Presiden Taiwan: Konfrontasi Bersenjata Bukan Opsi
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menegaskan bahwa tidak ada ruang kompromi untuk kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan Taiwan. Namun, ia juga menegaskan bahwa konfrontasi dengan bersenjata bukanlah opsi.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
AP PHOTO/CHIANG YING-YING
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berpidato pada peringatan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Senin (10/10/2022).
TAIPEI, SENIN — Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menegaskan, konfrontasi bersenjata antara China dan Taiwan bukanlah opsi. Satu-satunya jalan adalah Beijing menghormati komitmen rakyat Taiwan untuk berdaulat, berdemokrasi, dan bebas.
”Saya ingin menyatakan dengan jelas kepada otoritas Beijing bahwa konfrontasi bersenjata benar-benar bukan sebuah opsi bagi kedua belah pihak. Hanya dengan menghormati komitmen rakyat Taiwan atas kedaulatan, demokrasi, dan kebebasannya, akan ada landasan untuk melanjutkan interaksi konstruktif di Selat Taiwan,” kata Tsai dalam pidato pada Hari Nasional, Senin (10/10/2022), sebagaimana dikutip dari teks pidato yang diunggah kantor berita Taiwan, Focus Taiwan.
Berjudul “Pulau Berdaya Tahan: Taiwan yang Lebih Baik untuk Dunia”, pidato Tsai terdiri atas tujuh poin. Isu terkait hubungan dengan China diletakkan pada poin terakhir. Pidato disampaikan kurang dari sepekan menjelang Kongres Partai Komunis China ketika Presiden Xi Jinping diperkirakan akan memenangi masa jabatan presiden lima tahunan untuk ketiga kali.
”Kami mengharapkan dimulainya kembali secara bertahap lalu lintas warga secara sehat dan tertib setelah pelonggaran larangan-larangan perbatasan di kedua belah pihak. Dengan demikian, ini akan mengurangi ketegangan di Selat Taiwan,” kata Tsai.
AP PHOTO/CHIANG YING-YING
Para pelajar dari Kyoto Tachibana SHS Band tampil pada peringatan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Senin (10/10/2022).
Sepanjang ada rasionalitas, kesetaraan, dan rasa saling hormat, menurut Tsai, Taiwan bersedia bekerja sama dengan otoritas Beijing untuk menemukan pengaturan yang dapat disepakati guna menegakkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. ”Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” katanya.
Perdamaian dan stabilitas, masih menurut Tsai, adalah dasar untuk pembangunan hubungan kedua sisi di Selat Taiwan. Ia menyayangkan eskalasi intimidasi militer, tekanan diplomatik, hambatan perdagangan, dan usaha-usaha menghapus kedaulatan Taiwan oleh Beijing dalam beberapa tahun terakhir yang telah mengancam status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan.
Selama 73 tahun terakhir, lanjutnya, rakyat Taiwan hidup dan tumbuh bersama di bumi ini dan telah membentuk identitas dan rasa memiliki yang kuat. ”Konsensus umum di kalangan rakyat dan berbagai partai politik di Taiwan adalah bahwa kami harus mempertahankan kedaulatan nasional dan cara hidup kami yang bebas dan demokratis. Pada titik ini, kami tidak memiliki ruang untuk kompromi,” katanya.
Perbedaan antara kedua sisi selat, ujar Tsai, berasal dari faktor sejarah serta pengalaman yang berbeda dalam pembangunan demokrasi. Otoritas Beijing seharusnya tidak membuat penilaian yang salah karena sistem demokrasi Taiwan yang kuat.
”Mereka (Beijing) tidak boleh salah mengira bahwa ada ruang untuk kompromi dalam komitmen rakyat Taiwan terhadap demokrasi dan kebebasan dan dengan demikian berusaha memecah belah masyarakat Taiwan dengan memanfaatkan persaingan sengit antara partai-partai politik. Cara berpikir dan bertindak seperti ini tidak bermanfaat bagi hubungan lintas selat, dan hanya akan mendorong kedua belah pihak lebih jauh satu sama lain,” kata Tsai.
AP PHOTO/CHIANG YING-YING
Anggota parlemen Jepang menghadiri peringatan Hari Nasional di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, Senin (10/10/2022).
Sementara itu, mengutip kantor berita Xin Hua, Perdana Menteri China, Li Keqiang pada Jumat pekan lalu menyatakan, Partai Komunis China akan menggelar Kongres ke-20. Ia menekankan vitalnya acara itu.
”Tahun ini benar-benar penting dalam pembangunan China. Di hadapan pembangunan yang menantang dan kompleks, baik di dalam maupun di luar China, seluruh negeri di bawah kepemimpinan kuat Komite Pusat PKC bersama Komrad Xi Jinping telah maju bersama dengan dorongan dan tekad,” kata Li.
Memastikan fundamental ekonomi yang mantap, ujarnya, krusial untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi China yang stabil. Oleh karena itu, China telah mengambil langkah-langkah vital untuk mengatasi guncangan yang disebabkan faktor-faktor yang lebih besar dari perkiraan. Pemerintah China juga telah menerbitkan paket kebijakan untuk stabilisasi perekonomian.
Terkait dengan Taiwan, Li menyerukan pengembangan perdamaian di Selat Taiwan. Namun, ia juga tegas menentang ”kemerdekaan Taiwan”. ”Kami menentang gerakan separatis 'Taiwan merdeka' dan campur tangan asing serta aktif mempromosikan pertumbuhan yang damai dalam hubungan lintas Selat,” kata Li.