Survei Poltracking: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Anies Membayangi
Ganjar Pranowo digeser Prabowo Subianto karena Piala Dunia U-20 batal digelar. Adapun pergerakan Anies Baswedan masih belum signifikan mendongraknya dari posisi ketiga. Nama calon wakil presiden akan menjadi penentu.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua bakal calon presiden, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Ganjar Pranowo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, bersaing ketat dalam survei elektabilitas capres pilihan publik yang diselenggarakan Poltracking Indonesia. Sementara mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. yang diusung Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Demokrat, masih berada di peringkat ketiga.
Poltracking Indonesia melakukan survei pada 9-15 April 2023. Dalam survei ini, sebanyak 1.220 responden di 34 provinsi dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat.
Hasilnya, Prabowo yang dalam survei sebelumnya pada Februari 2024 berada di peringkat kedua dengan 26,1 persen kini menggeser Ganjar di posisi pertama dengan elektabilitas 33 persen. Adapun Ganjar turun ke peringkat kedua dengan elektabilitas 31,1 persen. Padahal, sebelumnya, elektabilitasnya mencapai 34,6 persen. Sementara Anies Baswedan tetap berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 22,4 persen. Meski demikian, elektabilitasnya naik dari 21,3 persen di survei sebelumnya.
”Ganjar turun ini mungkin karena dinamika batalnya Piala Dunia U-20, ini koreksi untuk Ganjar, tetapi jangan lupa Ganjar baru saja dideklarasikan. Mungkin ada potensi Ganjar bisa naik setelah kepastian PDI-P sudah mengusungnya,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR saat rilis survei secara daring, Jumat (28/4/2023).
Hanta menilai, posisi ketiganya masih sangat fluktuatif. Penentuan calon wakil presiden yang dipilih partai atau gabungan partai menjadi sangat penting untuk mendongkrak perolehan suara ketiga capres tersebut.
Survei ini juga menunjukkan, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dilihat responden sebagai menteri terbaik di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan, survei ini membuktikan bahwa rakyat menginginkan Prabowo sebagai suksesor Jokowi. ”Ini menambah semangat kami untuk mengantar Pak Prabowo menjadi calon presiden, bukan calon wakil presiden, ya. Jadi saya tegaskan, kalau ada narasi Pak Prabowo jadi cawapres itu narasi hoaks atau ada pihak yang menginginkan Pak Prabowo jadi cawapres saja,” kata Andre.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Koordinator Relawan PDI-P untuk pemenangan Ganjar Pranowo, Adian Napitupulu, optimistis elektabilitas Ganjar akan kembali pulih setelah dideklarasikan sebagai bakal capres PDI-P. Menurut Adian, Ganjar sebelum dideklarasikan saja sudah sering berada di atas Prabowo dalam berbagai survei, apalagi jika sudah dinobatkan sebagai bakal capres. ”Deklarasi Ganjar kemarin akan sangat signifikan untuk mendongkrak elektabilitasnya. Dari tren yang ada, setelah deklarasi ini, Prabowo akan jauh di bawah Ganjar,” ucap Adian.
Adapun di mata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Jakfar Sidik, elektabilitas Anies dalam survei masih tinggi. Padahal, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak terlalu fokus pada politik selama Ramadhan dan Lebaran.
”Kita lihat proses dinamika politik yang akan terjadi berikutnya. Koalisi pendukung Pak Anies ini solid, bertemunya renyah, tertawa sambil merancang pada masa kampanye nanti akan menawarkan apa dan lain-lain,” kata Jakfar.
Elektabilitas cawapres
Selain capres, survei ini juga menunjukkan elektabilitas sejumlah figur potensial calon wakil presiden.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berada di posisi teratas dengan 17,1 persen, disusul Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dengan 15,5 persen, dan Ridwan Kamil dengan 13,5 persen. Kemudian disusul nama lain, seperti Mahfud MD (7,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (7,7 persen), Khofifah Indar Parawansa (6.8 persen), Puan Maharani (3,5 persen), Airlangga Hartarto (3,1 persen), Muhaimin Iskandar (3,0 persen), dan Andika Perkasa (2,5 persen).
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung menilai nama-nama bakal cawapres yang ditunjuk nanti akan sangat berpengaruh pada elektabilitas bakal capres. Bagi Golkar, setiap survei akan dijadikan acuan untuk menentukan langkah, baik langkah Golkar yang mengusung Airlangga Hartarto sebagai bakal capres maupun langkah bersama Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional di Koalisi Indonesia Bersatu.
”Sampai hari ini masih banyak variabel yang berkembang untuk memastikan siapa yang akan menang. Survei ini menjadi referensi buat Golkar, ini akan menjadi bahan pertimbangan di Koalisi Indonesia Bersatu,” tutur Ahmad.
Terkait peta elektabilitas partai politik, mengacu survei terbaru Poltracking, cenderung masih sama dengan survei sebelumnya. PDI-P tetap teratas dengan 23,3 persen, disusul Partai Gerindra 16,3 persen, Partai Nasdem 8,8 persen, Partai Golkar 8,7 persen, dan PKB 8,5 Persen. Hanya Gerindra relatif mengalami kenaikan. Sementara PDI-P, Nasdem, PKB, Golkar, Demokrat, PKS, PPP, PAN, dan Perindo relatif stabil.