Adaptasi Partai Politik untuk Membidik Pemilih Muda
Jumlah pemilih muda diperkirakan bakal mendominasi di Pemilu 2024. Tak heran jika partai politik merancang strategi khusus untuk merayu hati mereka agar terpikat pada partai. Bagaimana agar rayuan itu bisa berhasil?
Jelang kontestasi Pemilu 2024, partai politik terlihat getol menggaet hati para calon pemilih muda dari kalangan milenial dan generasi Z. Mulai dari aktif di media sosial yang memang lekat dengan kedua generasi tersebut, menunjuk juru bicara muda, hingga memanfaatkan organisasi sayap pemuda. Strategi tersebut diyakini akan lebih maksimal jika diikuti dengan program yang jelas dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan mereka.
Sejumlah partai politik aktif di media sosial, seperti Tiktok, yang sedang populer di kalangan anak-anak muda. Video Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, misalnya, banyak beredar di aplikasi Tiktok dengan memperkenalkan dirinya sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Akun resmi Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB beberapa kali menampilkan video Muhaimin aktif berinteraksi dengan anak-anak muda, seperti berkonvoi menunggangi Vespa. Sejak pertama kali menayangkan video pada 22 April 2021, akun DPP PKB sudah memiliki 13.300 pengikut. Hampir semua video yang ditayangkan dilihat ribuan kali.
Ketika menulis di kolom pencarian dengan kata kunci ”Cak Imin”, yang merupakan panggilan akrab Muhaimin, beredar sejumlah tayangan video anak muda mengenakan atribut PKB atau gambar Cak Imin. Sejumlah akun pun menayangkan video aktivitas Muhaimin.
Baca juga : Adu Siasat Partai Politik, dari Isu Populis hingga ”Big Data” Pemilih
Fungsionaris PKB, Luqman Hakim, menuturkan, jumlah kelompok pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan mencapai 62 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024. Dengan demikian, mereka yang didominasi anak-anak muda ini akan lebih dominan dalam menentukan nasib bangsa dan negara selanjutnya.
”Pada titik inilah, PKB melihat nilai strategis dan urgensi mengenalkan politik kepada generasi muda ini,” kata Luqman saat dihubungi di Jakarta, Selasa (8/3/2022).
Upaya PKB mengenalkan politik kepada generasi muda melalui berbagai platform media sosial tidak semata-mata bertujuan pragmatis mendapatkan dukungan dari mereka. Namun, upaya itu diklaim sebagai ikhtiar PKB membangun kesadaran kritis mereka sehingga mereka akan menjadi generasi cerdas dalam menggunakan hak politiknya.
PKB memiliki tim khusus yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PKB Hasanuddin Wahid untuk menggarap kalangan calon pemilih muda. Hasanuddin menceritakan, pembuat konten di Tiktok PKB adalah para kader muda partai.
Baca juga : Hadiah Paket Data hingga “Rebranding”, Kiat Parpol Ikut Pemilu 2024
”Mereka diberi ruang kreativitas seluas-luasnya untuk mengampanyekan PKB sesuai kelompok mereka, selera mereka sendiri, cara, dan style mereka,” kata Hasanuddin.
PKB meyakini untuk menggaet anak-anak muda harus masuk ke dunia mereka dengan cara dan gaya hidup mereka yang sangat dekat dan lekat dengan berbagai platform media sosial, terutama Tiktok dan Instagram yang sedang populer.
Keaktifan PKB di media sosial dimulai sejak Muhaimin berkumpul dengan sekelompok anak muda, awal tahun lalu. Mereka menyampaikan aspirasi agar diberi ruang untuk berkreasi. Selebihnya mereka berjalan sendiri dan hanya meminta pendapat kepada DPP PKB, mana yang strategis dan yang tidak.
”Soal konten, sebaran, dan bagaimana mereka bekerja, ya, mereka sendiri yang urusi. Untuk (konten) Vespa, ya, karena Cak Imin (panggilan akrab Muhaimin) memang penggila Vespa sejak muda,” ujar Hasanuddin.
Juru bicara muda
Strategi lain ditempuh oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Pertengahan tahun lalu, mereka membentuk juru bicara muda dari kalangan milenial dan generasi Z.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengungkapkan, PAN membentuk juru bicara muda bertujuan untuk memberikan kesadaran politik kaum muda. Mereka tidak boleh apatis atau skeptis dengan politik. ”Akan dapat chemistry-nya jika yang mengajak adalah orang yang segenerasi dengan dirinya,” kata Yoga.
PAN menginginkan kaum muda terlibat di partai politik. Hal itu bertujuan agar kehidupan partai politik akan menuju pada proses yang rasional, modern, dan mengedepankan obyektivitas.
Selain dengan strategi juru bicara muda, PAN memanfaatkan sarana media sosial yang dinilai efektif untuk menyosialisasikan visi PAN, memberikan kesadaran politik, dan menarik minat kaum muda untuk tertarik pada politik.
Baca juga : Jurus Jitu Para Penghuni Senayan, Tak Tergoyahkan di Setiap Pemilu
Begitu juga dengan menggunakan organisasi sayap PAN, seperti Barisan Muda Penegak Amanat Nasional (BM PAN). Mulai Februari 2022, organisasi ini diketuai vokalis grup band Ungu, Sigit Purnomo Said alias Pasha, yang pernah pula menjabat Wakil Wali Kota Palu.
Yoga mengatakan, BM PAN merupakan organisasi sayap berdasarkan komunitas yang fokus di dunia kaum muda. Organisasi ini juga menjadi lembaga pengaderan PAN yang mendidik pengurus dan anggotanya sebagai politisi yang sesuai dengan ideologi serta program PAN.
