Stabilitas Kawasan dan Ketahanan Pangan Jadi Fokus Negara ASEAN
Stabilitas dan solidaritas jadi hal yang perlu diperkuat negara-negara ASEAN bersama mitra-mitranya menghadapi ketidakpastian. Kerja sama ASEAN dan negara-negara mitra diyakini mampu mengatasi krisis pangan dan resesi.
JAKARTA, KOMPAS — Stabilitas dan solidaritas menjadi hal yang perlu diperkuat negara-negara ASEAN bersama mitra-mitranya menghadapi ketidakpastian. Kerja sama ASEAN dan negara-negara mitra diyakini mampu mengatasi krisis pangan dan resesi.
Di hari keempat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN di Kamboja, Sabtu (12/11/2022), sejumlah pertemuan dilangsungkan. Pertemuan pertama adalah KTT Ke-25 ASEAN Plus Three (APT) yang diselenggarakan di Hotel Sokha, Phnom Penh, Kamboja.
KTT ini dihadiri sembilan pemimpin negara ASEAN. Adapun Myanmar tidak menghadiri acara ini. Selain itu, pemimpin negara mitra yang hadir adalah Perdana Menteri China Li Keqiang, PM Jepang Fumio KIshida, dan Presiden Republik Korea Yoon Suk Yeol.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi mengajak para pemimpin ASEAN Plus Three bekerja sama untuk menghadapi krisis saat ini. ”APT-lah yang menyelamatkan kita dari krisis keuangan global 2008. Solidaritas dan kerja sama yang membuat ekonomi kawasan mampu bertahan. Sekarang kita kembali diuji dengan krisis global yang lebih dahsyat. Saya sangat percaya dengan spirit yang sama, kita mampu menghadapi krisis saat ini, ”ujarnya.
Karena itu, APT harus fokus setidaknya terhadap tiga isu, yaitu krisis pangan, resesi ekonomi, serta stabilitas keamanan dan perdamaian kawasan. Untuk menghindari krisis pangan, mekanisme ketahanan pangan kawasan harus diperkuat. Cadangan beras darurat APT harus ditingkatkan. Teknologi produksi beras berkelanjutan mutlak diperlukan. Kapasitas produksi juga harus diintegrasikan dengan sistem logistik anggota APT demi mengamankan rantai pasok dan menstabilkan harga beras.
Untuk menghindari resesi ekonomi, stabilisasi keuangan perlu dilakukan. Karena itu, sinergi berbagai perangkat finansial APT harus dijalankan khususnya Chiang Mai Initiative Multilateralisation. ”Ketika ada ancaman krisis finansial, sinergi ini memungkinkan kita untuk memperoleh early warning dan dukungan likuiditas,” kata Presiden.
Baca juga: Mekanisme Komunikasi dan Dialog ASEAN-PBB Perlu Diperkuat
Penguatan infrastruktur keuangan nasional, peningkatan mobilisasi domestic resources, dan kecermatan menjaga inflasi juga penting dilakukan melalui koordinasi erat antarlembaga keuangan dan bank sentral. ”Ketiga, stabilitas, keamanan, dan perdamaian kawasan mutlak diperlukan. Kompetisi harus dikelola dengan baik sehingga tidak berubah menjadi konflik, dan hukum internasional harus selalu dihormati,” kata Presiden.
Presiden Jokowi meyakini, apabila APT mampu melakukan semua hal tersebut, kawasan akan terus menjadi epicentrum of growth.
PM Li Keqiang, dalam KTT Ke-25 ASEAN-China sehari sebelumnya, mendorong penguatan kerja sama dan kerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. China juga menyebut ASEAN sebagai prioritas dan akan terus bersama ASEAN. Karena itu, seperti ditulis kantor berita Xinhua pada 12 November 2022, PM Li mengusulkan penguatan konsensus pada kerja sama pembangunan dan sinergi yang lebih baik dalam strategi pembangunan. China juga akan menyiapkan pinjaman khusus untuk pembangunan bersama China-ASEAN guna mengintensifkan kerja sama pasca-pandemi Covid-19.
Kompetisi harus dikelola dengan baik sehingga tidak berubah menjadi konflik, dan hukum internasional harus selalu dihormati.
