40 Hari Meliput Perang Ukraina-Rusia (3): Mengejar Jokowi di Kyiv
Kami masih meliput korban perang di Sumy yang berjarak 330 km dari Kyiv ketika mendapat kepastian tentang kunjungan Presiden Jokowi yang akan dilakukan selepas KTT G7. Kami bergegas meninggalkan Sumy dan kembali ke Kyiv.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Kyiv, Ukraina, untuk menemui Presiden Volodymyr Zelenskyy di saat negara itu sedang berkecamuk perang adalah peristiwa bersejarah.
Terlebih, setelah dari Kyiv, Jokowi juga melawat ke Moskwa, Rusia, bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Tujuannya, mendorong perdamaian antara kedua negara tersebut.
Pada 22 Juni 2022 atau sepekan sebelum muhibah dilakukan, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengumumkan rencana lawatan Presiden Jokowi ke Kyiv dan Moskwa. Jokowi akan bertolak ke Ukraina selepas mengikuti pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Elmau, Jerman.
Sejak perang Ukraina-Rusia meletus pada 24 Februari 2022 dan tidak menunjukkan tanda mereda, harian Kompas telah berencana mengirimkan wartawan untuk meliput pertempuran yang berdampak secara global tersebut.
Saat kami menyusun rencana peliputan, belum terdengar bahwa Presiden Jokowi akan berkunjung ke Kyiv dan Moskwa.
Setelah resmi ditugaskan harian Kompas untuk meliput ke Ukraina, kami mulai mempersiapkan segala hal terkait peliputan tersebut, mulai dari dokumen akreditasi dan visa, asuransi, peralatan perlindungan diri (seperti rompi dan helm antipeluru), peranti komunikasi, survival kit, hingga logistik.
Ketika sedang mempersiapkan keberangkatan ke Ukraina itulah, kami memperoleh informasi tentang rencana kunjungan Presiden Jokowi ke Kyiv. Jika memang Jokowi jadi berkunjung, tentu kami akan meliput. Namun, jika kunjungan itu batal, tentu juga tidak jadi masalah karena bukan materi utama liputan kami.
Pimpinan harian Kompas memutuskan peliputan di Ukraina akan fokus pada isu-isu kemanusiaan dan dampak dari perang tersebut. Dan, peliputan dari lapangan, seperti pernah disebut Sindhunata sebagai ”jurnalisme kaki”, menjadi roh untuk menyajikan laporan jurnalistik khas Kompas.
Kendati demikian, rencana kunjungan Jokowi ke Ukraina tetap akan menjadi suatu peristiwa menarik. Yang jelas, kami menjadikan informasi itu sebagai salah satu bahan pematangan liputan di Ukraina.
Pada Minggu (5/6/2022) malam, saat hendak bertolak ke Warsawa, Polandia, dari Bandara Soekarno-Hatta, kami mendengar informasi bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Kyiv sepertinya hampir pasti terwujud. Namun, tidak jelas kapan dan bagaimana muhibah itu akan dilakukan.
Baca juga : 40 Hari Meliput Perang Ukraina-Rusia (1): Menghitung Risiko
Meski demikian, kami berusaha sebaik mungkin mempersiapkan peliputan lawatan Presiden RI. Tiba di Polandia pada 6 Juni 2022, kami berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Warsawa.
Selain untuk melaporkan kedatangan, komunikasi dengan KBRI Warsawa juga untuk menggali lebih dalam soal rencana lawatan. Atas alasan keamanan, KBRI Warsawa tidak dapat menginformasikan banyak hal soal rencana itu.
Kala tiba di Kyiv, ibu kota Ukraina, pada 8 Juni 2022, kami melanjutkan pencarian informasi lawatan itu di sela terus melaporkan perkembangan perang di Ukraina. KBRI Kyiv saat itu belum berfungsi sepenuhnya.
Duta Besar RI untuk Ukraina Ghafur Dharmaputra meninggal pada awal Mei 2022 di Jakarta. Mayoritas diplomat di KBRI Kyiv pun belum kembali. Seperti banyak kedutaan lain, KBRI Kyiv dialihkan ke negara lain selama beberapa bulan gara-gara meletus perang.
