AS Tingkatkan Larangan Ekspor Semikonduktor ke China
Persaingan dagang AS dan China memanas di sektor semikonduktor setelah AS memberlakukan embargo bahan dan alat pembuatan semikonduktor ke China. Beijing menuding Washington menerapkan hegemoni di sektor perdagangan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
AP PHOTO/MARK SCHIEFELBEIN
Foto yang diambil pada 14 Maret 2020 memperlihatkan staf pabrik dengan mengenakan pakaian pelindung memeriksa proses pembuatan semikonduktor di Renesas Electronics di Beijing, China.
WASHINGTON, JUMAT — Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan tindakan untuk semakin memperketat embargo bahan dan alat pembuatan cip semikonduktor ukuran tertentu ke perusahaan-perusahaan semikonduktor China. Langkah ini di satu sisi bertujuan untuk melindungi perkembangan teknologi dan keamanan AS. Namun, di sisi lain para pelaku usaha khawatir, langkah itu akan mengganggu pertumbuhan industri semikonduktor global.
Dokumen berisi langkah terbaru Washington itu ditulis oleh Departemen Perdagangan AS. Kantor berita Reuters memperoleh naskahnya dari sejumlah sumber yang tidak bisa disebut identitasnya dan memublikasikannya pada Jumat (16/9/2022).
Departemen Perdagangan AS memberi perintah kepada sejumlah perusahaan teknologi, yaitu KLA Corp, Lam Research, Applied Materials, Nvidia, dan Advanced Micro Devices, agar tidak mengekspor bahan maupun alat pembuatan cip semikonduktor di bawah 14 nanometer ke China.
”Ekspor hanya bisa dilakukan ketika perusahaan mendapat izin khusus dari Departemen Perdagangan dan terkait produk yang spesifik,” demikian kutipan dari naskah itu.
Sejauh ini, baru perusahaan-perusahaan dalam daftar dokumen itu yang harus mengikuti aturan tersebut. Akan tetapi, mengingat satu perusahaan semikonduktor berjejaring dengan perusahaan teknologi lain, ada kecemasan perusahaan-perusahaan di luar itu juga terdampak.
Cip A100 buatan Nvidia, misalnya, beroperasi dengan teknologi pusat data buatan Hewlett Packard, Dell, dan Super Micro Computer. Dalam pernyataan di situs resmi mereka, Hewlett Packard mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan situasi.
AFP PHOTO / FRED DUFOUR
Teknologi pengenalan wajah untuk penegak hukum diperlihatkan dalam NVIDIA GPU Technology Conference di Washington, Amerika Serikat, 1 November 2017.
Kamar Dagang AS telah membuat surat edaran kepada anggota mereka agar bersiap jika larangan itu ditingkatkan oleh Departemen Perdagangan menjadi aturan sepenuhnya. Mereka juga memperingatkan adanya risiko sejumlah perusahaan mitra dari China masuk daftar hitam Pemerintah AS.
Pada Juli 2022, Presiden AS Joe Biden telah mengeluarkan aturan untuk menyubsidi industri semikonduktor dalam negeri. Pemerintah AS mengucurkan dana 52 miliar dollar AS untuk langkah itu. AS juga mengajak agar Taiwan, produsen semikonduktor nomor satu di dunia, agar mau berinvestasi di AS. Mereka mendekati perusahaan Taiwan, Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Global Wafers.
”AS benar-benar ingin menjegal China agar tidak menguasai teknologi semikonduktor mumpung AS masih nomor satu di sektor ini,” kata Jim Lewis, pakar teknologi pada Institut Kajian Strategis Internasional (CSIS).
AS tidak mau China menguasai teknologi canggih berkelanjutan. Apalagi, teknologi semikonduktor ini, selain vital untuk produksi gawai pintar, juga diterapkan pada teknologi sehari-hari, militer, dan antariksa.
AFP/NICOLAS ASFOURI
Dalam foto yang diambil pada 22 April 2020, warga berjalan melewati toko Huawei di Beijing, China.
Selain itu, seperti dilansir media publikasi teknologi Tech Spot, Departemen Perdagangan AS bekerja sama dengan Google untuk membuat program pengembangan semikonduktor berbasis sumber terbuka (open source). Berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian diajak berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi tersebut yang kemudian disaring oleh Departemen Perdagangan serta Google.
”Metode open source ini lazim digunakan di Google karena inspirasi ada di mana saja dan tidak terikat pada satu organisasi saja. Kita harus berjejaring dan berkolaborasi,” kata Direktur Sektor Publik Google Will Grannis.
China keberatan
Pemerintah China mengajukan keberatan atas embargo oleh Pemerintah AS itu. Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, mengatakan bahwa tindakan tersebut berbahaya. AS melanggar perjanjian dagang internasional. Selain itu, tindakan ini juga mencederai perusahaan-perusahaan baik di AS maupun China.
Surat kabar nasional China Daily langsung menuduh AS menerapkan hegemoni di sektor perdagangan. Padahal, China merupakan pembeli terbanyak semikonduktor AS, yaitu setara dengan 29 persen penjualan global. Ekspor semikonduktor AS ke China pada tahun 2021 adalah 29,62 miliar dollar AS atau naik 58 persen dari tahun 2020.
Perusahaan-perusahaan yang disebut oleh Departemen Perdagangan AS menjual sebagian besar produk bahan dan alat pembuatan semikonduktor mereka ke China. Perusahaan Applied Materials, misalnya, meraup 33 persen pendapatan tahunan mereka dari penjualan ke China. (REUTERS)
