Enam Anggota DPR Australia Kunjungi Taiwan, China Tersinggung
China tidak senang ada anggota DPR Australia mengunjungi Taiwan. Bagi China, perkara ini sensitif karena hubungan China-Australia berada pada titik terendah.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
TAIPEI, SELASA — Enam anggota DPR Australia dari sejumlah partai politik mengunjungi Taiwan dalam rangka mempererat hubungan kedua belah pihak. Akan tetapi, China tersinggung dan memperingatkan Australia agar tidak mencari-cari perkara.
Keenam anggota DPR itu tiba di Taiwan pada Senin (5/12/2022). Menurut rencana, mereka berada di sana selama lima hari untuk bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan sejumlah perwakilan pemerintah serta warga.
Pekan lalu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan, para anggota DPR yang berangkat ke Taipei ini tidak ada yang memegang posisi sebagai pejabat teras pemerintah. ”Ini adalah kunjungan atas kemauan mandiri para anggota delegasi tersebut, bukan atas kemauan pemerintah. Saya tidak bisa menghalangi,” katanya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Graham Richardson, salah satu anggota DPR yang berkunjung ke Taiwan mengatakan, hubungan Australia-Taiwan harus dijaga. Kepada media Sky News ia menuturkan, Taiwan adalah mitra dagang terbesar kedelapan bagi Australia. Oleh sebab itu, tidak mungkin mereka menegasikan peran Taiwan terhadap perekonomian di Asia Pasifik.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengutarakan hal senada. ”Hubungan Taipei-Canberra beragam dan semuanya produktif,” ujarnya.
Australia merupakan pendukung agar Taiwan masuk ke dalam Kesepakatan Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) sejak pertengahan tahun 2021. China berusaha menghalanginya karena Taiwan secara formal merupakan bagian dari China sesuai dengan Prinsip Satu China. Artinya, Taiwan sudah tercakup di dalam CPTPP sebagai salah satu provinsi di China.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bangkok, Thailand, November lalu, Albanese menjelaskan alasan Australia mendukung Taiwan. ”CPTPP pada dasarnya bisa diikuti tidak hanya oleh negara, tetapi juga wilayah otonomi yang diakui secara global. Dalam hal ini, Taiwan semestinya bisa bergabung sebagai sebuah entitas ekonomi global,” tuturnya, dikutip kantor berita Taiwan, Central News Agency.
China melalui surat kabar pemerintah, Global Times, memberi peringatan kepada Australia. Beijing menyatakan, apabila Australia mencoba bermain api, akan ada akibatnya. Kejadian yang menimpa Lituania dijadikan contoh oleh China.
Pada tahun 2021, Lituania membangun hubungan diplomasi dengan Taiwan. Bahkan, di Vilnius juga ada Kedutaan Besar Taiwan. China membalas dengan menutup kedutaan mereka di Vilnius dan memulangkan Duta Besar Lituania di Beijing. Hubungan ekonomi juga menjadi tersendat. Akhirnya, pada Januari 2022, Presiden Lituani Gitanas Nauseda mengakui telah salah langkah membuka hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Bagi China, perkara ini sensitif karena hubungan China-Australia berada pada titik terendah. Pada 2020, Australia menuduh China bertanggung jawab menyebar virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan pandemi Covid-19. China marah dan berhenti mengimpor berbagai komoditas Australia, termasuk batubara dan minuman anggur yang merupakan tulang punggung pendapatan domestik bruto negara itu.
Ketika KTT G20 di Nusa Dua, 14-16 November, Albanese bertemu secara bilateral dengan Presiden China Xi Jinping. Dalam jumpa pers seusai pertemuan itu, Albanese mengungkapkan pembicaraan berlangsung lancar dan konstruktif yang menyiratkan hubungan kedua negara membaik. Oleh sebab itu, bagi China, kedatangan enam anggota DPR Australia itu merusak jembatan yang telah dibangun di KTT G20.
Ketua Asosiasi Lembaga Kajian Australia di China, Chen Hong, menjelaskan, kedatangan enam anggota DPR itu juga tidak melambangkan pendapat bangsa Australia. ”Mereka berasal dari sejumlah partai politik dengan agenda berbeda-beda terkait hubungan dengan Taiwan. Akan sangat lugu jika Taiwan memercayai ucapan keenam orang ini sebagai komitmen dari Australia,” ucapnya.
Pada Agustus, Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei. China memberi peringatan dengan melakukan latihan militer berskala besar di Selat Taiwan. Selama beberapa bulan, terjadi adu latihan perang antara China dengan AS beserta sekutunya. Suasana kawasan menjadi tegang dengan sejumlah negara, termasuk Indonesia, menyerukan agar semua pihak berkepala dingin dan menahan diri. (AFP)