Seperti KBRI Warsawa, KBRI Kyiv juga belum bisa memberikan informasi soal rencana kunjungan Jokowi ke Kyiv. Sembari melakukan peliputan di lapangan sesuai rencana awal, kami terus menggali informasi mengenai kunjungan Jokowi kepada sejumlah pihak.
Baca juga : 40 Hari Meliput Perang Ukraina-Rusia (2): Membujuk Tentara untuk Menerbangkan ”Drone”
Tantangan
Kami menjalin hubungan dengan perwira intelijen Ukraina. Memantau lawatan para kepala negara dan kepala pemerintahan negara lain. Sampai pekan kedua Juni 2022, informasi pasti kunjungan Jokowi belum didapatkan.
Kamis (16/6/2022), ada titik terang soal lawatan itu. Di sela meliput kunjungan pemimpin sejumlah negara Eropa, kami melihat seorang pria berwajah seperti lazimnya orang Indonesia. Seperti kami, pria itu juga berada di Maidan Plaza, pusat kota Kyiv.
Pada beberapa kunjungan Jokowi di Indonesia dan beberapa kali pula di Jakarta, kami pernah melihat pria itu sepintas. Berkaus dan bertopi hitam, pria itu sesekali melirik kami yang sedang berbincang dengan warga. Akhirnya, kami memutuskan menyapa pria itu. ”Sudah selesai, Pak?”
Berkaus dan bertopi hitam, pria itu sesekali melirik kami yang sedang berbincang dengan warga. Akhirnya, kami memutuskan menyapa pria itu. ”Sudah selesai, Pak? ” Pria itu pun terkejut mendengar sapaan kami.
Pria itu pun terkejut mendengar sapaan kami. Tidak berapa lama, pria itu beranjak ke arah Gereja St Michael. Setelah itu, kami menggali informasi dan mendapat kabar, tim aju (pendahulu) kunjungan Presiden RI sudah berada di Kyiv. Mereka menginap di salah satu hotel dekat jalan protokol Kyiv.
Kami masih meliput korban perang Ukraina-Rusia di Sumy, kota yang berjarak 330 kilometer di sisi timur Kyiv, ketika mendapat kepastian mengenai waktu kunjungan Presiden Jokowi ke Kyiv yang akan dilakukan selepas dari KTT G7 di Jerman. Untuk itu, kami bergegas meninggalkan kota itu dan kembali menuju ibu kota Ukraina lewat jalur darat.
Sehari setelah tiba di Kyiv, kami bertemu dengan tim kedua yang tinggal di Wisma Duta Indonesia di Kyiv. Sebenarnya, tim kedua pun awalnya berusaha mengelak bahwa mereka sudah di Kyiv. Setelah kami tunjukkan bukti keberadaan mereka di ibu kota Ukraina itu, mereka akhirnya setuju bertemu di dekat Maidan Plaza.
Baca juga : Menguji Kartu ”Sakti” dan Bertemu Dua Pangeran di Istana Buckingham
Dalam pertemuan itu, kami berjanji tidak akan membocorkan informasi terkait rencana kunjungan hingga Jokowi benar-benar tiba. Karena sudah tahu bagaimana kami memegang teguh kode etik, mereka setuju mengungkap informasi terinci soal rencana kunjungan.
Dari tim aju, kami mendapat informasi waktu pasti kunjungan Presiden Jokowi selama di Kyiv. Hotel Intercontinental di samping Gereja St Michael dipilih sebagai lokasi singgah Presiden beserta rombongan. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung turut mendampingi Presiden Jokowi selama kunjungan.
Rombongan berangkat dari Przemysl, Polandia, pada 28 Juni 2022 malam, dengan kereta api. Sejak perang meletus, kereta dan bus menjadi satu-satunya transportasi masuk dan keluar Ukraina.
Semua bandara ditutup. Bandar Udara Internasional Boryspil dan Bandara Antonov yang berada dekat dengan Kyiv tidak beroperasi karena sudah menjadi sasaran serangan Rusia sejak awal perang meletus.
