. Mereka tergerak mendirikan organisasi kemanusiaan demi membantu para pengungsi dan tentara di garda depan begitu perang meletus.
Para sukarelawan organisasi tersebut tadinya lebih akrab dengan kamera dan panggung film serta terbiasa dengan ingar bingar dunia hiburan. Begitu pecah perang, mereka tiba-tiba beralih mengurusi segala bantuan yang dibutuhkan warga korban perang dan serdadu Ukraina. Mereka mengelola bantuan kemanusiaan di Kyiv. Bantuan dari berbagai sumber dikumpulkan, lalu dikirimkan ke berbagai wilayah Ukraina.
”Dulu saya memikirkan apa lagi yang harus saya kerjakan dalam film berikutnya. Kini, saat terbangun (dari tidur), saya harus memikirkan bantuan apa yang dibutuhkan oleh para korban dan bagaimana kami menyalurkannya,” ucap Yasya yang sudah menggeluti dunia perfilman selama 10 tahun.
Para sukarelawan Pavlo Vyshniakov sudah mulai bekerja sebagai sukarelawan kemanusiaan di organisasi lain sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Ketika melihat begitu banyak korban yang berjatuhan, baik tentara maupun warga Ukraina, akibat serangan Rusia, mereka merasa harus berbuat sesuatu.
”Pada 28 Februari lalu, saya ingat dikontak salah satu teman yang mengabarkan begaimana perang ini begitu buruk sekali dampaknya. Lalu, saya merasa harus berbuat sesuatu dan kami punya kontak orang-orang yang ada di dunia hiburan. Jadi kenapa tidak kami membuat organisasi sendiri untuk menggalang bantuan,” ujar Yasya.
Seperti juga Yasya, setiap sukarelawan juga punya alasan sendiri untuk bergabung dalam Vyshniakov. Dmutro Popolitov, misalnya, semula bekerja sebagai awak produksi acara televisi swasta di Kyiv. Ia awalnya coba mendatangi pusat perekrutan sukarelawan militer. ”Saya ditolak,” kata lelaki yang biasa disapa Pete ini.
Dmutro tidak punya pengalaman perang dan tidak pernah ikut pelatihan militer. Padahal, menurut dia, dibutuhkan orang-orang yang tahu cara berperang sehingga bisa dikirim ke garis depan. ”Saya tidak menyerah. Saya mencari cara lain untuk membantu,” katanya.
Ia lalu mengontak para kenalannya di lingkungan produksi televisi dan film. Dari mereka, ia mengenal organisasi amal Vyshniakov. Ia melakukan aneka hal di sana. Merapikan laporan, mengelompokkan sumbangan barang sesuai jenisnya, mengemas paket bantuan, hingga mengantarkannya ke titik pengiriman terdekat.
Dmutro berusaha mencari cara berkontribusi bagi Ukraina. Ia yakin, negaranya membutuhkan siapa pun dalam situasi sekarang. Jika tidak di medan perang, ada peran lain yang bisa dilakukan setiap warga Ukraina. ”Saya tidak bisa hanya diam,” kata dia.
Bekerja senyap
Setelah para insan perfilman itu memutuskan untuk bergerak bersama, organisasi Pavlo Vyshniakov resmi dibentuk pada 20 Maret 2022. Tak lama, mereka mulai menempati kelab malam Heaven lewat relasi Pavlo Vyshniakov, sang pendiri, pada awal April. Pavlo mengatakan, sebelum menjadi aktor, dia pernah turut berbisnis di dunia hiburan malam sehingga memiliki sejumlah kolega para pengusaha kelab malam, termasuk pemilik Heaven.
”Saya dulu terbiasa dengan dunia malam dan suara musik yang keras. Namun, sekarang dalam gerakan kemanusiaan ini kami sering kali harus bekerja dalam senyap,” ucap Pavlo yang lebih akrab dipanggil Vasya.
Pavlo juga merasa harus berbuat sesuatu dalam perang ini. Ia memanfaatkan relasi dan popularitasnya untuk membantu banyak orang. Sebelum perang, ia salah satu aktor terkenal di Ukraina. Ia memanfaatkan popularitas itu untuk mengajak orang agar mau memberi bantuan kepada korban perang.
Organisasi itu pun dinamai sesuai dengan nama lengkapnya, Pavlo Vyshniakov. Bukan karena dia ingin terkenal. Penamaan itu atas kesepakatan dengan para sukarelawan lain. Popularitas Pavlo, kata mereka, bisa dimanfaatkan untuk menggalang bantuan.
Mau tak mau Pavlo pun bertransisi dari aktor menjadi penanggung jawab organisasi. Sebagai aktor, ia biasanya menerima arahan dari sutradara. Kini, ia harus memimpin banyak orang, mengarahkan mereka, serta mengelola penerimaan dan penyaluran bantuan.
Menurut Pavlo, para insan perfilman, mulai dari sutradara, aktor, aktris, pembuat naskah, hingga penata lampu, sudah terbiasa bekerja sama saat membuat sebuah film. Untuk itu, ketika mereka kini tergabung dalam organisasi amal, tak terlalu sulit mereka bekerja sama demi tujuan kemanusiaan.
”Mereka juga biasa tidur larut, bahkan hingga pagi karena harus bekerja. Saat ini pun kami begitu, tapi ini untuk menyalurkan bantuan,” ucap Pavlo.
Menurut Yasya, organisasi Pavlo Vyshniakov menerima bantuan dalam bentuk apa pun yang dapat disalurkan untuk korban perang maupun para tentara yang sedang bertempur. Mereka juga menerima bantuan dalam bentuk uang. Jika ingin membantu korban perang, lewat organisasi ini dapat mengontak akun Instagram mereka, vyshniakov.cf atau melalui surat elektronik vyshniakov.cf@gmail.com.
Perang mengubah segalanya. Kehidupan manusia yang menjadi korban perang dapat berubah 180 derajat karena kehilangan banyak hal, mulai dari keluarga, harta benda, hingga tempat tinggal. Kondisi ini memantik simpati siapa pun untuk berbuat. Para insan perfilman yang tergabung dalam Organisasi Pavlo Vyshniakov ini menunjukkan bahwa manusia dari latar belakang apapun dapat berbuat untuk kebaikan.
Mereka menempati kelab malam Heaven, yang sebelumnya surga bagi para pencinta hiburan malam di Kyiv. Kini Heaven—sesuai namanya—juga masih menjadi ”surgav. Hanya, telah bersalin rupa menjadi ”surga” yang menampung bantuan bagi pengungsi maupun tentara Ukraina di garis depan.
--------
Serial lainnya liputan khusus Perang Ukraina-Rusia: