Hubungan AS-China memburuk. Sejak 2018, AS melancarkan perang dagang dan menjatuhkan aneka sanksi kepada China. Sejak Agustus 2022, China memutus hampir semua saluran komunikasi dengan AS.
Oleh
KRIS MADA, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
AFP/SAUL LOEB
Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan saat bertemu di sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
NUSA DUA, KOMPAS — Amerika Serikat dan China menyadari tanggung jawab mereka untuk mencegah konflik. Kini, hubungan kedua negara besar itu tidak sesuai kepentingan mereka dan harapan dunia kepada mereka. AS-China juga perlu mencari cara untuk mengelola hubungan.
Janji-janji itu disampaikan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022), saat pertemuan bilateral dalam acara sampingan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Bali, Biden mengatakan, jika menyangkut China, AS akan bersaing dengan bersemangat, tetapi tidak berkonflik. ”Saya benar-benar yakin tidak perlu ada Perang Dingin baru,” ujarnya.
Biden menekankan dukungan AS pada kebijakan Satu China dan mengatakan yakin ada upaya China untuk menginvasi Taiwan dalam waktu dekat. Adapun Xi, menurut Pemerintah China, menekankan bahwa Taiwan berada dalam kepentingan inti China, dasar fondasi hubungan AS-China, dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan AS-China.
”Sebagai pemimpin kedua bangsa, kita berbagi tanggung jawab, dalam pandangan saya, untuk menunjukkan China dan AS dapat mengelola perbedaan, mencegah kompetisi menjadi apa pun yang mendekati konflik, dan mencari cara bekerja sama pada masalah global mendesak yang membutuhkan kerja sama kita,” tutur Biden sebelum memulai pertemuan dengan Xi.
Sejak menjadi Presiden AS, sudah berkali-kali ia melontarkan pesan sejenis. Di sisi lain, pemerintahan Biden menetapkan China sebagai lawan dan pesaing. Pemerintahan Biden gencar berusaha memutus akses China pada berbagai teknologi maju milik AS dan sekutunya. Washington juga membuat Beijing marah karena terus bermanuver soal Xinjiang, Taiwan, dan Hong Kong.
Dalam pernyataan yang disiarkan Gedung Putih selepas pertemuan disebutkan, Biden kembali menyinggung isu Xinjiang dan Taiwan kepada Xi. Biden juga menegaskan AS akan bersemangat berkompetisi dengan China. Bentuk semangat itu antara lain mengalokasikan sumber daya di dalam negeri dan merangkul sekutu di berbagai negara.
Di sisi lain, Biden berharap kompetisi itu tidak menjadi konflik. Biden menekankan pula pentingnya menjaga komunikasi tetap terbuka.
Sejak Agustus 2022, China memutus hampir semua saluran komunikasi dengan AS. Pemutusan itu bagian dari reaksi China atas lawatan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. ”Kini, hubungan AS-China dalam situasi memprihatinkan karena bukan kepentingan mendasar kedua negara dan tidak sesuai harapan komunitas internasional pada kita,” kata Xi sebelum pertemuan di dalam kompleks sangraloka tempat delegasi China menginap.
KOMPAS
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral menjelang KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Pertemuan digelar kala hubungan AS-China memburuk. Sejak 2018, AS melancarkan perang dagang dan menjatuhkan aneka sanksi kepada China.
Xi menyebut, ia dan Biden perlu menentukan arah hubungan kedua negara. Beijing-Washington perlu mencari cara agar hubungan keduanya semakin meningkat. ”Dunia berharap China dan AS mengelola hubungan secara layak. Pertemuan kita menarik perhatian dunia,” ujarnya.
Ia mengaku siap berbincang secara mendalam dan lugas dengan Biden. Ia menggunakan istilah diplomasi untuk menggambarkan pertemuan yang dapat berjalan penuh kecaman dari masing-masing pihak.
Biden mengatakan akan tetap menjaga saluran komunikasi secara pribadi dengan Xi. Biden juga berkomitmen menjaga komunikasi pemerintahan kedua negara.
Meski sudah kerap bertemu selama beberapa tahun terakhir, inilah pertama kali mereka bertemu dalam status sebagai presiden. Sebelum pertemuan di Bali, kedua presiden lima kali berbicara melalui telekonferensi video. Sebelum itu, dalam status sebagai wakil presiden, mereka juga beberapa kali bertemu.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut, pertemuan itu dijadikan pelantar stabilisasi hubungan yang maju mundur di antara AS dan China. Pertemuan juga diharapkan bisa menyediakan landasan untuk hubungan ekonomi yang lebih baik bagi kedua negara. ”Hal yang paling saya harapkan dari pertemuan bilateral hari ini adalah kita bisa berhubungan lebih intensif dengan mitra di China tentang ekonomi China, global, dan dampak kebijakan AS-China pada perekonomian global,” ujarnya.
Beijing-Washington perlu saling memahami apa yang menjadi keprihatinan masing-masing. Yellen mengaku, Bejing prihatin pada manuver AS memutus akses China pada teknologi pengembangan dan pembuatan semikonduktor.
AP/POOL/AJENG DINAR ULFIANA
Presiden China Xi Jinping tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, Senin (14/11/2022). Selain menghadiri KTT G20, Xi juga bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Bali.
Adapun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, China selalu berkomitmen untuk hidup berdampingan secara damai dengan AS. Di sisi lain, China akan teguh mempertahankan kepentingan nasional, kedaulatan, dan keamanan. ”Penting bagi AS bekerja sama dengan China mengelola perbedaan, mendorong kerja sama yang saling menguntungkan, menghindari salah paham dan salah perhitungan, serta membawa hubungan AS-China kembali ke jalur yang mendukung pembangunan,” katanya seraya menegaskan hubungan Beijing-Washington harus berlandaskan pada saling menghormati.
Sementara sejumlah pengamat China menyebut, tidak akan banyak perubahan dalam hubungan AS-China. Hal itu antara lain menimbang kondisi domestik AS.
Peneliti Chinese Academy of Social Sciences, Lu Xiang, mengatakan, kemenangan Republikan di pemilu paruh waktu pekan lalu malah membuka peluang semakin banyak provokasi dari Washington. ”Hubungan AS-China akan semakin tidak terkendali jika Demokrat-Republikan mempertahankan arah mereka selama ini,” ujarnya sebagaimana dikutip Global Times.
Manuver kedua partai AS itu akan berkebalikan dengan keinginan Biden menyediakan landasan bagi hubungan lebih baik dengan China. Para pejabat AS menyebut pertemuan Bali sebagai upaya membuat lantai untuk hubungan AS-China di masa depan. ”Biden harus lebih berhati-hati dan mengurangi provokasi,” ucapnya.
Wakil Dekan School of International Studies pada Renmin University Jin Canrong menyebut, sulit mengharapkan Biden akan lebih lunak kepada China. Sebab, Republikan berulang kali menyatakan akan mengevaluasi langkah AS di Ukraina.
Bagi Jin, niat itu akan menyulitkan hubungan AS dengan sekutu dan mitranya. Saat hubungan dengan sekutunya memburuk, sulit mengharapkan AS akan melunak kepada China. (AFP/REUTERS)