"Lucky Journalism", Ilmu Jurnalistik yang Tidak Bisa Dipelajari
Rasa lelah ditambah kekhawatiran belum mendapat bahan liputan skuter listrik membuat badan lemas. Tiba-tiba, di tengah lalu lalang pengguna KRL, saya melihat ada seorang pengguna skuter listrik. Ah, saya beruntung lagi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F14%2Fd3e27b73-3bff-4193-bbaf-52d69a9d0916_jpg.jpg)
Tim Jelajah Energi dan Vakansi saat keluar dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali, setelah menyeberang dari Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022).
Saya baru saja merampungkan serangkaian tugas sebagai penanggung jawab sekaligus peliput dalam Jelajah Energi dan Vakansi. Proyek konten kolaborasi ini dirancang sejak Juli 2022, dikerjakan September 2022 dan diterbitkan pada Oktober 2022. Seluruhnya berjalan lancar sesuai penyelenggaraan ilahi. Sesuai dengan semangat yang kerap didengungkan Pendiri Kompas, Jakob Oetama: “Providentia Dei”.
Saya dan teman-teman tim Jelajah Energi dan Vakansi sepakat kalau sepanjang liputan kami dilingkupi banyak kemudahan yang kami temukan. Tak hanya kemudahan tetapi juga keberuntungan. Karena itu, kami kerap menyebutnya: liputan yang penuh dengan "lucky journalism".
Mengubah rencana
Semula liputan Jelajah Energi dan Vakansi ini dirancang digelar di Jakarta dan di tiga provinsi lain, Lampung, Jawa Timur, dan Bali. Di tiga provinsi itu, tim Jelajah Energi dan Vakansi akan mendapat tantangan berkeliling untuk bervakansi ke sejumlah destinasi wisata.
Tim akan dibagi menjadi tiga kelompok untuk menyelesaikan misi di masing-masing provinsi. Mereka harus menyelesaikan misi berkeliling destinasi wisata, masing-masing menggunakan satu mobil listrik di waktu yang bersamaan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F05%2F0fa0d252-968d-42cd-8b99-ecb789720ba8_jpg.jpg)
Tim Jelajah EV berswafoto di tengah perjalanan Jakarta-Bali menggunakan mobil listrik, Senin (5/9/2022). Tim ingin membuktikan apakah mobil listrik cukup tangguh diajak berjalan jauh, lintas kota, lintas provinsi hingga menyeberang pulau. Tim juga ingin melihat apakah infrastruktur yang ada saat ini mampu menunjang perjalanan jauh tersebut.
Namun dalam rapat pertama, rancangan itu langsung dikritisi. Redaktur Pelaksana meminta, agar liputan dilakukan dalam sekali jalan dari Jakarta ke Bali. Dengan demikian, tim tidak perlu dipecah menjadi tiga, dan mobil listrik yang dibutuhkan hanya satu.
Awalnya, saya jengkel karena rancangan liputan yang sudah saya siapkan matang harus dirombak. Ini menjadi beban tambahan karena saya harus menyusun kembali linimasa (timeline) liputan dan tema-tema tulisan.
Awalnya, saya jengkel karena rancangan liputan yang sudah saya siapkan matang harus dirombak.
Namun, justru inilah yang menjadi pembuka keberuntungan. Karena rute liputan yang diubah, kami justru bisa berkunjung ke Candi Prambanan di Jawa Tengah, ke PT INKA di Madiun, dan ke Banyuwangi.
Di Prambanan kami menemukan, titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang ada di kawasan wisata Candi Prambanan, Rabu (7/9/2022). Ini tentu sangat cocok dengan semangat liputan kami: mengisi daya listrik sembari berwisata.
Baca juga: Melirik Keuntungan Kendaraan Listrik
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F30%2F15b391a7-a01e-4b18-81c7-b23dd46c6f49_jpg.jpg)
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu (7/9/2022). Penempatan SPKLU di kawasan wisata juga menjadi salah satu fasilitas ketika menuju konvergensi energi bahan bakar kendaraan.
