Ancaman serangan Rusia belum lepas dari Kyiv, ibu kota Ukraina. Warga setempat telah beradaptasi dengan situasi baru penuh ancaman perang yang menyelimuti kehidupan mereka sehari-hari.
Oleh
HARRY SUSILO DAN KRIS MADA DARI KYIV, UKRAINA
·5 menit baca
KYIV, KOMPAS – Sebagian warga di Kyiv, ibu kota Ukraina, berusaha beradaptasi dan hidup dengan kenormalan baru. Upaya itu terjadi kala negara tersebut masih terus digempur Rusia tanpa henti sejak 24 Februari 2022.
Kenormalan baru dengan adaptasi baru itu terlihat di kota Kyiv, Rabu (8/6/2022) sore waktu setempat. Pusat perbelanjaan, restoran, dan kios-kios yang sudah beroperasi mulai dipadati warga setempat. Di Mal Guliver, tak jauh dari pusat kota Kyiv, misalnya, warga memenuhi sebuah pasar swalayan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Sebagian lagi hanya cuci mata di mal tersebut.
Di sekitar Mal Guliver, restoran dan kedai makanan juga dipenuhi warga. Sebagian mereka duduk-duduk santai di luar kedai. Sebagian warga lainnya beraktivitas dengan bersepeda atau sekadar jalan-jalan sore di pusat keramaian publik seperti di Lapangan Kemerdekaan atau Maidan Plaza.
Situasi yang berangsur normal di Kyiv itu membuat warga juga mulai kembali dari tempat mereka mengungsi. Victoria (19), warga yang berdomisili di Kyiv, mengakui, dia mulai kembali ke Kyiv pada 1 Juni lalu setelah mengungsi sejak awal Maret ke Provinsi Vinnytsia, selatan Provinsi Kyiv.
Dia mulai kembali ke Kyiv karena sudah merasa aman. ”Dulu saya sempat tidak menyangka akan ada serangan ke Ukraina, tetapi sekarang mulai terbiasa,” kata Victoria yang bekerja sebagai pemandu turis di Lapangan Maidan.
Begitu juga Sergei (26), warga Kyiv, yang kembali ke kotanya pada akhir April 2022 setelah mengungsi sementara selama 1,5 bulan. Sergei mengaku mulai beradaptasi dengan situasi perang di Ukraina. ”Lagi pula saya yakin tidak akan ada serangan lagi ke Kyiv. Mungkin ke kota lain,” ujarnya.
Peringatan serangan
Meski demikian, situasi Kyiv belum lepas dari perang. Pada Minggu (5/6/2022), misalnya, rudal-rudal jelajah Rusia menggempur salah satu lokasi di kota itu. Pada Rabu (8/6/2022), juga muncul peringatan serangan Rusia. Peringatan ini disiarkan Pemerintah Kota Kyiv, pukul 16.22 waktu setempat atau pukul 20.22 WIB.
Informasi ini disiarkan melalui sejumlah aplikasi di ponsel. Sebagian aplikasi itu dibuat, antara lain, oleh Pemerintah Ukraina, perusahaan keamanan, dan perusahaan kereta api. Meski demikian, tak ada sirene berbunyi.
Pada hari-hari awal serangan Rusia, peringatan serangan udara berupa sirene kerap terdengar di berbagai penjuru kota. Selepas sirene berbunyi, biasanya warga berbondong-bondong menuju tempat perlindungan. Hal itu, antara lain, terungkap dalam laporan harian Kompas, beberapa bulan lalu.
Kala itu, Kompas melaporkan kesaksian sejumlah warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Ukraina. Menurut mereka, setiap kali ada sirene, orang-orang bergegas menuju tempat perlindungan. Lokasinya bisa berupa stasiun kereta bawah tanah atau ruang bawah tanah (rubanah) di gedung-gedung. Tak lama setelah sirene, terdengar desingan diikuti ledakan.
