Berbagai upaya mencegah penggunaan senjata nuklir semakin kencang. Tak hanya jadi sorotan dalam pertemuan-pertemuan bilateral, isu itu disebut-sebut juga masuk draf Deklarasi KTT G20.
Oleh
PASCAL S BIN SAJU
·5 menit baca
KOMPAS/KHAERUDIN
Kubah bom atom Hiroshima yang merupakan bekas gedung pameran produk industri menjadi saksi betapa merusaknya senjata nuklir yang digunakan dalam perang. Foto diambil 11 Februari 2017.
NUSA DUA, SELASA – Para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali berupaya melarang penggunaan senjata nuklir dan mencegah perang nuklir. Upaya ini menyusul pembicaraan dua kepala dinas rahasia Amerika Serikat dan Rusia, dua negara pemilik hulu ledak nuklir terbanyak, guna membahas konsekuensi yang bisa terjadi akibat penggunaan senjata nuklir.
Dalam pertemuan bilateral di sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden China Xi Jinping, Selasa (15/11/ 2022), menegaskan kembali pendirian masing-masing menentang penggunaan senjata nuklir. Sikap itu juga diarahkan untuk menanggapi ancaman penggunaan senjata nuklir dalam perang Ukraina-Rusia.
Paris berharap, Beijing dapat bekerja sama lebih erat untuk mengatasi konsekuensi perang di Ukraina. Macron secara khusus juga berharap bahwa Beijing akan menerapkan tekanan yang diperlukan pada Presiden Vladimir Putin. “Presiden (Macron) menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas pilihan yang dibuat Rusia untuk melanjutkan perang ini di Ukraina,” kata pernyataan Paris setelah pertemuan Macron dan Xi di Bali.
Isu penggunaan senjata nuklir juga menjadi pembahasan antara Xi dan Presiden AS Joe Biden dalam pertemuan sehari sebelumnya. Xi menegaskan penolakannya terhadap penggunaan senjata nuklir dan perang nuklir. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China, Xi dan Biden menegaskan bahwa penggunaan senjata nuklir—bahkan ancaman untuk menggunakan senjata nuklir pun—tidak dapat diterima dalam situasi apa pun dan tidak boleh ada lagi perang nuklir.
Dalam pertemuan itu, Xi dan Biden juga menyinggung tentang perang di Ukraina, ketegangan militer di Selat Taiwan, uji coba rudal balistik Korut yang mengancam kawasan, serta isu teknologi dan hak asasi manusia (HAM). Khusus ancaman nuklir Korut, kedua pemimpin menyadarinya sebagai masalah keamanan regional yang berlarut-larut. Biden berharap, Beijing mengendalikan ambisi senjata Pyongyang.
KCNA VIA REUTERS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (keempat dari kiri) menyampaikan pengarahan mengenai program senjata nuklir dalam foto tanpa tanggal yang dirilis kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), di Pyongyang, Korut, 3 September 2017.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyambut gembira pernyataan Biden dan Xi terkait tekad mencegah penggunaan senjata nuklir. "Hal yang penting, Amerika Serikat dan China bersama-sama menyoroti bahwa ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima," kata Zelenskyy dalam pidato, Senin malam.
"Semua orang sudah paham, kepada siapa kata-kata itu diarahkan," lanjut Zelenskyy.
Isu senjata nuklir juga disebut dalam draf Deklarasi Pemimpin G20. Dua delegasi KTT G20 juga mengonfirmasi draf itu, antara lain, berupa upaya pemimpin dunia mencegah perang dan mengecam penggunaan senjata nuklir. “Penggunaan, atau ancaman penggunaan, senjata nuklir tidak dapat diterima,” demikian bunyi draf, seperti dikutip Reuters.
Kekhawatiran tentang kemungkinan eskalasi nuklir dalam perang Rusia-Ukraina meningkat setelah dua pidato Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa dia akan, jika diperlukan, menggunakan senjata nuklir untuk membela negaranya. AS, Uni Eropa, dan negara-negara mitra mereka mencermati pernyataan Putin dalam dua pidato itu sebagai ancaman yang sangat berbahaya.
"Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," kata Putin, 21 September 2022.
Pernyataan tersebut ditangkap negara-negara Barat sebagai ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir.