Kami juga beruntung bisa mampir ke Madiun untuk melihat pembuatan bus listrik Merah Putih di Pabrik PT INKA. Bus listrik tersebut akan digunakan di gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. “Saya rasa, Tim Jelajah Energi dan Vakansi harian Kompas merupakan media pertama yang bisa melihat langsung pembuatan bus listrik. Sebelumnya mungkin ada wartawan yang ikut Pak Menteri (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi) waktu kunjungan. Tapi yang datang secara khusus untuk meliput proses pembuatan dari dekat ya baru teman-teman ini,” ujar Sekretaris Perusahaan PT INKA Puguh Dwi Tjahjono, Kamis (8/9/2022).
Beruntung pula kami mampir ke PT INKA. Tanpa mampir di Madiun, kemungkinan besar mobil listrik kami kehabisan baterai di tengah perjalanan Yogyakarta-Surabaya. Di PT INKA pula kami berkesempatan melihat charging station yang pernah digunakan Presiden Jokowi saat meresmikan SPKLU Ultra Fast Charging pertama di Indonesia.
"Ini adalah charging station yang digunakan Pak Jokowi di Bali. Coba cek Foto HL Kompas. Bukan hanya mirip, tapi memang ini charging station-nya. Saya yang memindahkan ke sini,” kata Kepala Divisi Enginering Proteksindo. Kebetulan siang itu Proteksindo sebagai salah satu vendor penyedia charging station sedang memasang charging station untuk PT INKA.
Baca juga: Bus Listrik Merah Putih, Karya Anak Bangsa untuk KTT G20
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F09%2Fee5b30c6-f003-43ec-b64a-2298232d4660_jpeg.jpeg)
Cuplikan halaman utama Kompas 26 Maret 2022 yang menunjukkan foto Presiden Joko Widodo menjajal SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW di ITDC, Nusa Dua Bali.
Perubahan liputan akhirnya membawa kami juga harus melintasi Banyuwangi. Lagi-lagi keberuntungan datang pada kami. Saat tim Jelajah Energi dan Vakansi sarapan di Hotel Santika Banyuwangi, GM Hotel Santika Edy Dwi Sutrisno bercerita tentang fasilitas panel surya yang baru saja mereka pasang di atap Hotel.
“Baru saja kemarin kami resmi mengoperasikan panel surya. Itu membuat kami menjadi Hotel Santika pertama di Indonesia yang mengoperasikan solar panel, karena Santika Radial Palembang baru mengoperasikan besok. Kami juga jadi hotel pertama di Banyuwangi yang memanfaatkan panel surya untuk kelistrikan,” tuturnya, Minggu (11/9/2022).
Informasi tersebut belum kami dengar saat merancang liputan. Tentu ini menjadi “berita dari langit” yang turun tiba-tiba. Tentu ini menjadi keberuntungan bagi kami. “Kalau kami liputan, kami jadi media yang pertama meliput dong pak?” tanya saya meyakinkan. “Oh tentu!” kata Edy.
Baca juga: Ramah Lingkungan Atas Bawah di Santika Banyuwangi
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F14%2F39bcb67c-1cc5-48b8-a0b5-b715a06d0c00_jpg.jpg)
Panel surya yang digunakan sebagai sebagian pemenuhan energi listrik di Hotel Santika Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022). Penggunaan panel surya mampu memberi penghematan operasional listrik konvensional sebesar 25 persen.
Narasumber kunci
Usai dari Banyuwangi, perjalanan Tim Jelajah Energi dan Vakansi melanjutkan perjalanan ke Bali. Berbeda dengan kota-kota transit sebelumnya, di Bali kami tidak mendapat hotel yang sudah menyediakan charging station. Alhasil, kami harus mengisi daya di SPKLU.
ITDC Nusa Dua, Bali menjadi sasaran kami. Selain bisa melihat persiapan KTT G20 yang akan digelar di lokasi tersebut, ada SPKLU 200 kW (ultra fast charging) di sana. “Kita harus nyobain mengecas di sana. Itu SPKLU tercepat se-Indonesia. Belum ada yang kapasitasnya sebesar itu,” tutur Dahono Fitrianto, wartawan Kompas paling senior di Tim Jelajah Energi dan Vakansi.
“Nah, masalahnya sudah bisa dipakai belum Mas? Di sana ada petugasnya enggak ya?” tanya saya ragu. Namun bukan wartawan namanya, kalau hanya berhenti di keraguan. Kami mimilih tetap meluncur ke ITDC untuk membuktikan dan menjawab keraguan tersebut.
