Kampanyekan Politik Sehat, Ganjar Jalan Sehat di Surabaya
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo meyakini, olahraga untuk kebugaran dan kesehatan jasmani dan rohani penting untuk memimpin sekaligus ikhtiar dalam Pemilu 2024.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan bakal calon presiden Ganjar Pranowo (duduk dari kanan ke kiri) bersama dengan Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPNGP) Arsjad Rasjid, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo (berdiri dari kiri ke kanan) berbincang seusai rapat rutin mingguan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (27/9/2023).
SURABAYA, KOMPAS — Kesehatan jasmani dan rohani penting bagi masyarakat dan juga berlaku bagi bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden. Kesehatan dalam konteks politik juga amat penting diwujudkan agar Pemilu 2024 terwujud luber, atau langsung, umum, bebas, dan rahasia.
Demikian ditegaskan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang saat jalan sehat bersama bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (1/10/2023). Jalan sehat merupakan kegiatan lanjutan dari sehari sebelumnya, yakni Sekolah Politik Hanura sekaligus memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Jalan sehat dimulai dari Jalan Tunjungan menuju Jalan Bubutan sampai dengan Tugu Pahlawan. Di Tugu Pahlawan, seberang Kantor Gubernur Jatim, simpatisan dan kader Hanura serta massa pendukung Ganjar telah menunggu bacapres yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu. Selain Hanura, PDI-P juga telah menjalin kerja sama politik (koalisi) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Menurut Oesman, jalan sehat bersama Ganjar untuk menyampaikan pesan positif kepada warga Surabaya agar menjaga kesehatan. Kesehatan tidak sekadar mencakup jasmani, tetapi juga rohani. Inilah yang dibutuhkan masyarakat, termasuk calon pemimpin mendatang.
Dalam pandangan Oesman atau akrab disapa OSO, Ganjar yang mantan Gubernur Jateng tetap rajin berolahraga untuk menjaga kebugaran jasmani dan rohani. ”Manusia harus sehat agar bisa memimpin negeri ini,” katanya.
Ganjar menambahkan, dari kegiatan olahraga untuk kesehatan juga ingin digaungkan suasana politik menjelang Pemilu 2024 agar berlangsung sehat dan bersih. Ganjar sebagai satu dari tiga bacapres atau selain Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta; dan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra); mengharapkan kontestasi tidak diwarnai praktik ”kampanye hitam” yang saling menjatuhkan.
Ganjar mendorong agar seluruh masyarakat siap menerima dan melaksanakan pemilu secara luber dan sehat serta bersih. Warga tetap perlu menjaga tutur kata dan pikiran agar selalu bersih dan baik. Perilaku yang baik itu salah satunya dapat dimunculkan lewat olahraga rutin. ”Olahraga adalah investasi kesehatan jasmani dan rohani,” katanya.
”Sehat fisik, sehat mental, sehingga tidak berbicara dan tidak berpikir buruk sehingga menciptakan suasana politik yang menyenangkan dan membahagiakan,” ujar Ganjar.
Adapun di antara tiga nama bacapres yang digadang-gadang akan mendaftar, hanya Anies yang telah memiliki pasangan, yakni Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Anies-Muhaimin atau disingkat Amin telah resmi mendeklarasikan sebagai pasangan capres-cawapres yang diusung Partai Nasional Demokrat (Nasdem), PKB, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Deklarasi dilakukan di Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Sabtu (2/9/2023).
Khofifah juga santer disebut sebagai calon ketua tim kampanye untuk Prabowo. Ia juga santer disebut menjadi salah satu bakal cawapres Ganjar.
Menurut Oesman, nama calon pendamping Ganjar sudah ada, tetapi hal itu menjadi kewenangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk mengumumkan. ”Tidak bisa membocorkan,” katanya.
Selain itu, lanjut Oesman, koalisi partai pendukung Ganjar akan bertambah. Namun, lagi-lagi, itu bukan kewenangan dirinya atau Hanura untuk mengumumkannya, melainkan partai dimaksud.
Secara terpisah, pengajar ilmu politik Universitas Airlangga, Ucu Martanto, mengatakan, pendaftaran pasangan capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) kian dekat. Sebulan sejak deklarasi Anies-Muhaimin, koalisi pengusung Prabowo atau Ganjar belum juga mengumumkan calon pendamping. Dalam politik memang ada unsur kejut atau mendadak, yang dari pengalaman selama ini dilakukan oleh PDI-P ketika mendorong Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 2014 dan Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada 2019.
”Masih cair sampai dengan pendaftaran bahkan pengumuman penetapan pasangan calon oleh KPU,” kata Ucu.
Namun, yang patut diperhatikan ialah kian intensnya kunjungan Anies-Muhaimin, Prabowo, Ganjar, dan pengurus pusat partai politik koalisi masing-masing ke Jatim. Ini menguatkan kenyataan betapa penting perebutan suara di provinsi berpopulasi 40 juta jiwa dan sedang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa itu.
Khofifah juga santer disebut sebagai calon ketua tim kampanye untuk Prabowo. Ia juga santer disebut menjadi salah satu bakal cawapres Ganjar. Jika bukan untuk posisi cawapres, peluang lebih besar bagi Khofifah ialah berkontestasi di Pilgub Jatim 2024. ”Suara rakyat dan tokoh di Jatim terus diperebutkan, di mana intensitas akan meningkat mendekati masa-masa krusial,” ujar Ucu.
Ucu mengatakan, basis tradisional suara PKB berasal dari Jatim. Muhaimin adalah tokoh politik dari Jatim. Bisa dimaknai bahwa memasangkan Anies dengan Muhaimin sebagai jalan untuk pemenangan di Jatim bagi pasangan tersebut sekaligus harapan yang sama bagi PKB, Nasdem, dan PKS.
Namun, perlu diingat, dalam Pemilu 2019, jumlah kursi PKB di DPRD Jatim dikalahkan oleh PDI-P. Selain itu, kemenangan Jokowi atas Prabowo dalam Pilpres 2014 dan 2019 juga turut ditentukan dari Jatim. Di antara ketiga bacapres, hanya Prabowo yang telah berpengalaman dan diasumsikan memiliki basis suara dari kontestasi 2014 dan 2019. Tantangannya meningkatkan elektabilitas atau malah terjungkal oleh Ganjar atau Anies.