Lemhannas: Butuh Kerangka Kerja Lima Isu Strategis untuk Tingkatkan Kapasitas Geopolitik Indonesia
Untuk meningkatkan kapasitas geopolitik Indonesia, maka perlu dikembangkan kerangka kerja pada lima isu strategis, yakni demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Orasi ilmiah Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto pada HUT ke-57 Lemhannas di Jakarta, Kamis (19/5/2022). Andi mendorong pengembangan kerangka kerja pada isu demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan ibu kota Nusantara agar Indonesia bisa keluar dari krisis.
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan kerangka kerja pada isu demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara menjadi cara strategis agar bisa meningkatkan geopolitik Indonesia. Tantangan ke depan adalah bagaimana beradaptasi terhadap perubahan pascapandemi Covid-19.
Dampak pandemi covid-19 telah mengubah tatanan politik baru dunia dengan munculnya beberapa kebijakan pemerintahan. Pandemi yang terjadi dalam jangka panjang berdampak pada ketahanan nasional sebuah negara. Di sisi lain, pandemi memaksa banyak pihak mengalibrasi hubungan internasionalnya.
Namun, pada saat yang bersamaan dengan semakin besarnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiadaan interaksi fisik cenderung mendisrupsi cara hidup, termasuk geopolitik suatu negara. Respons kepemimpinan yang solid dengan visi yang jelas sangat diperlukan untuk mengambil peluang agar bisa melewati krisis setelah pandemi ini menyambut new normal untuk bergerak menuju transformasigeopolitik 5.0
Untuk meningkatkan kapasitas geopolitik Indonesia, menurut Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, perlu pengembangan kerangka kerja pada lima isu strategis, yakni demokrasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, transformasi digital, dan ketahanan Ibu Kota Nusantara.
”Lima-limanya berjalan paralel. Jadi, sudah ada tawaran awal tentang bagaimana isu-isu itu memiliki milestone-nya sendiri. Mungkin akan cepat terjadi dengan asumsi konsolidasi demokrasi berjalan baik itu adalah kematangan demokrasi. Kita tinggal butuh dua kali pemilu lagi. Pemilu 2024 dan 2029 untuk tantangan demokrasi,” kata Andi seusai orasi ilmiah Hari Ulang Tahun Ke-57 Lemhannas di Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Adapun untuk energi hijau, Andi memperkirakan akan tercapai target pada 2060, sedangkan ekonomi biru membutuhkan proses teknokratik 30 tahun ke depan. Visi ekonomi hijau adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat berlandaskan keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial.
Ekonomi biru merupakan komitmen untuk memulihkan kesehatan laut sekaligus mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan. Ekonomi biru menggunakan paradigma Kesehatan Samudera sebagai paradigma utama. Indeks Kesehatan Samudera menunjukkan bahwa Indonesia berada di kategori sedang. Karena itu, Indonesia perlu fokus pada komponen ekonomi biru yang merupakan pedoman bagi perbaikan ekosistem laut, terutama dalam mencapai pemenuhan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Begitu juga untuk transformasi digital baru bisa dicapai 30 tahun ke depan. Transformasi digital harus dilakukan Indonesia untuk memperkuat kapasitas keamanan siber yang saat ini masih berada di level kurang baik. Selain itu, perlu didorong inovasi dan investasi di bidang ekonomi digital yang ditujukan untuk mempercepat kemunculan usaha rintisan dengan status unicorn baru.
Ibu Kota Nusantara saat ini sudah disusun tahapannya oleh pemerintah hingga 2045 untuk menjadikan Nusantara sebagai kota dunia, kota hijau, dan kota digital. Konsep pertahanan di Ibu Kota Nusantara menggunakan konsep pertahanan integratif yang mengandalkan gelar gabungan antarmatra darat, laut, dan udara dengan konsentrasi wilayah tertentu.
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo bersama para gubernur dan tokoh masyarakat pada upacara penyatuan tanah dan air Nusantara di kawasan titik nol kilometer Ibu Kota Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (14/3/2022).
Tantangan terbesarnya adalah bagaimana segera membentuk doktrin pertahanan ibu kota dalam menggelar kekuatan darat dan laut. Dari sisi gelar tempur udara saat ini masih dipilih titik utaranya ada di mana lalu digabungkan dengan mobilitas strategis.
Adaptasi
Pengajar Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, Margaretha Hanita, mengatakan, membangun ketahanan sangat terkait dengan bagaimana beradaptasi terhadap perubahan. Lingkungan strategis selalu berubah sehingga membutuhkan adaptasi. Alhasil, ketahanan individu dan keluarga harus beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Bangunan teori ketahanan sangat terkait dengan teori kerentanan. Sebab, untuk bisa membangun ketahanan yang kuat, perlu memahami atau mengidentifikasi kerentanan yang ada. ”Demikian juga ketika kita ingin memiliki ketahanan individu yang kuat, kita juga harus memahami apa kerentanan kita,” kata Margaretha.
Dalam konteks ketahanan nasional, diperlukan pemahaman terhadap kewaspadaan nasional dan faktor yang memperkuat. Margaretha mengungkapkan, nasionalisme menjadi komponen yang sangat penting dalam membangun ketahanan nasional.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Diskusi dalam rangkaian kegiatan perayaan HUTKe-57 Lemhannas di Jakarta, Kamis (19/5/2022). Dalam diskusi tersebut diungkapkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan pascapandemi Covid-19 agar Indonesia bisa keluar dari krisis. Hadir sebagai pembicara Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, dosen Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia Margaretha Hanita, dan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis.
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis mengatakan, tantangan ke depan adalah bagaimana memulihkan situasi dari segala sisi kehidupan setelah pandemi Covid-19. ”Pandemi sudah berakhir dengan tetap kita membangun negeri ini dengan semangat dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang mengurangi semangat kita,” kata Amany.
Ia mengatakan, transformasi harus dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki situasi di masa sekarang. Ke depan harus mempunyai strategi untuk memperkuat pembangunan di Indonesia agar masyarakat bisa sejahtera dan merasakan hasil pembangunan.
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi segala sektor, baik itu pendidikan, ekonomi, politik, hingga agama. Di sektor pendidikan, pengajar dan siswa harus mulai bisa beradaptasi dengan pembelajaran baru, baik melalui daring maupun luring. Dari segi ekonomi dan politik harus disesuaikan dengan perkembangan saat ini serta perlu kerja sama agar bisa saling mengembangkan.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Warga tetap mengenakan masker saat antre mengambil bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng di Markas Koramil 05 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (19/5/2022). Bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 300.000 itu diharapkan dapat meringankan beban ekonomi bagi keluarga penerima manfaat.
Banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari sisi agama selama masa pandemi Covid-19. Ajaran agama harus rasional dan sesuai dengan masa sekarang. Ajaran agama bukan kaku, tetapi justru bisa memberikan nilai tambah untuk mendorong agar lebih maju. Agama adalah pendukung, bukan melemahkan.