Keputusan bakal cawapres dari Prabowo Subianto akan diputuskan bersama di Koalisi Indonesia Maju. Selain Gibran, ada nama Airlangga Hartarto, Erick Thohir, dan Khofifah Indar Parawansa.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, mengklaim usulan dirinya berpasangan dengan putra Presiden Joko Widodo yang juga Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, di Pemilihan Presiden 2024, merupakan aspirasi publik, bukan kehendak elite. Namun, Ketua Umum Gerindra itu masih akan menanti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat usia calon presiden-wakil presiden.
”Bagaimana kalau kehendak rakyat memang begitu?” ujar Prabowo saat ditanya alasannya memilih Gibran untuk mendampinginya seusai menerima dukungan dari kelompok sukarelawan pendukungnya yang menamakan diri Persaudaraan 98, di Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Apalagi, lanjutnya, sejumlah kelompok sukarelawan dan Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra terus menggaungkan duet Prabowo-Gibran. Maka, Prabowo pun mengklaim nama Gibran muncul sebagai aspirasi dari publik, bukan kehendak elite.
Sebelumnya, Gibran mengaku sudah berkali-kali Prabowo memintanya untuk menjadi cawapresnya di Pilpres 2024.
Bagi Prabowo, duet dirinya dengan Gibran ibarat senior-yunior yang saling melengkapi dan merupakan usulan baik. Namun, elemen penting yang perlu diperhatikan adalah penyatuan pemimpin-pemimpin nasional.
Ia juga masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas minimum usia capres-cawapres, yang menurut rencana, bakal dibacakan oleh MK pada 16 Oktober mendatang.
Jika MK memutuskan mengabulkan uji materi dan menurunkan syarat batas minimum usia dari 40 tahun menjadi minimum 35 tahun, atau ada penambahan klausul pernah menjabat kepala daerah untuk menjadi capres/cawapres, maka jalan Gibran terbuka untuk maju di Pilpres 2024. Saat ini, Gibran berusia 36 tahun dan menjabat Wali Kota Surakarta.
Prabowo berpesan, ketika sukarelawan berani mengusulkan pasangan untuk dirinya, maka mereka juga harus berani menyebarkan kabar itu ke masyarakat lainnya.
”Iya (setelah putusan MK partai koalisi akan berkumpul). Saya sudah katakan, ini keputusan (bakal cawapres) harus dengan semua ketua partai anggota koalisi,” kata Prabowo.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) beranggotakan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, dan Partai Garuda. Selain Gibran, bakal cawapres dari Prabowo lainnya adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Kepala Badan Komunikasi Strategis sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyampaikan, pihaknya menyerahkan penentuan bakal cawapres ke Prabowo dan yakin siapa pun yang dipilih bisa membawa kemenangan. Apalagi, nama Gibran memang masuk dalam radar bakal cawapres Prabowo.
”Nanti Pak Prabowo akan meminta pertimbangan ke kami (Partai Demokrat) dan anggota koalisi lainnya atas nama-nama yang diusulkan,” katanya.
Herzaky juga menanggapi usulan untuk menjadikan Gibran sebagai bakal cawapres sebagai aspirasi dan layak menjadi pertimbangan. Demokrat tidak ingin berspekulasi dan berandai-andai hasil putusan MK. Jadi, berbagai usulan itu boleh saja dimunculkan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno berpandangan, mencuatnya duet Prabowo-Gibran merupakan bagian dari dinamika dan hiruk-pikuk demokrasi menjelang Pemilu Presiden 2024. PAN merespons positif hal tersebut karena masyarakat ditawarkan keberagaman pilihan pasangan.
Pada dasarnya setiap partai politik anggota KIM memang telah mengajukan nama bakal cawapres ke Prabowo. Hal ini seperti PAN yang menyodorkan Erick Thohir dan Golkar yang mendorong Airlangga Hartarto.
Sukarelawan Prabowo
Mendekati waktu pengumuman putusan MK, deklarasi Prabowo-Gibran semakin gencar dilakukan sukarelawan pendukung Prabowo dan pengurus cabang Partai Gerindra. Salah satunya adalah kelompok sukarelawan yang menamakan diri Persaudaraan 98.
Prabowo berpesan, ketika sukarelawan berani mengusulkan pasangan untuk dirinya, maka mereka juga harus berani menyebarkan kabar itu ke masyarakat lainnya.
Meskipun begitu, tetap ada sukarelawan yang mendukung Prabowo secara buta, tanpa memedulikan pendampingnya. Ketua Umum Alumni UI Dukung Prabowo untuk Indonesia (Proui) Kun Narachadijat menilai pihaknya secara penuh mendukung figur Prabowo. Sementara urusan lainnya diserahkan ke Ketua Umum Partai Gerindra itu.
”Satu, masalah Prabowo kami mendukung figur. Selebihnya apakah wakil dengan siapa, itu terserah Pak Prabowo,” ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo sekaligus Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden 2024, Ahmad Basarah, menyebutkan, sukarelawan tidak ada yang mendeklarasikan mengenai figur yang layak untuk mendampingi Ganjar.
Ganjar merupakan bakal capres yang diusung oleh PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.
”Sejauh ini telah terdaftar sekitar 1.400 organisasi sukarelawan. Mereka terdiri dari kelompok yang sebelumnya mendukung Presiden Joko Widodo dan kelompok yang baru terbentuk untuk mendukung Ganjar Pranowo,” katanya.
Terkait bakal cawapres Ganjar, para sukarelawan menyerahkan sepenuhnya ke partai-partai pendukung. Mereka, lanjut Basarah, lebih memilih fokus bergerak turun ke bawah membantu rakyat ketimbang terjebak dalam atraksi politik pragmatis. Namun, partai-partai pendukung Ganjar juga mendengarkan aspirasi sukarelawan.