Menurut draf deklarasi, sebagian besar pemimpin G20 menilai invasi Rusia menghambat pertumbuhan, meningkatkan inflasi, mengganggu rantai pasokan, meningkatkan kerawanan energi dan pangan, serta meningkatkan risiko stabilitas keuangan. “Sebagian besar anggota G20 mengecamnya keras. Perang menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan ekonomi global,” demikian dikutip Financial Times.
KOMPAS
Justin Trudeau menjadi pembicara dalam acara puncak B20, di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Para pemimpin Barat menggunakan pidato pembukaan mereka untuk menyeru negara-negara lain--banyak di antaranya menolak mengecam keras invasi Putin secara terbuka-- untuk meningkatkan tekanan pada Moskwa agar mengakhiri konflik. “Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Era hari ini tidak boleh perang,” sebut draf deklarasi.
Pertemuan di Ankara
Di tempat terpisah, Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA), William Burns menggelar pertemuan dengan kepala badan intelijen luar negeri Rusia (SVR) Sergei Naryshkin di Ankara, Turki, Senin (14/11/2022). Burns menyampaikan pesan tentang konsekuensi dari setiap penggunaan senjata nuklir oleh Moskwa. Menurut Gedung Putih, ia tidak melakukan negosiasi, kecuali untuk menyampaikan pesan secara langsung.
“Dia tidak melakukan negosiasi dalam bentuk apa pun. Dia tidak membahas penyelesaian perang di Ukraina,” kata seorang juru bicara Gedung Putih yang tak mau disebut namanya. Ia menambahkan, Burns juga akan mengangkat kasus warga AS yang ditahan di Rusia.
Jubir Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi adanya pertemuan dua pejabat dinas rahasia tersebut di Turki. Ia tidak mengungkap lebih detail mengenai pembicaraan mereka.
AP/RUSSIAN DEFENSE MINISTRY PRESS SERVICE
Foto yang diambil dari rekaman video Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (26/10/2022) memperlihatkan peluncuran rudal penjelajah antarbenua (ICBM) Yars di Plesetsk, Rusia, di tengah perang Rusia melawan Ukraina. Rudal jelajah antarbenua itu dilaporkan bisa membawa hulu ledak nuklir.
Pertemuan kepala intelijen AS-Rusia di Ankara itu pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Rusia, Kommersant. Dalam laporannya, media itu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen luar negeri Rusia (SVR) akan menghadiri pertemuan dengan Burns.
Hubungan Washington dan Moskwa telah jatuh ke tingkat terburuk dalam beberapa dekade sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, 24 Februari 2022. Ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina telah memicu kekhawatiran tentang eskalasi perang.
"Kami sangat terbuka tentang fakta bahwa kami memiliki saluran untuk berkomunikasi dengan Rusia dalam mengelola risiko, terutama risiko nuklir dan risiko terhadap stabilitas strategis," kata pejabat Gedung Putih. Ia menambahkan, Ukraina telah diberitahu sebelumnya terkait pertemuan itu.
Bulan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dilaporkan mengadakan pembicaraan rahasia dengan pejabat senior Rusia dalam upaya menekan ancaman meluasnya perang di Ukraina. Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan, kedua pihak diharapkan segera bertemu dan membahas lanjutan perjanjian pengurangan senjata nuklir START Baru yang terhenti sejak sebelum invasi Rusia.
AFP/ED JONES
Pemandangan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhia, di daerah Enerhodar yang dikuasai Rusia, dilihat dari Nikopol, 27 April 2022. Isu senjata nuklir atau perang nuklir menjadi sorotan para pemimpin dunia dalam KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.
Dalam pidato melalui video kepada para pemimpin G20, Selasa pagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan tegas berbicara kepada “pemimpin G19”–mengabaikan Rusia. Dia mengulangi tuntutan kepada Moskwa untuk menarik pasukannya dari negaranya.
“Saya ingin perang Rusia yang agresif ini berakhir dengan adil dan berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional,” katanya. Zelenskyy menambahkan, Ukraina tidak boleh ditawari kesepakatan damai yang akan mengkompromikan “hati nurani, kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaannya”.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, yang menghadiri KTT untuk mewakili Putin menuduh Ukraina telah membuat perang menjadi berlarut-larut. Berbicara kepada wartawan di sela-sela KTT, Lavrov mengatakan, Ukraina menolak untuk berdialog dengan Moskwa dan telah mengajukan persyaratan yang tidak realistis untuk perdamaian. (AFP/AP/REUTERS)