Wuling Air EV, Si Mungil Solusi Kemacetan yang Ramah Lingkungan
Dimensinya membuat Wuling Air ev dijuluki mobil mungil. Di satu sisi, dimensi itu membuat mobil tersebut tampak unik. Di sisi lain, muncul keraguan, apakah mobil tersebut nyaman untuk dikendarai atau bahkan ditumpangi?
Oleh
ANGGER PUTRANTO, ALBERTUS KRISNA
·5 menit baca
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Sejumlah Wuling Air ev dipamerkan di lahan parkir Stasiun BNI Sudirman, Jakarta, Senin (19/9/2022). Melalui Wuling Air ev, Wuling ingin memprakarsai mobil listrik yang terjangkau, mendukung green energy, dan jadi solusi untuk masalah lalu lintas perkotaan.
Kemacetan Jakarta pada Senin (19/9/2022) pagi tidak jadi masalah bagi sembilan mobil listrik Wuling Air ev. Mereka melintas senyap, nyaris tanpa suara di tengah ingar bingar suara klakson dan deru mesin kendaraan lain. Perjalanan dari Kebayoran di Jakarta Selatan hingga Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta Utara, dan kembali ke kawasan Senayan di Jakarta Pusat menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Wuling Air ev memiliki dimensi panjang 2,9 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,6 meter. Dengan ukuran itu, tak heran bila julukan mobil mungil disematkan pada mobil keluaran pabrikan asal China itu. Di satu sisi, dimensi itu membuat mobil tersebut tampak unik. Di sisi lain, muncul keraguan, apakah mobil tersebut nyaman untuk dikendarai atau bahkan ditumpangi? Terlebih untuk pengemudi atau penumpang berbadan besar.
Kekhawatiran itu terus terngiang dan semakin memuncak saat sudah berhadapan langsung dengan Wuling Air ev. Namun, setelah pintu dibuka dan Kompas masuk ke dalam kabin, kekhawatiran itu langsung luruh.
Untuk pengendara yang bertinggi 168 sentimeter dan berat badan lebih dari 100 kilogram, kabin Wuling Air ev cukup lega. Duduk di kursi pengemudi, head room dan leg room masih sangat lega. Kemudi yang kecil membuat jarak tubuh ke kendali tetap nyaman. Sayangnya, tidak ada fitur untuk mengistirahatkan kaki kiri.
Wuling Air ev ketika melintas di Jalan Tol di Jakarta, Senin (19/9/2022). Keraguan mobil akan limbung ketika dibawa melaju di jalan tol tidak terbukti karena ground clearance yang rendah dan penempatan baterai di lantai mobil. Melalui Wuling Air ev, Wuling ingin memprakarsai mobil listrik yang terjangkau, mendukung green energy, dan jadi solusi untuk masalah lalu lintas perkotaan.
Di kursi penumpang baris depan, ruang kaki amat sangat lega. Bahkan saat kursi diatur di posisi terdepan, kaki dan lutut masih dapat bergerak dengan leluasa. Di bangku penumpang baris belakang, ruang kaki dan ruang kepala juga masih cukup. Saat bangku baris depan diatur di posisi paling belakang, kaki penumpang juga tidak terhalang kursi di depannya.
Namun, harus diakui, secara fungsionalitas, tidak banyak ruang tersisa untuk menyimpan barang-barang bawaan. Bagasi hanya cukup untuk menyimpan dua tas ransel berkapasitas 25 liter. Bila Anda ingin tetap nyaman dengan Wuling Air ev, pilihannya mengajak empat orang masuk ke dalam kabin tanpa barang, atau membawa banyak barang tanpa mengajak banyak orang karena kursi baris kedua harus dilipat.
Keraguan lain yang sempat muncul ialah performa roda berdiameter 12 inci yang menjadi kaki Wuling Air ev. Apakah roda berdiameter kecil ini cukup tangguh untuk bermanuver saat melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol?
Hasil pengujian Kompas, mobil ini cukup stabil kendati memiliki roda kecil. Ground clearance yang rendah, ditambah keberadaan baterai di lantai mobil membuat titik pusat gravitasi mobil menjadi rendah, dan keraguan bahwa mobil mungil ini limbung terpatahkan. Saat dibawa melaju hingga kecepatan 100 km per jam di jalan tol, mobil ini masih anteng.
Wuling Air ev ketika melintas di Jalan Tol di Jakarta, Jakarta, Senin (19/9/2022). Keraguan mobil akan limbung ketika dibawa melaju kencang di jalan tol tidak terbukti karena ground clearance yang rendah dan penempatan baterai di lantai mobil.
