4 Negara Bentuk Aliansi Chip 4, Bentengi Industri Semikonduktor Global
Empat pembuat semikonduktor global (AS, Taiwan, Korsel, dan Jepang) bergabung membentuk aliansi guna menjaga rantai pasok semikonduktor global.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
AFP/SAM YEH
Logo perusahaam Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), seperti terlihat di Hsinchu pada 29 Januari 2021.
TAIPEI, RABU – Taiwan resmi bergabung dengan Aliansi Chip 4. Pembentukan aliansi ini diinisiasi oleh Amerika Serikat dengan anggota saat ini Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Tujuan pembentukan aliansi itu, yakni untuk memastikan keamanan rantai pasok industri semikonduktor global di tengah tekanan persaingan geopolitik, terutama di tengah situasi tegang antara Taiwan dan China.
Pertemuan pertama Aliansi Chip 4 digelar pekan lalu secara daring setelah Presiden AS Joe Biden mengusulkan pentingnya keberadaan aliansi tersebut. Cip semikonduktor merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada berbagai perlengkapan teknologi, mulai dari gawai pintar sehari-hari, termasuk telepon genggam, sampai pesawat antariksa.
AS tetap menjadi negara pertama yang merancang model-model terbaru maupun tercanggih cip semikonduktor. Adapun Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan merupakan negara-negara dengan kemampuan produksi terbesar. Bahkan, Taiwan dengan perusahaan TSMC yang mereka miliki saat ini memegang 55 persen pasar semikonduktor dunia.
Pada Agustus 2022, DPR AS menyetujui pemberian anggaran sebesar 52 miliar dollar AS untuk subsidi industri semikonduktor dalam negeri. “Kita harus berusaha menghentikan ketergantungan terhadap ekspor semikonduktor dari Taiwan maupun negara-negara lain,” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, seperti dikutip oleh Bloomberg, Rabu (5/10/2022).
Meskipun demikian, bukan berarti AS memutuskan kerja sama dengan Taiwan. Justru, AS mengajak Taiwan untuk berinvestasi di sana. TSMC setuju membangun pabrik baru di AS. Begitu pula dengan Samsung yang sedang dalam proses penyelesaian pembuatan pabrik di kota Austin, Negara Bagian Texas.
AP/THE POST-STANDARD/N SCOTT TRIMBLE
Foto udara yang diambil pada 30 Agustus 2022 ini memperlihatkan area dari Jalan Caughdenoy dan Rute 31 Negara Bagian New York serta Jalan Burnet Road hingga area di bagian kiri yang akan dibangun oleh pengelola White Pines Commerce Park menjadi pabrik semikonduktor pinggiran utara New York, Syracuse, AS.
Strategi yang dilakukan oleh Aliansi Chip 4, selain berinvestasi di antara mereka, adalah menguatkan industri dalam negeri masing-masing. Hal tersebut sudah mulai dilakukan oleh Samsung dan SK Hynix. Mereka juga memberlakukan pengawasan ketat mengenai jenis-jenis cip yang akan diekspor ke negara lain.
Wakil Menteri Ekonomi Taiwan Chen Chern-chyi mengatakan, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Taiwan. Akan tetapi, mulai sekarang Taiwan akan memastikan cip-cip canggih untuk teknologi komputer super tidak akan dijual ke China.
“Kami tidak ingin cip-cip ini dipakai oleh militer China atau perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah maupun militer mereka,” kata Chen.
Otoritas Taiwan tengah mengadakan penyelidikan terhadap perusahaan dalam negeri, yaitu Alchip Technologies. Hal itu bermula dari artikel di surat kabar Washington Post pada bulan April 2021 yang mengatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengembangkan persenjataan canggih dengan memakai teknologi dari perusahaan China Phytium Information Technology. Salah satu penyuplai cip semikonduktor ke Phytium adalah Alchip dari Taiwan.
Bagian cip memori dari pembuat cip memori AS, Micron Technology, ditampilkan di stan mereka di sebuah pameran industri di Frankfurt, Jerman, 14 Juli 2015
Di samping itu, Taiwan juga memberlakukan denda terhadap Foxconn, perusahaan perakit iPhone. Pasalnya, Foxconn lalai melapor kepada Otoritas Taiwan bahwa di salah satu anak perusahaan mereka di Shanghai terjadi akuisisi oleh perusahaan Tsinghua Unigroup yang ternyata didukung oleh Pemerintah China.
Pada tahun 2021, Taiwan masih berargumen bahwa semikonduktor merupakan perisai mereka dari serangan global. Hal ini diutarakan oleh Presiden Tsai Ing-wen kepada majalah Foreign Policy edisi Oktober 2021 maupun Direktur Utama TSMC Mark Liu pada musim panas 2021 dan dikutip oleh majalah Time edisi 5 Oktober 2022.
“Semua pihak, termasuk China, menginginkan Selat Taiwan yang damai dan stabil karena begitu industri semikonduktor terganggu, perekonomian global merosot. Ini sudah terbukti pada pandemi Covid-19. Jika terjadi konflik di Selat Taiwan, imbasnya jauh lebih parah daripada pandemi,” kata Liu. (REUTERS)