Tinggal sehari lagi, Konferensi Tingkat Tinggi G20 akan digelar. Mata dunia kini mengarah ke Bali. Pertemuan bilateral antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden diperkirakan bakal menyita perhatian.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR, B JOSIE SUSILO HARDIANTO
·4 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Presiden Amerika Serikat Joe Biden melintas di kawasan Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Delegasi dari berbagai negara mulai berdatangan ke Bali untuk menghadiri puncak KTT G20.
NUSA DUA, KOMPAS Sejumlah pemimpin negara anggota G20 telah hadir di Bali. Presiden Joko Widodo, selaku tuan rumah, mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Minggu (13/11/2022) sekitar pukul 20.00.
Selanjutnya sekitar satu jam berselang, pesawat kepresidenan Amerika Serikat, Air Force One, yang ditumpangi Presiden Joe Biden mendarat. Bandara Ngurah Rai juga menyambut kehadiran Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov yang memimpin delegasi Rusia. Presiden Vladimir Putin dipastikan tak datang ke Bali.
Pada Minggu sore, berturut-turut tiba di Denpasar, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Islamic Development Bank Muhammad Sulaiman Al Jasser, dan Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard Casaubon.
Sebelumnya, dalam jumpa pers yang digelar Sabtu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sebanyak 16 pemimpin negara, ditambah satu kepala organisasi kawasan, akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang digelar 15-16 November di Nusa Dua, Bali.
Tiga kepala negara yang tak hadir adalah Presiden Brasil, Presiden Meksiko, dan Presiden Rusia.
Dalam perhelatan KTT G20 ini, Luhut mengatakan, total tamu undangan yang datang 12.750 orang. Selain delegasi pemerintah anggota G20, hadir pula pebisnis dan kalangan lembaga swadaya masyarakat.
Sorotan
Sebelumnya, banyak pihak memberi perhatian pada rencana kehadiran Putin. Kini perhatian diarahkan pada rencana pertemuan bilateral Biden dan Presiden China Xi Jinping. Putin sebelumnya memantik perhatian dunia setelah memutuskan menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.
AP/LIBKOS
Sebuah kendaraan artileri menembak di dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu, (9/11/2022).
Serangan itu membuat perseteruan Barat-Rusia menguat. Ketegangan berimbas pada situasi di tubuh G20. Sempat mengemuka niat ketidakhadiran sejumlah pemimpin Barat di KTT jika Putin datang.
Namun, melalui upaya diplomatik dan komunikasi yang intens oleh Presiden Joko Widodo serta semua jajaran kabinet, termasuk Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta beragam kalangan, ketegangan tampak mereda.
Sejumlah kesepakatan tercapai, salah satunya Dana Pandemi. Dari kalangan dunia usaha, mereka juga setuju untuk turut berupaya meredakan ketegangan geopolitik antar-anggota G20.
Di sisi lain, ketidakhadiran Putin dapat dilihat dari perspektif lebih positif. Rusia ”memberi ruang” lebih leluasa bagi para pemimpin G20 untuk berdialog. Putin tak mau KTT G20 kehilangan fokus dan menjadi lahan perdebatan politik.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA
Presiden RI Joko Widodo secara resmi meluncurkan Dana Pandemi yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022). Dalam sambutan yang disampaikan secara daring, Jokowi mengatakan dunia harus punya kepastian pembiayaan untuk menghadapi pandemi di masa depan.
Saat ini, setelah situasi ”lebih reda”, mata dunia tertuju pada Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden yang dikabarkan akan menggelar pertemuan di Bali. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta mengatakan belum bisa memastikan agenda bilateral itu. Sampai pesawat kepresidenan AS, Air Force One, mendarat, setiap agenda masih bisa berubah.
Demikian pula dengan Kedutaan Besar China di Jakarta yang belum mau mengabarkan jadwal kedatangan Xi dan jadwal pertemuan bilateralnya. Namun, dari informasi yang beredar sepekan terakhir, Biden dan Xi dipastikan bertemu.
AS ingin membahas empat hal dengan China, yaitu uji coba rudal nuklir Korea Utara, sikap China terhadap invasi Rusia ke Ukraina, peningkatan intrusi China di Selat Taiwan, dan perang dagang serta rantai pasok.
Pertemuan Biden-Xi ini merupakan yang pertama secara langsung setelah Biden dilantik menjadi Presiden AS tahun 2021. Mereka pertama kali bertemu ketika menjabat sebagai wakil presiden negara masing-masing tahun 2011.
Pertemuan langsung itu penting karena hubungan AS-China dan situasi dunia saat ini kompleks. ”Pembahasan daring tak memadai. Pertemuan langsung memungkinkan terjadinya berbagai gestur maupun lisan yang lebih kaya dan bermakna dibandingkan sekadar obrolan politik,” kata dosen di Universitas Hubungan Internasional China, Xiong Zhiyong.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada Global Times mengatakan, fokus kehadiran Xi di KTT G20 ialah menunjukkan solidaritas dan kerja sama untuk ekonomi makro dunia.
Beijing menekankan pentingnya kerja sama inklusif untuk memastikan terwujudnya perdagangan bebas dan globalisasi. Semua dilandasi semangat tidak saling mengganggu, hidup berdampingan dengan damai, dan solusi yang saling menguntungkan. ”Sekarang bukan zaman kubu-kubu geopolitik,” katanya.
Terlepas dari dinamika relasi China-AS, KTT G20 masih memiliki tugas besar, yaitu melahirkan kesepakatan bersama, setidaknya deklarasi. Hal itu akan mematri semua upaya yang telah dijalani para pemangku kepentingan—khususnya di G20—setahun terakhir.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan, Indonesia di era Presiden Joko Widodo ingin meninggalkan warisan yang baik. Melanjutkan nilai-nilai Gerakan Non-Blok, Indonesia akan mengawal proses itu hingga tuntas. ”Diplomat dan negosiator akan berhati-hati sekali, menghindari diksi-diksi yang membuat kurang nyaman,” kata Rezasyah.
Indonesia, yang memosisikan diri sebagai jembatan, menurut dia, akan mengedepankan prinsip kerja sama dan berbasis pada penghormatan serta implementasi hukum-hukum internasional.