Korut dituduh berada di balik pencurian 81 juta dollar AS melalui daring dari Bank Bangladesh dan 60 juta dollar AS dari Bank Taiwan.
Kim Jong Un berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di Korea Utara. Dalam Kongres Ke-8 Partai Pekerja, ia berjanji mengembangkan senjata nuklir yang lebih canggih.
China dan Korsel menyoroti pentingnya kedua negara itu mengupayakan perdamaian dan stabilitas regional dan global.
Penampilan Pemimpin Korut Kim Jong Un meneteskan air mata di hadapan publik saat parade militer, Sabtu lalu, sebagai upaya mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang kompeten dan karismatik, serta citra manusia biasa.
Parade militer Pyongyang membuat Dewan Keamanan Nasional Korsel di Seoul langsung menggelar rapat darurat untuk membahas perkembangan senjata nuklir Korut.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpandangan, negaranya membutuhkan senjata nuklir sebagai perlindungan dari ancaman meletusnya perang di Semenanjung Korea. Dengan senjata nuklir itu, ia menjamin tidak akan ada perang.
Ketegangan politik antara Korut dan Korsel mulai muncul lagi gara-gara Pyongyang marah dengan rencana kelompok-kelompok pembelot di Korsel untuk menyebarkan selebaran propaganda ke Korut.
Langkah Korea Utara yang kerap tidak terduga membuat banyak pihak, terutama Amerika Serikat dan Korea Selatan, ekstrawaspada.
Di bawah menlu baru Korea Utara, muncul kekhawatiran bahwa Pyongyang bakal mengambil garis yang lebih keras dengan Washington dalam negosiasi nuklir yang saat ini macet.
Sejumlah pakar memprakirakan, Pyongyang akan meluncurkan rudal balistik antarbenua atau roket luar angkasa jika Pyongyang-Washington gagal bertemu untuk mulai berunding pada akhir 2019.