Kisah Kyra dan Yarina di Depan Gereja St Michael (Bagian 7)
Perang telah memisahkan anak dan bapak. Jejak kengerian yang dipajang di lapangan di depan sebuah gereja di Kyiv mengungkap pilu dan harapan agar perang segera berakhir.
Oleh
KRIS MADA DAN HARRY SUSILO DARI KYIV, UKRAINA
·5 menit baca
Kyra dan Yarina berjalan sembari memandangi bangkai kendaraan lapis baja dan tank Rusia yang dipajang di lapangan depan Gereja St Michael, kota Kyiv, Ukraina, Sabtu (11/6/2022) siang waktu setempat. Mereka terenyak ketika melihat rongsokan kendaraan militer Rusia yang dihancurkan tentara Ukraina itu.
”Mengerikan. Namun, ini menunjukkan tentara kami bekerja untuk menyelamatkan nyawa kami,” kata Kyra. Sejak perang meletus pada 24 Februari 2022, Kyra dan keluarga tidak pernah mengungsi keluar dari Kyiv. Namun, melihat situasi Kyiv saat ini, dia agak lega karena sudah merasa aman.
Kyra dan Yarina adalah murid siswa menengah atas di Kyiv. Kedua ayah mereka turut berperang di garda depan untuk mempertahankan kedaulatan Ukraina. Melihat kehancuran kendaraan perang Rusia di lapangan Gereja St Michael tersebut, mereka menyelipkan doa bagi ayah mereka yang bertempur di Ukraina timur, agar selamat dan bisa segera berkumpul lagi dengan keluarga.
Sabtu siang itu, Kyra menemani Yarina yang baru dua hari tiba di Kyiv, yang sebelumnya mengungsi ke Vienna, Austria. ”Saya ingin bertemu dengan ayah saya,” ucap Yarina, mengungkapkan alasannya kembali ke Kyiv.
Setiap hari, memang, ayahnya masih terus menelepon atau setidaknya mengirimkan pesan singkat. Ia tidak ingat pasti kapan ayahnya meninggalkan Kyiv, lalu bergabung di garis depan. Seperti banyak pria Ukraina, ayah Kyra juga terkena wajib militer.
”Semoga ayah selamat dan bisa segera pulang,” kata Yarina.
Berbeda dengan Yarina, Kyra dan ibunya memilih tetap di Kyiv selama perang. Sebelum melihat bangkai kendaraan perang di lapangan Gereja St Michael, ia merasa perang begitu jauh. Pameran di depan gereja membuatnya merasa perang begitu dekat dan kengerian begitu terasa.
Meski ngeri, Kyra mengaku ada sedikit kelegaan saat bertandang ke pameran itu. Rongsokan peralatan perang itu menunjukkan tentara dan milisi Ukraina bisa menghadapi Rusia. Fakta itu memberikan rasa aman kepada Kyra.
Sejak beberapa waktu lalu, Pemerintah Ukraina membuat ”Pameran Perang Kemerdekaan” di lapangan depan Gereja St Michael. Benda yang dipamerkan adalah sejumlah tank dan kendaraan perang Rusia yang dihancurkan tentara Ukraina. Ada juga peluncur rudal pertahanan udara yang rusak serta mobil antiranjau untuk mengangkut pasukan yang telah lantak. Kendaraan perang tersebut hancur akibat pertempuran di sejumlah kota di Ukraina.
Selain itu, ada juga dua mobil pribadi. Satu mobil tetap terlihat bentuk dan warnanya. Satu lagi hangus terbakar. Semua itu mobil pengungsi yang rusak akibat perang Ukraina-Rusia.
Seperti juga Kyra dan Yanira, banyak warga Kyiv memanfaatkan waktu akhir pekan mereka untuk berkunjung ke lapangan Gereja St Michael. Sebagian dari mereka berswafoto dengan latar belakang kendaraan perang yang hancur. Ada juga yang bahkan menaiki tank rusak dengan membawa bendera Ukraina untuk difoto.
Kyiv
Gereja St Michael yang dikenal dengan kubah emas dan menara dengan lonceng beragam nada itu berada di pusat Kyiv. Gereja dan lapangan itu salah satu dari banyak bangunan dan fasilitas umum yang tak tersentuh perang.
Kota Kyiv yang luasnya 839 kilometer persegi, atau melampaui luas DKI Jakarta, menjadi ibu kota Ukraina. Kota itu terbagi menjadi dua bagian yang terbelah oleh Sungai Dnipro. Suasana kota Kyiv saat ini sudah berangsur normal dibandingkan sejak pertama kali serangan Rusia ke Ukraina.
Bagian bantaran kanan dari Dnipro merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat ekonomi kota Kyiv. Di kawasan ini ada Istana Presiden, sejumlah kantor kementerian, kantor pemerintah kota, kampus, perkantoran swasta, dan pusat perbelanjaan. Adapun bantaran kiri merupakan pengembangan pembangunan kota Kyiv yang sebagian besar berupa hunian apartemen, industri, dan sejumlah pertokoan.
Mayoritas bangunan di kota Kyiv nyaris tak tersentuh serangan Rusia. Mulai dari kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran swasta, stasiun, terminal, hingga bangunan-bangunan tua peninggalan Uni Soviet masih berdiri utuh dan tanpa kerusakan apa pun.
Kendati Rusia gencar melancarkan serangan udara ke Ukraina, tercatat hanya beberapa kali rudal mengenai kota Kyiv. Pertama adalah bangunan apartemen di Lobanovsky Avenue yang terkena rudal Rusia pada 26 Februari 2022, kemudian pabrik senjata yang berada tak jauh dari Bandara Internasional Kyiv dihantam rudal pada 15 April 2022. Kedua bangunan tersebut berada di sisi bantaran kanan kota Kyiv. Adapun serangan rudal Rusia yang terakhir mengenai bengkel gerbong kereta di Distrik Darnitskiy yang berada di bantaran kiri Kyiv.
Selain menyerang Kyiv lewat udara, pasukan Rusia juga sempat hendak memasuki kota Kyiv dengan menggunakan sejumlah tank. Namun, tentara dan warga Ukraina berhasil menghalau tank-tank, termasuk pasukan Rusia, sebelum mereka mampu memasuki kota Kyiv. Salah satu tank Rusia yang hancur juga dipamerkan.
Waspada
Sejauh ini, Ukraina memang bisa bertahan dari serangan Rusia yang dianggap jauh lebih unggul. Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Oleksandr Motuzianyk, mengungkap potensi Rusia berusaha menyasar Kyiv lagi. ”Potensi itu (upaya Rusia menyerbu Kyiv lagi) tidak mungkin dikesampingkan,” katanya.
Meski demikian, ia optimistis Kyiv bisa menahan serangan Rusia. Sejak Moskwa menarik mundur pasukan dari sekitar Kyiv, lalu memusatkan kekuatan di sisi timur dan selatan Ukraina, Kyiv sama sekali belum mengendurkan pertahanan mereka.
Ukraina tetap menutup total sebagian dari enam jembatan yang menghubungkan bantaran kiri dan bantaran kanan Kyiv. Di jembatan yang tidak ditutup total, Ukraina menempatkan perintang yang dijaga sejumlah orang bersenjata. Dari setiap arah, hanya ada satu kendaraan yang bisa lewat. Padahal, jalanan bisa dilewati total enam kendaraan berdampingan sekaligus, yakni tiga di sisi kiri dan tiga lain di sisi kanan.
Sampai sekarang, di berbagai penjuru Ukraina masih terlihat perintang. Selain besi bersilang yang dikenal sebagai ”landak Ceko”, ada juga perintang berupa tumpukan karung pasir, beton, hingga peti kemas yang diletakkan di tengah jalan.
Siapa pun dilarang merekam video dan gambar di titik perintang yang masih dijaga. Perekaman hanya boleh di titik yang tidak lagi dijaga.
Warga Ukraina, sebagaimana Kyra dan Yarina, berharap, perang segera berakhir dan semua keluarga berkumpul kembali dalam situasi yang damai.