Musyawarah Penentuan Bakal Cawapres Prabowo Segera Berlangsung
Beberapa minggu lagi, Koalisi Indonesia Maju akan muncul ke publik untuk menunjukkan kekompakannya. Sebelum hal itu terwujud, partai anggota koalisi akan bertemu dan membahas kursi bakal cawapres.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua umum partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden akan segera bermusyawarah untuk menentukan bakal calon wakil presiden. Siapa pun bakal cawapres yang dipilih, Koalisi Indonesia Maju memastikan akan terus bersama untuk mencapai target pemenangan Prabowo pada Pemilu Presiden 2024.
Parpol pendukung Prabowo adalah Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB). Selain Gerindra, parpol lain juga memiliki usulan nama bakal cawapres masing-masing.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, waktu pendaftaran pasangan calon presiden-wakil presiden kurang dari enam minggu lagi. Karena itu, para ketua umum parpol Koalisi Indonesia Maju akan bertemu dalam waktu dekat.
”Semua partai ada usulan calon masing-masing, di luar itu belum ada. Tapi, sampai saat ini kami belum mendengar kriteria cawapres yang diinginkan Pak Prabowo,” ujarnya seusai perayaan HUT Ke-25 PAN di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Meski tidak merinci perihal waktu, pertemuan itu akan membahas pandangan Prabowo terkait kebutuhan bakal cawapres. Lebih jauh, beberapa minggu berikutnya Koalisi Indonesia Maju akan tampil bersama untuk meneguhkan kekompakan. Artinya, bakal cawapres akan turut dimunculkan.
Bakal cawapres dari Prabowo dalam pemilu mendatang akan ditentukan secara musyawarah di antara para ketua umum parpol. Siapa pun pendamping Prabowo, kata Eddy, Koalisi Indonesia Maju akan terus bersama untuk mencapai target pemenangan Prabowo pada Pemilu Presiden 2024.
Politik mengutamakan kompromi, yang pada saat bersamaan diejawantahkan melalui mekanisme musyawarah. Dalam kondisi itu, kompromi juga dilakukan saat momentum yang tepat.
”Progres saat ini, tim kerja dari koalisi sudah bertemu beberapa kali. Pembahasan sudah mengarah pada apa yang akan dikerjakan bersama-sama. Hal itu seperti aktivitas, strategi, hingga teknis pemenangan sudah kami bahas,” ucapnya.
Di sisi lain, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan berpandangan, pihaknya tidak akan ngotot dalam perebutan kursi bakal cawapres. Dalam konteks ini, PAN mengusulkan agar Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir atau Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy bisa mendampingi Prabowo.
Menurut dia, politik mengutamakan kompromi, yang pada saat bersamaan diejawantahkan melalui mekanisme musyawarah. Dalam kondisi itu, kompromi juga dilakukan saat momentum yang tepat.
”Politik tidak boleh maksa, harus kompromi. Kompromi itu intinya musyawarah. Jadi, ambil jalan tengah. Kami kemarin setahun tidak ada hasil, nanti dua hari, kan, bisa ada hasil,” kata Zulkifli.
Tidak retak
Zulkifli juga menepis isu keretakan Koalisi Indonesia Maju akibat indikasi keluarnya PKB dari barisan. Hal ini ditengarai dengan komunikasi PDI-P dan PKB terkait penjajakan bakal capres-cawapres, ketidaktahuan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengenai nama koalisi, hingga perebutan kursi bakal cawapres untuk mendampingi Prabowo.
Secara spesifik terkait nama koalisi, Menteri Perdagangan itu menyebut, para ketua umum parpol baru tahu. ”Di situ dialognya, tidak direncanakan. Kemudian, Prabowo mengusulkan nama Koalisi Indonesia Maju dan ditanya ke masing-masing ketua umum parpol. Semuanya setuju,” katanya.
Eddy juga menegaskan bahwa penentuan bakal cawapres tidak seperti mekanisme pemilihan nama koalisi. Hal itu akan melalui pemikiran, pendalaman, dan pembahasan yang intensif. Pendamping Prabowo nantinya akan disepakati oleh semua parpol anggota Koalisi Indonesia Maju.
”Karena itu, saya tidak khawatir PKB akan keluar koalisi. Kerja sama politik (sudah) sangat erat. Jadi, tidak ada kekhawatiran sama sekali. Soliditas koalisi akan terus berlangsung hingga pemilu dan pascapemilu, saat di parlemen,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengutarakan, partainya selalu membuka komunikasi dengan semua pihak, termasuk PKB. Peta politik pemilu saat ini masih sangat cair dan dinamis. Kepastian akan terwujud saat pasangan capres-cawapres didaftarkan.
PDI-P merupakan parpol yang akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, bersama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo.