”Kami masih terus menunggu kedatangan mereka (KPK). Keluarga kooperatif,” kata kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin, soal rencana pemeriksaan kesehatan Lukas oleh tim KPK dan IDI.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gubernur Papua Lukas Enembe menunggu kedatangan dokter dari Ikatan Dokter Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memeriksa kondisi kesehatan Lukas di Papua. Kuasa hukum Lukas menyebut, pada Minggu (30/10/2022) Lukas menjalani pemeriksaan kesehatan melibatkan dokter spesialis dari Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Kuasa hukum Lukas, Aloysius Renwarin, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi kedatangan KPK untuk memeriksa Lukas. Ia menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada KPK karena pengambil keputusan dari KPK. Sejak pekan lalu, kata dia, baik Lukas maupun masyarakat di Papua sudah membuka diri terhadap kedatangan KPK.
Menurut Aloysius, pemeriksaan terhadap Lukas dari dokter IDI sangat penting untuk memastikan kesehatan Lukas agar selanjutnya bisa diperiksa KPK. Saat ini, kondisi Lukas masih sakit. Tekanan darahnya belum stabil dan ia tidak bisa jalan keluar dari rumahnya.
”Kami masih terus menunggu kedatangan mereka (KPK). Keluarga kooperatif,” ujar Aloysius saat dihubungi dari Jakarta.
Anggota tim hukum dan advokasi Lukas lainnya, Petrus Bala Pattyona, menyampaikan, tim penasihat hukum Lukas masih bersiap di Papua. Apalagi, tim dokter dari Singapura datang ke rumah Lukas di Koya, Jayapura, Papua. ”Masyarakat sudah welcome, kita tunggu saja hasil terbaik,” katanya.
Petrus menyampaikan, tim hukum mendampingi Lukas menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter dari Singapura. Pihaknya masih menunggu kedatangan tim dokter IDI dan KPK.
Menurut dokter pribadi Lukas, Anton Mote, dalam keterangan tertulis, pemeriksaan oleh dokter spesialis dari Singapura merupakan pemeriksaan lanjutan. Lukas membutuhkan perawatan rutin setiap hari.
”Nanti akan ada pemeriksaan lanjutan karena Pak Gubernur (Lukas) masih dalam perawatan. Jadi, bukan check up. Mestinya, perawatan ini rutin dilakukan setiap hari, diobservasi oleh masing-masing bidang jantung, saraf, dan ginjal. Kalau pemeriksaan dengan dokternya, yang datang seperti ini, sangat tidak efektif. Harusnya langsung di fasilitas kesehatan,” kata Anton.
Adapun pemeriksaan terhadap Lukas disebut dilakukan oleh tiga dokter spesialis. Mereka adalah ahli ginjal Fransisko dari Meksiko, ahli neurologi dan saraf Ahmad Takur, ahli hati dan jantung Patrick Chan, serta suster perawat Mardiana dari Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Adapun Lukas telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji terkait pekerjaan atau proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Papua. KPK telah memanggil Lukas dua kali, tetapi tidak hadir karena sakit.
Kompas sudah menanyakan kepada Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi terkait waktu pemeriksaan Lukas, tetapi hingga Minggu sore belum direspons.
Sebelumnya, pada Jumat (28/10/2022), Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan KPK memprioritaskan pemulihan kesehatan Lukas. Ketika ditanya tentang kepastian waktu dari rencana kunjungan tim penyidik KPK dan tim dokter, Firli menyebut belum bisa memberikan kepastian.