Mardiono Akui PPP Diajak PAN dan Golkar Masuk Koalisi Prabowo-Gibran
Mardiono bakal segera menjalin komunikasi dengan Prabowo setelah MK memutuskan sengketa hasil Pilpres 2024.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono mengakui ada ajakan dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan untuk bergabung ke koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mardiono juga tak memungkiri akan segera menjalin komunikasi dengan Prabowo setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024.
Dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan salah satu partai pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Selain PPP, ada pula Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Namun, di Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud meraih suara paling kecil dibandingkan dua pasangan lainnya. Pasangan peraih suara terbanyak ialah Prabowo-Gibran dan lalu diikuti Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Adapun partai pengusung Prabowo-Gibran meliputi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Garuda.
Kini, Mahkamah Konstitusi (MK) tengah memproses gugatan Pilpres 2024 yang diajukan oleh pihak Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Namun, di tengah proses sengketa Pilpres 2024 tersebut, tiba-tiba Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono menghadiri halalbihalal di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Jakarta, Senin (15/4/2024) malam.
Dalam halalbihalal tersebut, hadir pula Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan. Mardiono pun duduk di sebelah Ketua Umum PSI yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.
Mardiono saat dihubungi di Jakarta, Selasa (16/4/2024), mengatakan, kehadirannya di halalbihalal tersebut adalah sebagai tamu undangan. Menurut dia, sebagai sesama ketua umum partai adalah hal biasa saling mengundang ketika partainya tengah menggelar sebuah acara.
”Jadi, tidaklah aneh ketika saya diundang karena juga selama ini saya tidak pernah memutus tali silaturahmi, komunikasi, dengan Pak Zulkifli Hasan dan Pak Airlangga Hartarto,” ujar Mardiono.
Lagi pula, lanjut Mardiono, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang dahulu dibentuk jauh sebelum proses pencalonan presiden-wakil presiden untuk Pilpres 2024, tidak pernah dibubarkan. KIB ini terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP.
”Kami tidak pernah membubarkan KIB, lho, karena tujuan di KIB itu mulia. Namanya, Koalisi Indonesia Bersatu. Kalau itu dibubarkan, Indonesia tidak bersatu lagi. Bahwa kemudian sudah tecermin akhir pada koalisi tiga partai itu pilihannya berbeda, itu keniscayaan politik demokrasi di negeri kita. Sudah makin dewasa dalam berdemokrasi, ya, biasalah pilihan politiknya berbeda,” ucap Mardiono.
Kini, Mardiono merasa, bukan tidak mungkin PPP akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Hal ini, menurut dia, harus dilihat dalam konteks membangun bangsa dan negara.
Sebagai ketua umum partai, Mardiono pun mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai peraih suara terbanyak dalam Pilpres 2024.
”Kalau sudah mengucapkan selamat, kan (berarti), mengakui (kemenangan Prabowo-Gibran). Kemudian nanti, finalnya, akhir dari semua itu ada di MK karena masih ada proses-proses apakah itu gugatan, ya, itulah keputusan nanti tanggal 22,” ujarnya.
Menurut dia, semua pihak harus menghormati lembaga negara yang sedang menangani persoalan persengketaan hasil pilpres tersebut. ”Tetapi dalam konteks pengakuan, sudah diakui. Dalam konteks keabsahan roda pemerintahan, nanti setelah (Prabowo-Gibran) dilantik,” ucap Mardiono.
Ajakan berkoalisi
Di sisi lain, Mardiono mengakui, ada ajakan dari Airlangga dan Zulkifli agar PPP masuk ke koalisi Prabowo-Gibran. ”Tentu ada (ajakan). Ayo bareng-bareng. Masa, ayo kita berpisah-pisah, ha-ha-ha. Kita kalau ketemu, pasti ayolah kita bareng-barenglah,” ujarnya.
Ajakan itu, kata Mardiono, disampaikan secara informal oleh Airlangga dan Zulkifli dalam kesempatan yang terpisah. Namun, ia enggan mengungkapkan kapan pertemuan tersebut. Hal yang pasti, pertemuan antara dirinya dan Airlangga, khususnya, tidak hanya terjadi pada acara halalbihalal di Kantor DPP Golkar, Senin malam kemarin.
”Secara obrolan dalam suatu pembicaraan, ya, tentu itu ada. Misalnya pembicaraan Golkar dengan PPP itu, kan, menatapi sebuah perjalanan di negeri ini yang cukup panjang. Kita berangkulan untuk memperkuat bahwa kemudian nanti tujuan untuk menyejahterakan rakyat itu agar cepat tercapai,” katanya.
Mardiono tidak menampik adanya obrolan-obrolan politik. ”Ya, kan, ketemunya tidak (Senin) tadi malam saja. Kemarin-kemarin saya juga dengan Pak Airlangga (bertemu). Kami ini, kan, enggak jauh-jauh amat,” ucap Mardiono.
Mardiono pun mengungkapkan bahwa dirinya atau PPP selama ini tidak pernah ada persoalan dengan Prabowo maupun Gerindra. Oleh karena itu, tidak ada masalah jika suatu saat diagendakan bagi mereka untuk bertemu. ”(Hal ini) Karena saya kenal beliau sudah lama, bukan barang baru mengenali beliau,” tuturnya.
Dia tidak ingin berspekulasi terlalu jauh. Sebab, pihaknya juga masih menanti hasil putusan MK. ”Artinya, yang disebut koalisi dalam rangka mengantarkan, baik pihak 01, 02, dan 03, itu, kan, koalisi pemenangan pilpres. Nah, akhir dari pilpres itu, ya, nanti di MK. Artinya, setelah putusan pilpres diketok oleh MK, ya, sudah selesai,” katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto saat ditemui di MK menyampaikan, partainya mendukung langkah-langkah PPP untuk melakukan komunikasi politik dengan siapa pun. Apalagi, PDI-P memahami posisi PPP saat ini yang tengah berjuang agar bisa lolos ambang batas parlemen.
”PDI-Perjuangan, kan, sangat berkepentingan agar rezim ini tidak menghilangkan sejarah Partai Kabah yang menjadi sahabat PDI-Perjuangan. Nah, dalam rangka survival sebagai Partai Kabah, ya, kami dorong PPP untuk melakukan komunikasi-komunikasi politik karena itu menjadi bagian dari sejarah bangsa ini sehingga jangan sampai ada niatan untuk menghilangkan sejarah PPP tersebut,” ucap Hasto.
Untuk diketahui, dari hasil rekapitulasi penghitungan nasional terakhir KPU, perolehan suara PPP dalam Pileg 2024 belum melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Pada Pileg 2024, perolehan suara PPP hanya 3,87 persen.
Ganjar saat ditemui seusai bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Selasa siang ini, juga tidak mempersoalkan kehadiran Mardiono di halalbihalal Partai Golkar. Menurut dia, sesama ketua umum partai mempunyai cara tersendiri untuk saling berkomunikasi.
”Saya kira baik, utamanya dalam konteks keagamaan. Menurut saya, sih, itu tradisi Indonesia-lah, ya, antarindividu kemudian mereka antarpemimpin partai. Saya kira boleh-boleh saja,” ungkap Ganjar.