Senin (12/9/2022) Tim Jelajah Energi dan Vakansi tiba di ITDC Nusa Dua Bali. Kami langsung menuju lokasi Central Park yang menjadi pusat SPKLU. Di sana kami melihat puluhan SPKLU terpasang dan ada sejumlah pekerja yang merampungkan pembangunan.
Baca juga: Puluhan SPKLU Sudah Terpasang untuk KTT G20 di Bali
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F12%2F845e5bcd-46d0-4aa8-9b81-066ab3fad371_jpg.jpg)
Beberapa mobil listrik digunakan untuk mencoba pengisian daya oleh para teknisi dari Korea di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang telah terpasang di kawasan International Tourism Deleopment Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali, Senin (12/9/2022).
Di salah satu sisi, kami melihat ada dua mobil listrik di depan SPKLU. Di sekitarnya ada beberapa orang tampak sibuk mengamati charging station. Lagi-lagi keberuntungan berpihak pada kami. Orang-orang tersebut ternyata sedang melakukan pengujian SPKLU.
“Saya Arief Prawiro Utomo dari PLN. Saya PIC SPKLU PLN se-Bali,” ujar salah satu orang yang kami tanyai. Ia mengenalkan diri saat kami hendak mengisi daya mobil.
Mendengar perkenalan Arief, Tim Jelajah Energi dan Vakansi hanya bisa saling pandang dan tersenyum. “Duh Gusti… Bejo tenan iki. (Ya Tuhan, beruntung sekali.),” ujar saya dalam hati. Berkat perjumpaan yang tak terduga itu, kami mendapat banyak informasi tentang aneka kendaraan listrik dan penyediaan infrastruktur untuk gelaran KTT G20.
Kakak kelas
Bali memang menjadi ujung perjalanan tim Jelajah Energi dan Vakansi. Namun, liputan tetap dijalankan untuk mewawancarai beberapa narasumber di Jakarta. Beberapa hari setelah tim kembali ke Jakarta, Dahono Fitrianto, wartawan Kompas yang biasa meliput isu otomotif, menawari saya untuk ikut media experience bersama Wuling Air EV. Tawaran tersebut tentu saya terima dengan senang hati karena bakal menjadi tambahan untuk bahan tulisan.
Senin (19/9/2022), saya mendatangi undangan Wuling untuk menjajal mobil listrik mungil itu. Usai menjalani tes usap, panita meminta saya untuk mengisi daftar hadir. Tiba-tiba saja ada yang menepuk pundak saya dan memanggil saya dengan nama panggilan zaman SMA.
“Kowe mesti lali ro aku,” kata pria yang menyapa saya. Saat saya masih mencoba mengingat-ingat, dia membuka maskernya. Saya pun berseru menyapanya.
Baca juga: Wuling Air EV, Si Mungil Solusi Kemacetan yang Ramah Lingkungan
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F23%2F4c76de14-820b-4703-bf6f-d47cb11beb7d_jpg.jpg)
Danang Wiratmoko Product Planing Wuling Motors Indonesia menjelaskan tentang fitur-fitur yang ditanamkan di dalam mobil Wuling Air EV di Wuling Center, Jakarta, Jakarta, Senin (19/9/2022). Melalui Wuling Air EV, Wuling ingin memprakarsai mobil listrik yang terjangkau, mendukung green energy dan jadi solusi untuk masalah lalu lintas perkotaan.
Saya langsung menyebut paraban atau panggilan akrab untuk kakak kelas saya Danang Wiratmoko. Kami pun lantas ngobrol, saling bertanya kabar. Ia menyebut, sekarang bekerja di Wuling. Ia sudah tahu saya akan datang karena ia mendapat daftar nama wartawan yang akan ikut di acara media experience.
Tak sempat kami mengobrol panjang lebar, acara harus dimulai. Saat acara, Danang duduk di samping saya. Di tengah acara, pembawa acara mempersilahkan Product Planning Wuling untuk memaparkan fitur-fitur yang ada di Wuling Air EV.
“Sik yo…,” kata Danang izin permisi. Wah ternyata dia orang penting di Wuling yang turut merancang fitur-fitur yang tepat untuk pasar Wuling di Indonesia.