Ragu pada ruang kabin dan stabilitas berkendara merupakan hal wajar. Namun, jangan pernah meragukan ketangguhannya memecah kemacetan kota. Postur tubuh Wuling Air ev yang mungil memungkinkan pengendara menyalip dan nyempil di antara kendaraan yang lain.
Terbukti ketika kami mengendarai Wuling Air ev ketika jam sibuk pulang kerja. Perjalanan dari Stasiun BNI City menuju Melawai dapat kami libas dengan gesit dan lebih cepat meski melewati Jalan Jenderal Sudirman yang terkenal selalu macet ketika sore tiba di hari kerja.
Satu hal lagi yang membuat kami takjub dengan mobil ini ialah radius putarnya yang sangat sempit seperti bajaj. Kompas sempat salah jalan ketika berada di kawasan Melawai. Saat mencoba putar balik di jalan dengan lebar sekitar 4 meter, tanpa disangka sekali putaran langsung jadi menggunakan mobil ini.
Tidak hanya itu, mobil ini juga terbilang cukup hemat. Perjalanan Kompas keliling Jakarta dari pagi hingga malam menempuh jarak total 69 km. Melibas jarak sejauh itu, daya baterai dari kondisi penuh hanya turun 37 persen menjadi 63 persen. Dengan kapasitas baterai sebesar 26,7 kWh, artinya Wuling Air ev mampu menempuh jarak rata-rata 7 km per 1 kWh.
Mobil ini memang didesain untuk kota-kota, dan memang untuk aktivitas sehari-hari. Tak usah khawatir kehabisan baterai karena aktivitas perjalanan harian yang tidak lebih dari 300 km masih bisa dilayani oleh si mungil ini. Listrik rumahan berdaya minimum 2.200 watt cukup untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Dengan daya listrik sebesar itu, waktu pengisian baterai dari 20 persen hingga penuh butuh waktu 8,5 jam untuk Wuling Air ev tipe standar dan 11 jam untuk tipe Long Range. Waktu pengisian dapat lebih cepat menjadi 4 jam saja jika daya listrik rumah dinaikkan menjadi 6.600 watt dengan tambahan wall box charging yang bisa dibeli secara terpisah.
Danang Wiratmoko Product Planner Wuling Motors Indonesia menjelaskan tentang fitur-fitur yang ditanamkan di dalam mobil Wuling Air ev di Wuling Center, Jakarta, Jakarta, Senin (19/9/2022). Melalui Wuling Air ev, Wuling ingin memprakarsai mobil listrik yang terjangkau, mendukung green energy, dan jadi solusi untuk masalah lalu lintas perkotaan.
Bagaimana jika kehabisan baterai ketika di luar rumah? Tenang, baterai Wuling Air ev juga dapat diisi di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Hanya saja tidak sembarangan SPKLU, tetapi hanya stasiun yang menyediakan colokan listrik berarus AC dengan nozel Type 2 sesuai spesifikasi mobil ini.
Sejumlah fitur di Wuling Air ev sejatinya sejalan dengan semangat Wuling. Danang Wiratmoko, Product Planner Wuling Motors Indonesia, mengatakan, ”Spirit Wuling yaitu inovasi”. Fokus Wuling turut memprakarsai era mobil listrik di Indonesia. ”Jika ingin pindah mobil listrik, Wuling sudah punya produk yang sangat bagus untuk solusi masalah perkotaan,” ujarnya.
Upaya Wuling untuk mendukung lingkungan yang lebih ”hijau” tak hanya cukup dilakukan dengan meluncurkan Wuling Air ev. Upaya mereka memperkenalkan gaya hidup baru ini juga dilakukan dengan mengajak para wartawan yang menjajal Wuling Air ev menanam Mangrove di Taman Wisata Alam PIK.
Hingga saat uji kendara ini, Wuling Motors Indonesia telah membukukan sekitar 2.500 surat pemesanan kendaraan (SPK) untuk Wuling Air ev. Sebanyak 800 kendaraan di antaranya telah diantarkan ke tangan pemiliknya.
”Kebayakan, mereka yang membeli Wuling Air ev untuk kendaraan keduanya. Sebagian besar memilih tipe Long Range yang fiturnya lebih lengkap. Mereka punya cara tersendiri untuk turut berkontribusi mendukung lingkungan yang lebih sehat bersama Wuling Air ev,” ujar Danang.
Dengan harga di bawah Rp 300 juta, mobil ini memang jadi alternatif mobil listrik yang terjangkau. Bagaimana dengan Anda, kapan Anda beralih ke kendaraan listrik?
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO
Sejumlah Wuling Air ev terparkir di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin (19/9/2022). Melalui Wuling Air ev, Wuling ingin memprakarsai mobil listrik yang terjangkau, mendukung green energy, dan jadi solusi untuk masalah lalu lintas perkotaan.