Membawa Mobil Listrik Bervakansi dan Liputan di Jawa Timur
Tim Jelajah Energi Vakansi melintas di Jawa Timur. Kami mengunjungi PT INKA, Kampus ITS, hingga markas startup kendaraan listrik dan bervakansi di sejumlah destinasi wisata di Surabaya. Simak catatan perjalanannya.
Setelah merasakan suasana vakansi di Cirebon di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kini Tim Jelajah EV melintas di Jawa Timur. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk melahap perjalanan dari Kota Yogyakarta hingga sampai ke pabrik kereta api milik PT INKA di Madiun. Kepadatan lalu lintas di jalur Yogya-Kartasura menjadi penyebab tersendatnya perjalanan sebelum kami memasuki ruas tol Trans-Jawa.
Madiun menjadi salah satu kota persinggahan karena Tim Jelajah EV ingin melihat Bus Listrik Merah Putih yang diproduksi di sana. Bus tersebut rencananya akan digunakan untuk gelaran Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali.
Direktur Operasional PT INKA I Gede Agus Prayatna mengatakan, bus listrik Merah Putih merupakan generasi kedua yang mereka kembangkan. Kali ini, komponen baterai yang digunakan berasal dari dalam negeri. Keseluruhan busnya sendiri dirakit oleh INKA bersama Konsorsium Perguruan Tinggi, yang terdiri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, dan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Baca juga: Menjelajah dari Jakarta ke Yogyakarta dengan Mobil Listrik (Bagian 1)
“Kami membuat 30 bus listrik Merah Putih untuk KTT G20. Dua bus sudah dikirim ke Bali. Pada minggu ini, delapan bus akan dikirim dan 20 bus lainnya menyusul pada awal Oktober,” ujarnya saat ditemui awal September.
Saking terkesimanya dengan proses produksi Bus Listrik di PT INKA, kami lupa saat itu baterai tinggal tersisa 51 persen. Drama kecil terjadi. Sebagian dari kami ragu sisa daya tersebut mampu untuk menempuh jarak sejauh 162 km hingga ke Surabaya.
Beruntung di PT INKA ternyata memiliki charging station ultra fast charging 60 kW. Baterai yang tadinya 51 persen, menjadi penuh 100 persen hanya dalam 30 menit. Tim pun jadi percaya diri meluncur ke Surabaya.
Simak juga: INKA Garap Pesanan Kereta Barang dari Australia
Surabaya
Di Surabaya, gemerlap Kalimas menjadi lokasi yang pertama kami tuju selama bervakansi di Kota Pahlawan itu, Kamis (8/9/2022) malam. Susur Sungai Kalimas merupakan destinasi wisata baru di Surabaya.
Ada dua rute yang tersedia. Rute pendek yang berangkat dari Taman Prestasi hingga berputar di Museum Pendidikan, dan rute panjang dari Monumen Kapal Selam hingga SIOLA. Malam itu kami memilih rute pendek.
Tiket Susur Sungai Kalimas bisa dipesan secara daring di laman tiketwisata.surabaya.go.id. Setelah berhasil mendapat tiket, Anda tinggal menukarkan tiket di loket yang ada di titik pemberangkatan Taman Prestasi atau Monumen Kapal Selam. Untuk rute pendek, tiket dijual Rp 4.000 per orang dan untuk rute panjang, tiket dijual Rp 10.000 per orang.
Kendati sudah memegang tiket, kami tidak bisa langsung menyusuri Kalimas. Beberapa kelompok wisatawan yang datang lebih dulu masih menunggu antrean. Kami pun harus bersabar menanti giliran.
Baca juga: Susur Kalimas Menikmati Gemerlap Malam Surabaya
“Saya belum sempat ganti baju dari kantor, takut telat dan tiketnya hangus. Jadi langsung berangkat saja,” ucap Rizky (32), warga Benowo, Surabaya Barat, yang malam itu juga tengah mengantre.
Rizky sudah berulang kali gagal mendapatkan tiket. Malam itu, dia merasa beruntung karena bisa mendapatkannya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, sepulang kerja dia langsung memboyong istri, anak, dan ibunya, ke dermaga Taman Prestasi.
Menurut Rizky susur sungai menjadi satu-satunya destinasi hiburan malam di alam yang mereka dambakan. Selama ini, pusat perbelanjaan memang lebih akrab, tetapi dinilai agak membosankan dan berbiaya lumayan. Beda dengan susur Sungai Kalimas yang murah meriah.
Hal senada dirasakan Tanjung (22) asal Ambulu, Jember. Alasan penasaran karena terpapar konten di Tik-Tok membawanya ke tempat ini. Bersama sembilan orang rekannya, dia ingin mencoba obyek wisata yang tiketnya selalu sold out itu.
Baca juga: Tumbuhkan Daya Pikat Kendaraan Listrik
Asyik berbincang dengan pelancong lain, tak terasa petugas sudah memersilakan kami turun ke dermaga. Setelah mengenakan pelampung, kami pun diajak menyusuri sungai ke arah hulu yang berhiaskan lampu dan lampion warna-warni.
Sesekali canda dan teriakan kecil pecah saat perahu berisi 12 orang itu terguncang akibat gelombang yang menerpa. Gelombang itu terjadi saat ada perahu lain melintas. Air sungai pun terkadang mampir, mengenai pakaian kami.
Anda bisa menikmati sensasi susur sungai Kalimas sejak pukul 15.00 hingga pukul 22.00 setiap harinya. Pastikan Anda sudah memesan tiket sebelum tiba di titik pemberangkatan agar tak kecewa kehabisan tiket.
