Puluhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Sudah Terpasang untuk KTT G20 di Bali
Kendaraan listrik akan dilibatkan dalam pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali. Sejumlah peranti pendukung berupa stasiun pengisian kendaraan listrik dipasang untuk kegiatan itu.
Oleh
DEFRI WERDIONO, MELATI MEWANGI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Penyiapan energi dan kendaraan ramah lingkungan untuk Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Nusa Dua, Bali, pada November 2022 dikebut. Sejauh ini, puluhan stasiun pengisian kendaraan listrik umum telah terpasang di sejumlah lokasi. Menurut rencana, dalam perhelatan itu bakal digunakan 636 mobil dan 200 sepeda motor listrik.
Salah satu persiapan dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Bali, Senin (12/9/2022). Bersama rekanan, PLN tengah memasang stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di sentral parkir Indonesia Tourism Development Corporation di Nusa Dua. Total ada 36 SPKLU yang diletakkan pada dua lokasi berdekatan di tempat itu. Selain itu, dipasang juga 28 SPKLU di Kempinski. PLN juga menyiapkan dua unit charger mobile.
”Baik SPKLU maupun (charger) yang mobile berkapasitas 200 kW (kilowatt) atau ultrafast charging,” ujar R Arief Prawiro Utomo, Penanggung Jawab SPKLU PLN Bali, di Bali, Senin.
Sejauh ini, Arief mengatakan, pemasangan SPKLU sudah mencapai 90 persen dan bakal beroperasi penuh pada akhir September. Menurut rencana ada 636 mobil dan 200 sepeda motor yang dilibatkan dalam acara akbar itu.
Melalui peranti ini, lanjut Arief, kendaraan listrik delegasi dan pendukung konferensi bisa terisi penuh dalam waktu relatif singkat, yakni 40 menit. Durasi ini lebih cepat dibandingkan dengan pengisian di SPKLU biasa, seperti di jalur pantura Jawa, yang berkapasitas 7-60 kW.
”Kami juga memasang 200 home charging 7 kW di Nusa Dua. Charging itu ditempatkan di hotel-hotel selama perhelatan berlangsung untuk sepeda motor dan mobil listrik yang membutuhkan,” katanya.
Selain untuk KTT G20, lanjutnya, PLN Bali juga telah memasang 20 SPKLU di 15 lokasi sejak setahun lalu. Berkapasitas 25 kW dan 50 kW, keberadaannya diperuntukkan bagi masyarakat umum, termasuk wisatawan.
Soon Lee, Kepala Perwakilan SK Signet Indonesia, pihak ketiga pemasangan charger, mengatakan, telah memasang 36 SPKLU untuk KTT G20 di Bali. Kapasitasnya masing-masing 200 kW. Selain di Indonesia, Signet telah memasang alat yang sama di sejumlah negara dengan kapasitas hingga 350 kW.
Sementara itu, PT Industri Kereta Api (Inka) di Madiun, Jawa Timur, juga sudah membuat 30 bus listrik Merah Putih untuk KTT G20. Dua bus sudah dikirim ke Bali. Pada minggu ini, delapan bus akan dikirim dan 20 bus lainnya menyusul pada awal Oktober.
”Kita berjuang keras menyukseskan program pemerintah, termasuk peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” ucap Direktur Operasi PT Inka I Gede Agus Prayatna.
Pembuatan bus listrik Merah Putih melibatkan konsorsium perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, dan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Bus listrik Merah Putih merupakan generasi kedua pengembangan bus listrik oleh Inka. Komponen baterainya berasal dari dalam negeri bermerek ABC dan dirangkai PT Inka bersama ITS. Setelah KTT G20 usai, bus bakal didistribusikan ke Bandung dan Surabaya.
Pengajar ITS, Muhammad Nur Yuniarto, mengatakan, hampir 50 persen komponen baterai dan motor bus itu memenuhi bobot TKDN. Bahkan, semua komponen baterainya berasal dari dalam negeri.
Menurut Nur, sudah saatnya Indonesia menjadi produsen, bukan hanya pengguna. Untuk itu, kerja sama dalam bidang pengembangan dan riset perlu diperbanyak. Harapannya, produk-produk dalam negeri mampu bersaing dan memiliki kualitas unggul.