Di Banyuwangi, Tim Jelajah Energi dan Vakansi beristirahat di Hotel Santika. Guna mendukung konsep pariwisata hijau, hotel ini memasang panel surya dan ”charging station” untuk pengisian daya mobil listrik.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Panel surya yang digunakan sebagai sebagian pemenuhan energi listrik di Hotel Santika Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022). Penggunaan panel surya mampu memberi penghematan operasional listrik konvensional sebesar 25 persen.
Di ujung timur Pulau Jawa, Tim Jelajah Energi dan Vakansi beristirahat di Hotel Santika Banyuwangi, di Banyuwangi, Jawa Timur. Tim seolah kembali mendapat suntikan semangat saat melihat puluhan panel surya terpasang di atap hotel berbintang tiga itu.
Banyuwangi menjadi salah satu kota yang disinggahi tim Jelajah Energi dan Vakansi dalam perjalanan dari Jakarta ke Bali menggunakan mobil listrik. Melalui perjalanan ini, tim ingin membuktikan, apakah mobil listrik bisa dibawa perjalanan jauh sekaligus ingin memastikan sejauh mana infrastruktur pendukung sudah siap untuk perjalanan lintas kota hingga menyeberangi pulau.
Perjalanan ini juga menjadi bagian dari kampanye untuk gaya hidup energi hijau. Kendaraan listrik, entah itu mobil, motor, transportasi masal, ataupun kendaraan kecil, seperti skuter (otopet) listrik, menjadi salah satu bentuk dukungan untuk terciptanya ruang hidup yang lebih baik.
Setelah melintasi perjalanan lebih dari 1.000 kilometer, Tim Jelajah Energi dan Vakansi tiba di ujung timur Pulau Jawa, Sabtu (10/9/2022) malam. Hotel Santika Banyuwangi menjadi salah satu pilihan Tim Jelajah Energi dan Vakansi untuk beristirahat. Pasalnya, hotel bintang 3 ini sudah menyediakan fasilitas stasiun pengisian (charging station).
Pemilihan tempat menginap menjadi salah satu hal penting dalam manajemen perjalanan menggunakan mobil listrik. Pasalnya, tempat bermalam adalah tempat yang tepat untuk mengisi daya kendaraan listrik. Tim Jelajah Energi dan Vakansi bisa mengisi tenaga sembari mengisi daya mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Karyawan Hotel Santika Banyuwangi dengan mengenakan masker, sarung tangan, dan face shield ketika merapikan kamar yang akan digunakan tamu hotel di Banyuwangi, Jumat (12/6/2020). Dalam masa persiapan menuju normal baru, pelayanan hotel mengedepankan fasilitas yang higienis, bersih, sehat, dan nyaman.
Stasiun pengisian
General Manager Santika Banyuwangi Edy Dwi Sutrisno dengan hangat menyambut kedatangan kami di Banyuwangi. Ia juga menjamin, Tim Jelajah Energi dan Vakansi bisa mengisi daya menggunakan fasilitas stasiun pengisian yang sudah ada di Hotel Santika Banyuwangi.
Edy mengatakan, pihaknya sudah memasang fasilitas stasiun pengisian sejak 19 Februari 2021. ”Kami sudah memasang satu port pengisian daya listrik dengan kapasitas 32 Amphere dan beban 7.700 VA. Tamu yang ingin menggunakan fasilitas tersebut tidak akan dikenai biaya tambahan,” tuturnya.
Fasilitas stasiun pengisian tersebut tak hanya diperuntukkan bagi tamu yang menginap. Warga yang hanya sekadar mampir tetap bisa melakukan pengisian daya. Hanya saja ada tarif khusus yang dikenakan.
Mobil listrik yang digunakan Tim Jelajah Energi dan Vakansi harian Kompas mengisi daya di parkiran Santika Hotel Banyuwangi, Minggu (11/9/2022). Hotel Santika Banyuwangi menyediakan fasilitas gratis charging bagi tamu yang menginap.
Warga yang hendak mengisi daya hanya perlu membayar Rp 150.000. Dengan biaya tersebut, pengguna bebas memanfaatkan fasilitas stasiun pengisian bertipe wall box tersebut. Tak perlu khawatir akan mati gaya selama menunggu, karena biaya tersebut sudah termasuk gratis teh/kopi lengkap dengan sejumlah cemilan.
Sayangnya, saat ini Santika Banyuwangi hanya memiliki satu port wall box dengan tipe nozel CCS. Pengisian daya yang lambat tanpa ada alternatif nozel tentu menjadi hambatan saat ada dua atau lebih kendaraan yang ingin mengisi daya secara bersamaan. Selain itu, kendaraan dengan tipe port pengisian daya (port charging) yang berbeda juga menyulitkan pemilik kendaraan.
Edi mengatakan, fasilitas ”Plug & Relax” tak hanya ada di Banyuwangi. Fasilitas serupa dapat dinikmati di jaringan hotel Santika Premier di Slipi-Jakarta, Bintaro, Semarang, Yogyakarta, Gubeng-Surabaya, dan Malang. Selain itu ada di jaringan Hotel Santika Pasir Koja-Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Cirebon, dan Pekalongan.
Panel surya yang digunakan sebagai sebagian pemenuhan energi listrik di Hotel Santika Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022). Penggunaan panel surya mampu memberi penghematan operasional listrik konvensional sebesar 25 persen.