Setelah puas berperahu singkat, perut yang mulai keroncongan membuat kami harus mencari lokasi kuliner. Menu nasi bebek menjadi menu wajib yang harus dicicipi jika berada di Surabaya. Malam itu pilihan kami jatuh pada Bebek Palupi di daerah Barata.
Bila Anda berkunjung ke sana, kami merekomendasikan untuk memeasan bebek sambal pencit atau sambal mangga muda. Air liur seperti ingin menetes membayangkan mangga muda yang asam dan segar.
Saat masuk ke mulut, daging bebeknya amat mudah dilepas dari tulang. Jangan lupa untuk menambahkan bumbu bebek yang disediakan di meja. Perpaduan daging bebek yang empuk dan sambal pencit membuat mata langsung terbuka lebar.
Setelah kenyang oleh bebek goreng, kami langsung ke Santika Premier Gubeng untuk beristirahat dan menambah daya kendaraan. Ya, fasilitas charging station juga sudah tersedia di hotel ini. Kami berharap baterai mobil bisa penuh untuk bisa diajak menjelajah kota Surabaya keesokan harinya.
Baca juga: Perencanaan Perjalanan hingga Kebutuhan SPKLU
Sayangnya malam itu kami tak bisa langsung beristrirahat. Drama kembali terjadi. Kali ini kami harus berebut charging station dengan tamu lain yang juga menginap di Hotel Santika Premier Gubeng.
Charging station yang hanya ada satu dan berkapasitas 7 kW (slow charging) memaksa kami bergantian. Saat itu baterai kami hanya tersisa sekitar 40 persen. Berbekal kondisi itu kami dapat kemurahan dan kesempatan untuk mengisi daya lebih awal.
Keesokan harinya saat matahari belum sepenuhnya menampakkan diri, kami harus memindahkan mobil karena sudah waktunya bergantian menggunakan fasilitas charging. Beruntung baterai kami sudah penuh sehingga siap untuk diajak berkeliling Surabaya.
Baca juga: Puluhan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Sudah Terpasang untuk KTT G20 di Bali
Di Surabaya, Tim Jelajah EV juga menuntaskan misi untuk melihat geliat anak-anak muda yang getol membangun ekosistem kendaraan listrik. Mula-mula kami berkunjung ke Sains Tecno Park (STP) Otomotif. Di tempat itu kami melihat bagaimana para mahasiswa terlibat dalam pembuatan kendaraan listrik, mulai dari skuter, sepeda motor, mobil, hingga bus listrik. Produk-produk tersebut sebagian masih berupa purwarupa, sebagian lainnya produk yang siap untuk untuk mengaspal.
Kami juga berkesempatan melihat 30 unit sepeda motor trail listrik Bangkit Cendrawasih yang akan dikirim ke Papua. Motor-motor listrik tersebut merupakan pesanan Kementerian Sosial.
“STP kami otomotif dan fokus risetnya di pengembangan mobil listrik. Selain membangun mobil listrik, kami juga membangun mobil listrik intelligent car (I-car). Mobil ini autonomos, mampu berjalan sendiri tanpa pengemudi,” ujar Ketua Tim Pengembangan Mobil Listrik sekaligus Ketua Program Pascasarjana Departemen Teknik Mesin ITS Harus Laksana Guntur.
Guntur mengatakan, ITS telah menghasilkan sejumlah mobil listrik sejak 10 tahun lalu. Namun harus diakui, tidak mudah untuk masuk ke produksi massal.
Perjalanan kami lanjutkan ke “markas” yang jadi tempat bernaung empat perusahaan rintisan (start up) yang mengembangkan piranti kendaraan listrik. Keempat perusahaan rintisan tersebut ialah Braja Elektrik Motor yang memproduksi dinamo/motor elektrik, Ultima Desain Otomotif yang membuat battery pack, Solusi Produk Indonesia (SPIN) yang bergerak di bidang pemasaran, serta Wiksa Daya Pratama yang membuat swap station.
Baca juga: Pacu Angkutan Publik Berbasis Listrik
Keempatnya memiliki napas yang sama untuk mengembangkan komponen utama pada kendaraan listrik dari bahan dalam negeri. Dalam prosesnya, mereka melakukan riset dan penghitungan yang matang agar produknya memiliki kualitas yang tak kalah unggul dari produk impor.
“Saat ini kami belum bergerak ke arah platform. Kami belum membangun sepeda motor atau mobil. Namun, masing-masing start up saat ini bergerak di bagian pendukung kendaraan listrik, seperti motor, battery pack, hingga ke arah penjualan,” ujar Muhammad Nur Yuniarto, Co-Founder Braja Elektrik Motor dan mentor bagi ketiga start up lainnya.
Menurut Nur para start up ini berusaha mempersiapkan itu semua jika suatu saat nanti industri kendaraan listrik di Indonesia telah siap dan berkembang.
Usai memperoleh penjelasan terkait seluk-beluk kendaraan listrik, kami kembali melanjutkan vakansi di Surabaya. Bila Anda berkunjung ke Surabaya, destinasi wisata kuliner yang tidak boleh Anda lewatkan adalah Sambal Bu Rudy.
Menu yang kami rekomendasikan ialah nasi udang empal lengkap dengan sambal bawangnya. Siang itu kami sungguh beruntung karena bisa bertemu dan sedikit bercengkerama dengan Bu Rudy yang datang menyapa.
Alternatif lain yang bisa jadi pilihan Anda ialah Spesial Belut Surabaya. Di sana Anda akan disuguhi belut yang digoreng dengan beragam tingkat kekeringan. Uniknya, belut digoreng dan disajikan dengan beberapa suing bawang putih yang masih utuh lengkap dengan kulit-kulitnya.
Soal rasa, jangan tanya. Nasi, lauk dan sambal yang tandas jadi jawabannya.