Kalimantan Timur masih memiliki pekerjaan rumah sebelum ibu kota negara benar-benar dipindah, yakni hilirisasi sumber daya alam dan pemerataan pembangunan.
Berusaha mempercepat proses penanganan pandemi agar aktivitas ekonomi kembali bergerak tidak salah. Hanya saja seperti peringatan ”Ngebut Benjut”, jika asal cepat saja bisa berakhir menyimpang dari yang diharapkan.
Konsep transportasi di ibu kota negara baru di wilayah Kaltim merupakan konsep yang ideal untuk pengembangan transportasi perkotaan. Proses implementasinya menjadi tantangan di tengah keterbatasan.
Rencana pembangunan ibu kota negara baru mengusung penggunaan transportasi modern berbasis kendaraan ”autonomous”. Hal ini akan menjadi gebrakan dalam sistem transportasi Indonesia.
Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara, itulah dua kabupaten yang didaulat akan menjadi ibu kota baru Indonesia, menggantikan Jakarta. Diperlukan sebuah perencanaan matang, terutama yang menyangkut kebutuhan vital.
Di ibu kota baru di Kalimantan Timur, ojek daring disarankan tidak boleh beroperasi. Keberadaannya akan membuat ibu kota baru semrawut. Lebih baik penataan tata ruang diselaraskan dengan sistem transportasi publik.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan terus berbenah dan membangun infrastruktur yang lebih baik meski tidak jadi terpilih menjadi ibu kota negara baru.
Isu pembangunan ibu kota baru dibahas dalam seri diskusi yang dihelat Ikatan Ahli Perencana di Go Work, FX Sudirman, Jakarta, Rabu (31/7/2019) sore. Diskusi dirangkum dalam Citiestalk ”Mencari Model Pembiayaan Kota Baru di Indonesia-Persiapan Ibu Kota Baru”.