Baca juga : Dicurigai sebagai Agen Pemasaran Susu Formula
Sejak 27 Juni 2022, kami sudah bertemu sebagian dari tim pendahulu lawatan. Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) RI bolak-balik terlihat di sekitar hotel, Stasiun Besar Kyiv, serta jalan antara hotel dan Istana Mariinsky, yang merupakan Kantor Kepresidenan Ukraina.
Tantangan terbesar, kami belum mendapatkan izin masuk Istana Mariinsky hingga Senin (27/6/2022). Padahal, pertemuan Jokowi dengan Volodymyr Zelenskyy berlangsung di istana tersebut.
Dari Jakarta kami mendapat informasi bahwa pihak Protokol Kepresidenan RI tidak mengizinkan kami untuk meliput di dalam Istana Mariinsky dan lokasi lain tempat Jokowi berkunjung di Kyiv.
Karena sudah dipastikan pejabat Indonesia yang melarang, kami pun mulai menjalin komunikasi dengan pejabat di Istana Kepresidenan Ukraina. Seperti semua jurnalis asing yang masuk Ukraina, data kami sudah ada di Pemerintah Ukraina. Pendaftaran peliputan ke istana hanya untuk memastikan kehadiran.
Ternyata, pejabat Istana Kepresidenan Ukraina menyambut baik saat kami berkomunikasi dan menyatakan akan meliput pertemuan Presiden Jokowi dan Zelenskyy di Istana Mariinsky. Mereka menegaskan, jurnalis dari negara asal tamu kepresidenan memang diberi prioritas meliput. Akhirnya, kami terdaftar sebagai peliput kunjungan Jokowi di Mariinsky.
Baca juga : Menyelami Tragedi Kemanusiaan, Mengabarkan Sekecil Apa Pun Upaya Perdamaian (Bagian 1)
Wawancara khusus
Rabu (29/6/2022) pukul 04.30 waktu Kyiv, setelah sikat gigi, cuci muka, dan berganti baju, kami memulai liputan awal. Kami memecah lokasi liputan, satu di sekitar Hotel Intercontinental, satu lagi di jalan antara Stasiun Besar Kyiv dan hotel dan di sekitar Maidan Plaza.
Di Hotel Intercontinental, kami melihat pejabat dan Paspampres RI semakin sibuk. Sebagian anggota Paspampres RI berpakaian loreng, sisanya berseragam hitam. Mereka menyandang senapan.
Di Indonesia sekalipun, amat jarang Paspampres berseragam loreng dan menyandang senapan. Biasanya, Paspampres mengenakan jas atau baju safari. Kadang juga kaus lengan panjang.
Paspampres di Ukraina tahu kami sudah lama di negara itu. Mereka juga tahu, hanya kami jurnalis Indonesia yang ada di sana selama Jokowi berkunjung. Karena itu, mereka tidak mempersoalkan kami bolak-balik di sekitar lokasi lawatan.
Baca juga : Menembus Jantung Perang Eropa (Bagian 2)
Saat akhirnya Presiden tiba di hotel dan beristirahat, kami pun kembali ke hotel sejenak. Tentu saja menyempatkan mandi dan sarapan.
Setelah itu, kami melanjutkan liputan. Presiden Jokowi dijadwalkan mendatangi sebuah apartemen yang hancur dihantam rudal di Irpin, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kyiv. Berikutnya, Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi Rumah Sakit Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ, dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kyiv sebelum bertemu Presiden Zelenskyy di Istana Mariinsky.
Agar efektif, kami berbagi tugas. Salah satu dari kami mengejar Presiden dan rombongan yang melawat ke Irpin dan rumah sakit di Kyiv. Adapun satu lagi ke Istana Kepresidenan Ukraina. Wartawan yang meliput di Istana Mariinsky harus sudah ada di dalam beberapa jam sebelum rombongan Presiden Jokowi tiba.
Ketika Presiden Jokowi mendatangi Rumah Sakit Pusat Ilmiah dan Bedah Endokrin, Transplantasi Organ, dan Jaringan Endokrin Ukraina di Kyiv untuk memberikan bantuan alat-alat kesehatan, salah satu dari kami kemudian mendekat dan memperkenalkan diri sebagai wartawan harian Kompas.