Di Wisma Duta Indonesia dan Gedung Kedutaan Besar RI di Kyiv juga terdapat ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah di Wisma Duta dilengkapi jalan masuk dari dalam dan luar wisma. Ada empat lemari es dan dua kompor di ruang bawah tanah Wisma Duta. Dari empat lemari es, tiga berfungsi sebagai pembeku makanan dan satu lagi untuk pendingin.
Wisma Duta Indonesia di Kyiv saat ini masih kosong. Pemerintah Indonesia menginstruksikan evakuasi seluruh staf KBRI Kyiv pada Maret lalu. Perintah itu dikeluarkan setelah semua warga Indonesia yang mau dievakuasi sudah keluar dari Ukraina.
Kini, KBRI Kyiv kembali mulai beroperasi. Kuasa Usaha ad interim KBRI Kyiv, Torang Pakpahan, juga sudah berkantor di sana. Torang ditunjuk memimpin KBRI Kyiv setelah Duta Besar RI di Kyiv Ghafur Dharmaputra meninggal saat berada di Jakarta pada 12 Mei 2022.
Jejak perlawanan
Hingga Rabu sore, tidak terdengar sirene. Tidak ada pula alarm dari aplikasi yang dikembangkan Pemkot Kyiv. Berbeda dengan peringatan yang hanya berupa teks, alarm disampaikan dengan suara. Karena itu, banyak orang tetap lalu lalang atau sekadar duduk di dekat Lapangan Kemerdekaan atau lebih dikenal sebagai Maidan Plaza Kyiv.
Di lokasi tersebut, sisa persiapan menghadapi serangan Rusia masih terlihat sekaligus memperlihatkan jejak-jejak perlawanan Ukraina terhadap pasukan militer Moskwa. Rusia menarik pasukannya, awal April, dan hingga kini memfokuskan serangan di Donbas, wilayah timur Ukraina.
Di sebagian sisi Maidan Plaza itu masih terpasang besi perintang tank atau dikenal juga sebagai Landak Ceko. Karung-karung pasir yang biasa digunakan sebagai dinding kubu pertahanan sementara juga masih tersusun di beberapa bagian lapangan. Ada karung pasir tersusun di tengah lapangan. Sebagian disusun sehingga membentuk kata ”HELP US”.
Di dekat karung itu ada bendera sejumlah negara. Di bawah bendera terpasang poster dengan pesan yang intinya Ukraina meminta bantuan senjata dan milisi dari negara lain.
Di samping bendera-bendera itu ada akses menuju stasiun kereta bawah tanah. Akses itu ditutup dengan balok-balok beton. Stasiun itu dekat dengan Istana Kepresidenan Ukraina. Karena itu, akses ke sana ditutup.
Pembatasan akses juga terlihat di kompleks Kantor Wali Kota Kyiv. Gerbang kompleks hanya bisa dilewati satu kendaraan. Di sekitar gerbang masih tersusun karung-karung pasir untuk kubu pertahanan.
Aparat bersenapan dan berpistol juga masih terlihat di berbagai penjuru Kyiv. Di dekat pusat perbelanjaan ada aparat berpistol dan bersenapan. Meski demikian, tidak ada patroli.
Di stasiun antarkota Kyiv, tempat kereta api dari Polandia berhenti, juga terlihat aparat bersenapan. Pemandangan petugas patroli bersenapan dan berpistol sudah terlihat sejak di dalam kereta dari Polandia menuju Kyiv. Senapan dipegang dengan kedua tangan dan jari dekat pelatuk, pistol tetap disarungkan.
Petugas pemeriksa paspor juga berpistol. Mereka berkeliling kereta sejak kereta melintasi perbatasan Polandia-Ukraina. Sembari membawa mesin pembaca data paspor, mereka meminta paspor dan dokumen terkait untuk membuktikan identitas dan izin masuk Ukraina.