Panel surya
Namun, yang membedakan Santika Banyuwangi dengan Hotel Santika lainnya ialah sumber daya kelistrikannya yang sudah tak lagi bergantung pada listrik dari PLN sepenuhnya. ”Kami baru saja memasang 96 panel surya di atap. Panel itu bisa menghasilkan listrik 51,84 kWp dengan kapasitas inverter 44 kVA,” ungkap Edy.
Pagi itu, Edy mengajak Tim Jelajah Energi dan Vakansi untuk melihat langsung panel-panel yang terpasang. Sebanyak 96 panel itu terbagi di tiga sisi, yakni menghadap utara, selatan, dan barat.
Panel-panel itu menempel di atas genting yang telah diperkuat dengan kerangka baja. Di bawah genting terdapat inverter yang berfungsi mengubah arus listrik agar bisa masuk ke jaringan kelistrikan hotel.
Alat pengubah arus listrik dari panel surya yang terpasang di atap Hotel Santika Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022). Penggunaan panel surya di tempat tersebut mampu menghemat penggunaan listrik konvensional sebesar 25 persen. Gerakan dukungan pariwisata hijau semakin meluas ke sektor-sektor akomodasi wisata, termasuk penggunaan panel surya di tempat penginapan-penginapan.
Edy menyebut, pemasangan panel surya ini merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung green tourism (pariwisata hijau). Ini juga bagian dari penerapan environment, social and governance (ESG) untuk masa depan dan lingkungan yang lebih baik.
Tak hanya bermanfaat untuk lingkungan, pemasangan panel surya juga memberi dampak keekonomisan. ”Kami bisa menghemat 25 persen pengeluaran bulanan untuk kebutuhan listrik,” tuturnya.
Rangkaian panel surya tersebut dapat menghemat hingga 109.594 kWh per tahun. Jumlah itu setara dengan penekanan emisi hingga 102.361 kilogram karbon dioksida (CO2) per tahun.
Edy menyebut, Grup Hotel Santika baru memasang instalasi panel surya di dua hotelnya. Selain di Banyuwangi, program serupa ada di Hotel Santika Radial Palembang.
Pekerja membersihkan permukaan panel surya yang terpasang di atap Hotel Santika Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (11/9/2022). Penggunaan panel surya di tempat tersebut mampu menghemat penggunaan listrik konvensional 25 persen. Gerakan dukungan pariwisata hijau semakin meluas ke sektor-sektor akomodasi wisata, termasuk penggunaan panel surya di tempat penginapan-penginapan.
”Kami bisa mengklaim sesebagai Hotel Santika pertama di Indonesia yang mengoperasionalkan panel surya. Sebab, kami mengoperasionalkan panel surya ini sehari lebih awal dari Hotel Santika Radial Palembang,” ujarnya.
Gelar itu juga layak mereka sandang ketika dibandingkan dengan hotel-hotel lain di Banyuwangi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwasata Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramuda mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah Hotel Santika Banyuwangi yang telah memasang dan mengoperasionalkan panel surya. Menurut dia, hal itu juga sejalan dengan program Kabupaten Banyuwangi dalam mendukung pariwisata hijau.
”Apa yang dilakukan Santika Banyuwangi juga membuat kami bangga. Ini bukti bahwa di Banyuwangi para pelaku wisatanya tidak hanya membangun pariwisata berbasis alam, tetapi juga mewujudkan pariwisata hijau yang mendukung kelestarian lingkungan,” tutur Bramuda.
Ia juga menilai, pelaku pariwisata kini mulai sadar untuk mau mengembangkan wisata alam ke arah pariwisata hijau. Keberadaan fasilitas stasiun pengisian untuk mobil listrik dan panel surya adalah bukti paling nyata.
Warga berwisata di Pantai Grand Watu Dodol, Banyuwangi, Minggu (28/1). Kabupaten Banyuwangi mendapat penghargaan tertinggi kategori Clean Tourist City dalam ASEAN Tourism Standard Award.
Bramuda mengatakan, konsep pariwisata alam dan pariwisata yang mendukung kelestarian lingkungan sedang berkembang dan memiliki pangsa pasar tersendiri.
”Fasilitas-fasilitas seperti yang dikembangkan Hotel Santika Banyuwangi tentu dapat menjadi nilai lebih bagi para pelaku wisata. Sekarang, wisatawan tidak hanya mencari destinasi wisata yang indah, atau tempat istirahat yang nyaman. Para wisatawan juga memikirkan, apakah perjalanan mereka berwisata turut mendukung kelestarian lingkungan atau justru merusak lingkungan,” ujarnya.
Benar yang dikatakan Bramuda, perjalanan Tim Jelajah Energi dan Vakansi sejatinya sejalan dengan semangat pariwisata hijau yang mendukung kelestarian lingkungan. Perjalanan kami tanpa emisi gas buang.
Perjalanan yang menguras tenaga Tim Jelajah Energi dan Vakansi seolah kembali terisi setelah berkunjung ke Santika Banyuwangi yang memiliki sesmangat yang sama dalam mendukung pariwisata hijau.
Kami pun menjadi bersemangat menyelesaikan misi perjalanan menggunakan mobil listrik dari Jakarta ke Bali menggunakan mobil listrik.