Baca juga : Solidaritas Kemanusiaan Tanpa Batas bagi Pengungsi Ukraina (Bagian 3)
Salah satu fotografer kepresidenan RI membantu menyampaikan niat kami untuk meliput kunjungan tersebut. Presiden tersenyum mendengarnya.
Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Zelenskyy pada Rabu (29/6/2022) sore waktu Kyiv. Salah satu dari kami pun sudah berada di Istana Mariinsky menunggu rombongan Presiden RI datang. Wartawan diminta bersiap di titik yang telah ditentukan.
Tak lama, sejumlah pejabat Indonesia, termasuk dari pihak protokol kepresidenan, pun datang, turut mendampingi kunjungan Presiden. Mereka terkejut melihat salah satu dari kami bisa masuk Istana dan meliput pertemuan Presiden Jokowi dan Zelenskyy. Tidak tahu juga mengapa mereka terkejut.
Dalam jumpa pers kepada wartawan di Istana Mariinsky, Presiden Jokowi dan Zelenskyy memberikan pernyataan resmi terkait pertemuan tersebut. Namun, tidak ada sesi tanya jawab.
Baca juga : Diplomasi Jokowi dari Kyiv ke Moskwa, Indonesia Siap Damaikan Ukraina-Rusia
Setelah keluar dari Istana Mariinsky, Presiden Jokowi dan rombongan kembali ke Hotel Intercontinental yang dijadikan lokasi singgah. Salah satu dari kami bersiap menunggu di depan pintu hotel dengan harapan dapat melakukan wawancara terkait hasil pertemuan dengan Presiden Zelenskyy mengingat tidak ada sesi tanya jawab di Istana Mariinsky.
Di luar dugaan, Presiden Jokowi yang sudah berjumpa dengan salah satu dari kami ternyata berkenan menerima permintaan wawancara dari Kompas. Alhasil, salah satu dari kami pun melakukan wawancara khusus di salah satu ruangan di lantai 2 hotel tersebut.
Pihak Paspampres juga tidak keberatan ketika wartawan Kompas yang mewawancarai Presiden memakai kemeja bukan batik, bersepatu olahraga, dan mengenakan topi. Mungkin karena wawancara dilakukan di lokasi yang tidak biasa, yakni wilayah perang.
Saat wawancara, Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Presiden ternyata sudah familiar dengan wajah wartawan Kompas yang mewawancarai.
Baca juga : Pemerintah Indonesia Upayakan Titik Temu
Sebelum sesi wawancara dimulai, Presiden sempat bertanya, ”Kita terakhir bertemu kapan, ya?” ”Tahun 2014, Pak.” Saat itu, salah satu dari kami sempat meliput aktivitas Jokowi sebelum menjadi Presiden RI.
Sesi wawancara khusus ini berlangsung sekitar 15 menit. Persis setelah wawancara, Presiden kembali ke kamar dan langsung keluar lagi bersama rombongan menuju Stasiun Central Kyiv untuk bertolak ke Stasiun Przemysl, Polandia. Mereka melanjutkan perjalanan ke Moskwa, Rusia, dari Bandara Rzeszow, Polandia.
Hari saat Jokowi berkunjung ke Kyiv menjadi hari yang sangat padat bagi kami. Selain memulai liputan sejak fajar menyingsing, yang kemudian berlangsung hingga seharian penuh, di sela-sela liputan kami juga harus memberikan reportase langsung, termasuk livestreaming dengan Kompas TV serta program Satu Meja Kompas TV. Perbedaan waktu Kyiv yang empat jam lebih awal daripada Jakarta menjadi tantangan tersendiri.
Namun, bisa merekam pertemuan Jokowi dan Zelenskyy langsung dari Istana Mariinsky dan diakhiri dengan wawancara khusus dengan Presiden di hotel tempat rombongan singgah menjadi sebuah kelegaan bagi kami.
Setidaknya Kompas telah menjadi bagian dari peristiwa bersejarah dengan mengejar Presiden Jokowi saat berada di Kyiv.