Interaksi langsung
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memilih untuk mempertahankan cara berinteraksi langsung. Ia aktif melakukan kunjungan ke sejumlah daerah. Beberapa kegiatannya didokumentasikan oleh para kader Demokrat dan dibagikan melalui media sosial, seperti Tiktok. Meskipun bukan akun resmi, akun AHY di Tiktok telah diikuti oleh ratusan ribu akun.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra menuturkan, akun AHY di Tiktok tidak resmi. Akun tersebut dibuat informal oleh kader Demokrat yang mengikuti kegiatan AHY. Tidak diduga, banyak yang memberi respons positif.
Baca juga : ”Dunia Hitam” Pasca-pemungutan Suara Pemilu
Menurut Herzaky, media sosial menjadi sarana komunikasi yang penting. Masyarakat sangat dekat dengan gawai. Melalui sarana ini pula, Demokrat bisa berinteraksi dengan anak-anak muda. Meskipun konten di Tiktok lebih santai, para kader Partai Demokrat tetap berusaha menyampaikan tayangan yang beretika.
Demokrat juga mendekati anak-anak muda dengan organisasi sayap partai, salah satunya Bintang Muda Indonesia. Herzaky mengatakan, organisasi ini menjadi wadah yang menjembatani anak-anak muda untuk mengenal politik. Mereka bahkan bisa bertemu, berinteraksi, dan berkomunikasi langsung dengan AHY.
AHY disebutnya lebih menyukai interaksi langsung secara natural. ”(AHY) Suka apa adanya. AHY senang berinteraksi dengan orang dan para kader serta menikmati keindahan alam Indonesia,” ucapnya.
Keinginan sejumlah partai politik untuk merayu calon pemilih muda dari kalangan milenial dan generasi Z bukan tanpa alasan. Hasil Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan milenial. Proporsi generasi Z (lahir tahun 1997-2012) sebanyak 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen, disusul kaum milenial (lahir tahun 1981-1996) sebanyak 69,38 juta jiwa atau 25,87 persen. Total populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa per September 2020.
Baca juga : Jatuh Bangun Caleg Pendatang Baru Menembus Parlemen
Adapun berdasarkan hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2021, porsi responden dari generasi Z (di bawah 24 tahun) yang belum menentukan pilihan pada partai politik masih 48,1 persen, sedangkan dari kalangan milenial atau disebut pula generasi Y mencapai 39,3 persen. Survei melalui wawancara tatap muka dengan 1.200 responden ini setidaknya menggambarkan, partai politik masih harus bekerja lebih keras meyakinkan para calon pemilih muda dari kedua generasi tersebut.
Baca juga : Cek Ombak Dahulu, Arungi Lautan Pilpres Kemudian
Program yang jelas
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Kacung Marijan memahami partai politik yang berusaha merebut perhatian anak muda. Sebab, jumlah mereka sangat besar pada Pemilu 2024. Karena itu, partai politik berusaha menggunakan media sosial yang menjangkau mereka.
Media sosial bisa menjangkau secara personal setiap individu. Namun, anak-anak muda memiliki banyak keinginan yang bervariasi dan beragam. Karena itu, dituntut adanya konten dengan target yang spesifik mengacu pada minat atau profesi.
Selain itu, merebut perhatian anak muda tidak cukup hanya dengan menggunakan media, juru bicara dari kalangan generasi muda, atau organisasi sayap pemuda, ”Itu tidak cukup. Yang lebih dari itu adalah bagaimana memahami dan mengetahui apa keinginan dari anak muda itu dan kemudian membuat program, termasuk menampilkan calon yang diinginkan dan dibutuhkan anak muda,” tuturnya.
Bagaimana cara mengetahuinya? Menurut Kacung, survei dengan target sasaran generasi muda bisa jadi salah satu kunci.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah model komunikasi. Menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute yang juga pengajar komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto, model komunikasi harus lebih banyak interaksional, bukan linear. Dialog yang digunakan sifatnya timbal balik atau interaktif, bukan komunikasi searah. Orang muda lebih suka dengan sesuatu yang menyentuh perasaan atau rasionalitasnya.
”Gaya komunikasinya harus lebih banyak gaya equalitarian, yakni gaya yang menekankan pada kesetaraan, bukan berjarak karena strata,” katanya.
Kemudian, bahasa yang digunakan harus mudah dipahami dalam perbincangan orang muda yang biasanya bersifat cair, informal, dan interaktif.
Selain itu, pendekatan yang digunakan mesti berbasis komunitas yang mencakup hubungan, pelayanan, dan pemberdayaan. Basis program harus terasa langsung ke orang muda melalui komunitas mereka berada. Program tersebut harus jelas, bukan sekadar pencitraan.
Senada dengan Kacung, membidik generasi muda sudah tepat melalui media sosial karena di sana mereka sehari-hari menghabiskan banyak waktunya. Namun, tak cukup hanya itu, partai politik bisa memanfaatkan proses resonansi informasi multiplatform dari media sosial. Dalam hal ini, selain interaksi menjadi kunci, konten yang dibuat harus kreatif dengan menggunakan visualisasi dari narasi menarik anak muda. Informasi bisa dikemas dengan cara yang mudah ditautkan di jejaring media sosial.
Dengan pemilih muda diperkirakan bakal mendominasi di Pemilu 2024, memang tak ada cara lain bagi partai politik selain mengubah strateginya menggaet pemilih. Dua tahun tersisa hingga waktu pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 menjadi kesempatan untuk melakukan perubahan-perubahan tersebut. Selamat mencoba!