Lagi-lagi ini menjadi sebuah keberuntungan bagi kami. Saya akan dapat dengan mudah untuk wawancara dan mendapat informasi tentang mobil listrik dari Danang. Benar saja, saat ada kebutuhan informasi tambahan jelang deadline, Danang sangat responsif bisa menjawab pertanyaan dari Tim Jelajah Energi dan Vakansi.
Baca juga:- Catatan Perjalanan Tim Jelajah EV Bagian 1 (Jakarta-Yogyakarta)
- Catatan Perjalanan Tim Jelajah EV Bagian 2 (Yogyakarta-Surabaya)
- Catatan Perjalanan Tim Jelajah EV Bagian 2 (Surabaya-Bali)
Pertemuan tak sengaja
Saat tenggat waktu penerbitan semakin dekat, kami masih memiliki satu tema yang belum tergarap. Tema itu ialah tema kendaraan listrik kecil pribadi. Kami merancang liputan itu akan mengulas para pengguna skuter atau otopet listrik sebagai trasportasi harian.
Sebenarnya, saya beberapa kali melihat ada pengguna skuter listrik di Stasiun Rawa Buntu. Namun, saat dibutuhkan, para pengguna skuter listrik itu justru tak pernah saya temui lagi.
Hingga pada akhirnya, Senin (26/11/2022) hujan deras mengguyur Palmerah memaksa saya pulang malam. Rasa lelah ditambah kekhawatiran belum mendapat bahan liputan membuat badan lemas. Dengan langkah gontai, saya pulang ke rumah menggunakan KRL. Setibanya di Stasiun Rawa Buntu, di tengah lalu lalang pengguna KRL, saya melihat ada seorang pengguna skuter listrik yang juga baru saja turun.
Baca juga: Skuter Listrik, Mobilitas Jarak Pendek nan Eksentrik
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F19%2F91dad982-b5fb-42d3-a6da-26dbae5826b0_jpeg.jpg)
Mengenakan helm di kepala dan skuter listrik yang telah dilipat di sisinya, Eggie Herdianto (37) berdiri di dalam KRL, di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Eggie menggunakan skuter listrik untuk mobilitas sehari-hari terutama untuk berangkat dan pulang kerja dari rumahnya di Gunung Sindur ke kantornya di Bekasi.
“Gusti Allah, kok aku bejo meneh. (Tuhan, aku kok beruntung lagi),” ujar saya dalam hati sambil tersenyum.
Tanpa ragu, langsung saya dekati pemilik skuter listrik itu. Saya langsung mengenalkan diri dan menyampaikan maksud perkenalan tersebut. Di sanalah saya bertemu dengan Eggie Herdianto, pengguna skuter listrik yang hampir tiap hari melakukan mobilitas dari rumahnya di Gunung Sindur ke kantornya di Bekasi.
“Saya juga tergabung di komunitas Scooter to Work. Kebetulan kami mau gathering minggu depan. Kalau teman-teman Kompas berkenan, silahkan datang,” tuturnya ramah.
Nah! Tumbu oleh tutup kalau kata orang Jawa. Cocok! Lagi-lagi Dewi Fortuna berpihak pada kami. Berkat pertemuan itu, kami mendapatkan banyak informasi dan cerita tentang para pengguna skuter listrik. Liputan kami pun menjadi lengkap, ada mobil dan motor listrik, ada angkutan masal listrik, ada pula skuter listrik.
Berbagai keberuntungan ini dirasakan dan disepakati oleh anggota tim yang lain. “Lucky journalism benar-benar menauingi kita mas. Bagaimana caranya biar bisa beruntung terus?” tanya Melati Mewangi, wartawan Kompas yang ikut dalam Tim Jelajah Energi dan Vakansi.
Pertanyaan itu tidak mudah dijawab. Keberuntungan itu memang tidak bisa dipelajari, hanya bisa dirasakan dan disyukuri. Saya yakin, banyak wartawan yang juga punya pengalaman “keberuntungan” dalam liputan-liputannya.
Saya hanya bisa meng-iyakan kata-kata Pak Jacob Oetama pendiri Kompas. Percayalah pada "Providentia Dei", penyelenggaraan ilahi.
Jadi, keberuntungan apa yang sudah Anda rasakan hari ini?
Mainkan juga: Simulasi Membawa Mobil Listrik dari Jakarta ke Bali