Seruan Jokowi di KTT ASEAN: Jaga Kemakmuran dan Keamanan Indo-Pasifik
Presiden Joko Widodo mengajak negara-negara di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk bersama-sama mencegah konflik. Indonesia juga mengajak China, India, Jepang, dan Korsel bekerja sama mencegah krisis pangan.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
PHNOM PENH, SABTU — Indonesia mengajak Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN dan para mitranya menjaga serta memajukan kemakmuran dan keamanan Indo-Pasifik. Ajakan ini disampaikan di tengah peningkatan persaingan negara-negara besar di kawasan. Asia Tenggara menjadi pusat persaingan itu.
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan ajakan tersebut di sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dan rangkaian pertemuan terkait lainnya. Rangkaian KTT itu digelar di Phnom Penh, Kamboja. Sepanjang Sabtu (12/11/2022), ASEAN menggelar pertemuan dengan negara-negara mitra wicaranya, yakni Australia, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Kanada, dan Korea Selatan.
Presiden Jokowi mengajak negara-negara di kawasan untuk bersama-sama mencegah konflik. Upaya itu membutuhkan kesalingpercayaan antarnegara dan mitranya di kawasan serta penghormatan pada hukum internasional.
”Kedua hal ini harus menjadi pegangan kita dalam mengelola rivalitas di kawasan dan menyelesaikan isu Laut China Selatan. Jika ini dapat dibangun, kita dapat mewujudkan kawasan Indo-Pasifik sebagai epicentrum of growth,” ujar Presiden Jokowi.
Ia juga secara spesifik mengajak China, India, Jepang, dan Korsel bekerja sama mencegah krisis pangan. ”ASEAN mengeluarkan 61 miliar dollar AS untuk impor pangan dan salah satu konsumen terbesar gandum dan kedelai dunia,” kata Presiden Jokowi.
Bersama empat negara mitranya itu, ASEAN merupakan konsumen beras utama. Hampir 3,6 miliar dari 8 miliar penduduk Bumi tinggal di ASEAN dan di empat negara mitra tersebut. Presiden Jokowi mengajak ASEAN dan mitranya mengamankan cadangan dan meningkatkan teknologi produksi beras.
Adapun kepada Australia, Presiden Jokowi mengajak Canberra menjadi perantara komunikasi ASEAN dengan Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF). Kerja sama ASEAN-PIF harus semakin ditingkatkan.
Canberra juga diajak terlibat dalam proyek-proyek prioritas dalam Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo Pasific/AOIP). Secara spesifik, Presiden Jokowi mengundang Australia terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur kawasan.
Prioritas China
Sementara Perdana Menteri China Li Keqiang menegaskan, ASEAN akan selalu menjadi prioritas diplomasi China. Beijing memastikan akan terus mendukung ASEAN. ”China siap bekerja sama dengan ASEAN dan fokus pada pembangunan,” katanya.
Terkait Laut China Selatan, Beijing menyebut komunikasi dengan ASEAN terbukti bagus dalam dua dekade terakhir. ASEAN-China terus membangun saling percaya, mengenali potensi masalah, dan mengatur tata kelola untuk menjaga keamanan dan keamanan Laut China Selatan.
”China bekerja sama dengan ASEAN untuk menangani isu Laut China Selatan secara layak berdasarkan hukum internasional dan saling menghormati,” kata Li.
Li juga mengingatkan, ASEAN dan Indo-Pasifik tidak perlu harus berpihak kepada salah satu kubu. ”Keterbukaan dan kerja sama adalah jalan terbaik menyelesaikan tantangan bersama,” ujarnya.
Adapun PM Jepang Fumio Kishida mengangkat isu senjata Korea Utara. Ia mengajak kawasan lebih keras mendesak Pyongyang untuk meninggalkan program nuklirnya. Sepanjang tahun 2022, Korut telah lebih dari 50 kali menembakkan rudal ke arah Jepang dan Korsel. Sebagian rudal itu melintasi Jepang.
”Penembakan rudal (oleh Korut) adalah ancaman serius pada komunitas internasional dan kawasan,” kata Kishida.
Komitmen AS
Di sela lawatan ke Kamboja, Kishida akan bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol. Selain melalui pertemuan bilateral antarmasing-masing mereka, pertemuan mereka juga akan digelar dalam pertemuan serentak bertiga di antara tiga pemimpin negara itu. Biden juga dilaporkan akan berbincang dengan PM Ausralia Anthony Albanese.
Biden tiba di Phnom Pehn pada Sabtu pagi. Dari Phnom Penh, ia akan terbang ke Bali untuk menghadiri KTT G20. Seorang pejabat AS yang menolak identitasnya diungkap menyebut Biden akan membahas soal Laut China Selatan dan komitmen AS pada Indo-Pasifik.
Peneliti Kajian Asia pada University of the Philippines Richard Heydarian mengatakan, Asia Tenggara jelas menjadi palagan utama persaingan AS-China. Pemerintahan Biden perlu lebih serius bergerak di Asia Tenggara.
AS perlu lebih dari sekadar lawatan jika mau mengimbangi China di kawasan. Seperti terungkap dalam berbagai kajian, kawasan menanti inisiatif nyata AS di bidang ekonomi. Washington juga perlu meningkatkan hubungan strategisnya dengan negara-negara utama di Asia Tenggara.
Sayangnya, pemerintahan Biden sulit melakukan hal itu. Ia menghadapi penolakan domestik untuk meningkatkan akses bagi Indo-Pasifik pada pasar AS. Perundingan dagang dengan sejumlah negara Asia tidak jelas kabarnya. ”Belum ada wujud nyata inisiatif ekonomi AS di kawasan,” tulisnya di Nikkei Asia.
AS perlu lebih proaktif menggandeng ASEAN sesuai kepentingan ASEAN. Meski menolak berpihak kepada AS atau China, ASEAN tidak menolak peningkatan investasi dan kerja sama keamanan dari AS. ”Sejumlah negara ASEAN khawatir pada perilaku China,” kata Heydarian, melanjutkan.
Kepala Kajian Asia Tenggara pada CSIS Washington Greg Poling mengatakan, lawatan pada pekan ini dapat dianggap sebagai upaya Biden memulihkan hubungan dengan Asia Tenggara. Salah satu hasil yang dapat diharapkan adalah peningkatan hubungan ASEAN-AS menjadi kemitraan strategis dan komprehensif.
Namun, bukan berarti akan ada hal konkret akan dihasilkan. Lawatan itu hanya upaya AS menyamakan posisinya dengan China di kawasan. (AFP/REUTERS)