Laut China Selatan
Terkait Laut China Selatan, PM Li juga mengatakan, negara-negara ASEAN dan China sudah mengidentifikasi tahapan-tahapan yang secara efektif membangun dialog, kerja sama, tata kelola bersama, serta menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. Karena itu, China menyambut penerbitan Pernyataan Bersama pada Hari Jadi ke-20 Deklarasi Perilaku Pihak-pihak di Laut China Selatan (Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea/DOC). PM Li juga menyebut sudah ada kemajuan positif dalam konsultasi kode etik perilaku (code of conduct). China, kata PM Li, juga menyatakan akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menjaga hukum internasional termasuk Konvensi PBB atas Hukum Laut (UNCLOS) dengan basis saling menghormati.
PM Jepang Fumio Kishida juga mengharapkan kerja sama yang lebih kuat dengan negara-negara ASEAN untuk menghadapi rudal dan ancaman nuklir Korea Utara. Seperti ditulis kantor berita Kyodo News, 12 November 2022, PM Kishida mengatakan, serangkaian peluncuran rudal balistik Pyongyang baru-baru ini adalah ”tantangan yang jelas dan serius” bagi komunitas internasional dan tidak dapat diabaikan. Karena itu, dia meminta komunitas internasional mengambil langkah bersama untuk menuju pembongkaran lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah dari semua senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB.
Stabilitas dan kerja sama menghadapi krisis juga dibahas dalam pertemuan ASEAN dengan negara mitranya, seperti Australia dan India. Australia diajak untuk membangun kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera.
Presiden Jokowi pun menyebut ASEAN dan Australia memiliki kesamaan pandangan mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional. Karena itu, kerja sama inklusif perlu diperkuat untuk terus membangun kepercayaan strategis.
Beberapa kerja sama konkret ASEAN-Australia dinilai segera perlu direalisasikan, seperti pilot projects dari empat prioritas kerja sama yang disebutkan dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Australia juga diharapkan berpartisipasi dalam Indo-Pacific Infrastructure Forum tahun depan. Australia juga dapat menjadi jembatan untuk memperkuat komunikasi antara ASEAN dan Pacific Islands Forum (PIF). Indonesia mengusulkan komunikasi antara Sekretariat ASEAN dan PIF bisa mulai terjalin.
Presiden Jokowi juga mengajak Australia untuk hadir dan berkontribusi dalam pertemuan Indonesia-Pacific Forum for Development. Forum ini akan memberikan perhatian pada kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan Pasifik.
Kerja sama pangan
Kemitraan ASEAN-India telah memasuki masa 30 tahun. Presiden Jokowi juga mengajak ASEAN-India yang berada di kawasan Indo-Pasifik untuk terus bekerja sama menjaga kawasan stabil, damai, dan sejahtera. ”Indo-Pasifik adalah kawasan yang strategis, maka kawasan ini tidak luput dari rivalitas yang jika tidak dikelola dengan baik akan dapat menjadi konflik terbuka. ASEAN–India harus dapat menjadi guardian bagi stabilitas dan kemakmuran di Indo-Pasifik,” kata Presiden Jokowi.
Selain mengajak kerja sama konkret, Presiden Jokowi juga mengundang India berpartisipasi dalam Indo Pacific Infrastructure Forum. ASEAN dan India juga bisa menguatkan kerja sama di bidang pengadaan bahan baku obat-obatan dan obat-obatan ataupun sektor pangan. Dengan demikian, ketersediaan obat-obatan dan pangan berkesinambungan di kawasan dengan 2 miliar penduduk ini.
Dalam KTT ASEAN-India ini, India diwakili Wakil Presiden Jagdeep Dhankhar. Adapun Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Menurut Retno, Presiden juga masih akan mengikuti KTT Ke-25 ASEAN-Jepang dan tiga pertemuan bilateral, yakni dengan Sekretaris Jenderal PBB, Executive Chairman World Economic Forum (WEF), dan Presiden Dewan Eropa. Setelahnya, masih ada KTT Ke-10 ASEAN-AS dan KTT Peringatan ASEAN-Kanada.
Pada malam harinya, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana akan menuju Chroy Changvar International Convention and Exhibition Centre (CCIC) untuk menghadiri jamuan makan malam oleh Perdana Menteri Kamboja.