Dari Garis Depan, Presiden Ukraina Serukan Pasukan Tetap Bertahan
Kunjungan Zelenskyy ke garis depan pertempuran memberikan pandangan langsung atas situasi yang sedang terjadi. Wilayah timur Ukraina masih menjadi titik panas pertempuran Ukraina dengan pasukan Rusia.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
LYSYCHANSK, SENIN — Pasukan Ukraina mengklaim telah merebut kembali separuh wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan pasukannya untuk bertahan saat berkunjung ke kota-kota di dekat garis depan pertempuran.
Gubernur wilayah Luhanks Sergiy Gaidai, Senin (6/6/2022), mengatakan, capaian pasukan Ukraina di kota Sievierodonetsk mengindikasikan langkah maju setelah pada awalnya tampak di ambang kekalahan. ”Tentara telah merebut separuh Sievierodonetsk dan terus bergerak maju,” katanya dalam unggahan di Telegram.
Namun, ia memperingatkan, Rusia tampaknya akan membalas dengan aksi besar-besaran. Wilayah timur, yang mencakup Luhansk dan Donetsk, menjadi fokus pertempuran pasukan Rusia sejak April. Namun, pada Minggu kembali, Rusia menghantam Kiev dengan rudal setelah beberapa pekan tidak mengusik ibu kota Ukraina itu.
Zelenskyy mengunjungi kota Lysychansk, tetangga seberang Sungai Sievierodonetsk. Dia juga mengunjungi Bakhmut, kota di sebelah barat daya wilayah Donetsk dan berbincang dengan para tentara. ”Saya berterima kasih atas kerja hebat kalian, atas tugas kalian melindungi kami semua, negara kita. Saya bangga dengan setiap orang yang saya temui, saya jabat tangannya, yang berbicara dengan saya, yang saya dukung,” ujar Zelenskyy.
Di kota Zaporizhzhia di wilayah tenggara, Zelenskyy bertemu penduduk Mariupol yang berhasil meninggalkan kota yang hancur akibat serangan Rusia. ”Setiap keluarga punya ceritanya sendiri. Kebanyakan tanpa kaum pria. Suami seseorang pergi berperang, seseorang ditahan, seseorang, sayangnya, meninggal. Sebuah tragedi. Tidak ada rumah, tidak ada orang-orang tercinta. Namun, kita harus terus hidup untuk anak-anak kita. Pahlawan sejati, mereka ada di antara kita,” katanya.
Kunjungan Zelenskyy ke garis depan pertempuran memberikan pandangan langsung atas situasi yang sedang terjadi. Sejumlah pengamat menilai, kunjungan itu juga memberikan dorongan moral bagi pasukannya dan menunjukkan kepercayaan penuh pada pasukannya.
Bentuk dukungan lain yang diminta Zelenskyy adalah persenjataan dari negara-negara, terutama AS dan sekutunya, guna menghadapi serangan Rusia. Senjata itu, menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, diperlukan sampai Moskwa dikalahkan.
Pekan lalu, AS menyatakan akan menyuplai Ukraina dengan sistem rudal canggih. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putih memperingatkan, pasokan senjata jarak jauh yang dijanjikan atau diberikan pada Ukraina akan mendapatkan balasan dari Rusia dengan target-target di tempat lain.
Meski demikian, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan London telah berkoordinasi dengan Washington untuk mengirimkan sistem roket yang diluncurkan berkali-kali (MLRS). Peluncur M270 bisa mengenai target berjarak hingga 80 kilometer dengan roket berpemandu presisi.
Meski telah menjatuhkan berbagai sanksi atas Rusia, Barat masih terbelah tentang bagaimana bertindak, terutama berdialog dengan Rusia. Apalagi negara-negara Eropa sangat bergantung pada suplai energi dari Rusia.
Menurut Kiev, kini Rusia menguasai seperlima wilayah Ukraina dan memblokade pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam. Langkah itu memicu kekhawatiran terjadinya krisis pangan global karena gandum dari pelabuhan-pelabuhan itu tertahan dan tidak bisa diekspor ke banyak negara. (AFP/REUTERS)