Negosiasi Capres di KIB Masih Alot
Koalisi Indonesia Bersatu belum menemukan titik temu terkait bakal calon presiden dan bakal cawapres yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2024.
JAKARTA,KOMPAS - Pertemuan tiga ketua umum partai politik dalam Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB belum menemukan titik temu. Mereka membahas bakal calon presiden-wakil presiden yang akan diusung di Pemilihan Presiden 2024. Negosiasi di dalam KIB ditengarai alot karena setiap partai memperjuangkan figur jagoannya untuk maju di Pilpres 2024.
KIB masih membutuhkan pertemuan lanjutan untuk menghasilkan keputusan. Bersamaan dengan itu, KIB terus mengupayakan pembentukan koalisi besar.
Tiga ketua umum partai politik (parpol) dalam KIB bertemu di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, di Jakarta, Kamis (27/4/2023) malam. Dua ketua umum parpol lainnya adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono. Pertemuan berlangsung tertutup selama sekitar 1,5 jam.
Pertemuan berselang sehari setelah PPP mengumumkan keputusan mengusung bakal capres PDI-P, Ganjar Pranowo. Adapun Golkar mengusung Airlangga sebagai bakal capres sejak Munas Golkar 2019. Lain halnya dengan PAN yang hingga kini belum memutuskan sikap.
Baca juga:
> Keputusan PPP Usung Ganjar sebagai Bakal Capres 2024 Tidak Membubarkan KIB
> Menanti Langkah KIB Saat Sinyal Dukungan Capres Berseberangan
Seusai pertemuan, Airlangga menegaskan, KIB masih solid dan rukun. Koalisi menghormati mekanisme internal setiap partai, termasuk keputusan PPP. Perbedaan aspirasi partai dalam KIB terkait bakal capres-cawapres yang perlu diusung akan dibicarakan bersama. ”Situasi semuanya masih terbuka. Opsi masih terbuka,” ujar Airlangga.
Mardiono menekankan KIB tidak bubar. ”Manakala dari apa yang dibawa dari setiap partai ini sama, ya, itulah yang menjadi keinginan kita dalam koalisi. Namun, kalau beda, ya, kita masih perlu berdebat, bernegosiasi agar memiliki pandangan, gagasan, dan tujuan yang sama,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli mengungkapkan pembicaraan tentang wacana pembentukan koalisi besar atau koalisi kebangsaan tetap dilanjutkan. Terkait hal ini, undangan pertemuan dari Presiden Joko Widodo masih dinanti. Gagasan koalisi besar muncul pertama kali dalam pertemuan Presiden dengan lima ketua umum parpol (Golkar, Gerindra, PAN, PPP, dan PKB) di kantor DPP PAN, awal April lalu.
Pada Rabu (26/4), Juru Bicara Golkar Tantowi Yahya mengatakan, partainya tetap memperjuangkan Airlangga sebagai bakal capres. Keputusan mengusung Airlangga merupakan hasil keputusan rapat tertinggi di Golkar, yakni Musyawarah Nasional Golkar 2019 sehingga harus diperjuangkan.
Baca juga: PPP Resmi Usung Ganjar Pranowo, Apa Parpol Berikutnya?
Pertimbangan cawapres
Khusus PAN, menurut Sekjen PAN Eddy Soeparno, saat dihubungi, Kamis, arah dukungan di Pilpres 2024 akan ditentukan dari figur bakal cawapres yang dipasangkan dengan bakal capres. Figur bakal cawapres dimaksud, Menteri BUMN Erick Thohir.
”PAN sangat dekat dengan Erick Thohir. Kita akan sangat antusias jika ada salah seorang bakal capres yang diusung itu menggandeng Pak Erick Thohir. Itu membuat kader PAN lebih semangat,” ujarnya.
Meski dekat, ia mengakui Erick belum memutuskan langkah bergabung PAN. ”Namun, ketika Erick Thohir menerima pencalonan sebagai bakal cawapres oleh salah satu capres, saya kira PAN tidak ragu-ragu meminta beliau segera menyatakan diri sebagai kader PAN,” katanya.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyampaikan, Rapimnas PPP tak hanya memutuskan mengusung Ganjar, tetapi juga meminta DPP PPP memperjuangkan bakal cawapres dari Ganjar nantinya merupakan anggota PPP.
Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menengarai, negosiasi berjalan alot dalam pertemuan tiga ketua umum partai di KIB. Masing-masing memperjuangkan kepentingannya, utamanya agar figur yang dijagokan bisa maju di pilpres. Jika negosiasi tak kunjung menemui titik temu, bisa jadi KIB bubar dan nantinya terbentuk peta koalisi baru.
Menurut dia, bakal capres dari Gerindra, Prabowo Subianto, akan menjadi penentu keberlangsungan KIB. Jika Prabowo mau menjadikan Airlangga sebagai bakal cawapres, Golkar dapat bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). ”Namun, apabila Prabowo tak memberi jatah cawapres, ada peluang Golkar berlabuh ke PDI-P,” ujarnya.
Ketua DPP PKB Daniel Johan mengatakan, komunikasi Gerindra dan PKB dengan Golkar sangat intens. Golkar dinilainya menunjukkan keseriusan untuk bergabung. Jadi, sangat mungkin Golkar keluar dari KIB dan bergabung dengan KKIR.
Terkait bakal capres-cawapres yang diusung oleh KKIR, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, keputusan akan diambil oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Prabowo Subianto dan Adagium Tiada Lawan Abadi dalam Politik
Selain KIB dan KKIR, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres mengklaim tetap solid. Ketua DPP Nasdem Willy Aditya mengatakan, Anies tetap mempersiapkan diri sebagai bakal capres meski dilakukan dalam senyap. Begitu pula KPP.
Dalam pencarian bakal cawapres, tim kecil terus menjaring masukan publik. Ia tak menampik kabar, ada parpol yang akan merapat ke KPP. Namun, ia masih merahasiakannya.
Ganjar-Sandiaga
Di tengah dinamika politik yang meningkat setelah pencalonan Ganjar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bertemu Presiden Jokowi, Kamis. Sandiaga, yang disebut-sebut akan masuk ke PPP dan menjadi bakal cawapres dari Ganjar ini, dijadwalkan bertemu Presiden pukul 15.30 dan terlihat meninggalkan Istana sekitar pukul 17.00
Sandiaga mengatakan, pertemuan dengan Presiden membahas pariwisata sepanjang libur Lebaran 2023. Ada pula pembicaraan politik, tetapi dirahasiakannya. Sandiaga yang baru mengundurkan diri dari Gerindra hanya tersenyum saat ditanya apakah akan bergabung dengan PPP.
Baca juga: Ketemu Sandiaga Uno di Semarang, Ganjar: Kami Selalu Cocok
Ditanya mengenai kemungkinan mendampingi Ganjar, Sandi kembali meminta semua pihak untuk bersabar. Sebelum bertemu Presiden, Sandiaga bertemu Ganjar dalam rapat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah se-Jawa Tengah di Kota Semarang.
Seusai pertemuan, Ganjar ditanyai pendapatnya jika disandingkan dengan Sandiaga. ”Kami selalu cocok. Jika membahas desa, pasti bareng; kalau membahas wisata, bareng. Kode disuruh piknik,” kata Ganjar.
Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyampaikan, cawapres dari Ganjar baru akan dibahas pertengahan Mei atau setelah urusan pendaftaran bakal calon anggota legislatif tuntas. Pendamping Ganjar harus memiliki kecocokan dengan gaya kepemimpinan Ganjar, kesamaan visi dan misi, saling melengkapi, dan mampu melanjutkan program pemerintahan Presiden Jokowi.
Sementara itu, Presiden Jokowi didampingi Ny Iriana Jokowi bersilaturahmi Lebaran ke Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, di Jakarta.
Menurut Hasto, perbincangan juga dipengaruhi dinamika politik nasional yang terjadi setelah keputusan PDI-P menetapkan Ganjar sebagai bakal capres.
Baca juga: Jokowi Silaturahmi Lebaran ke Megawati, Topik Capres Ikut Disinggung
”Meski suasana Lebaran, kedua pemimpin berada dalam suasana akrab, juga berbincang-bincang mengenai dinamika politik pasca-penetapan capres Ganjar Pranowo. Semua bergembira,” kata Hasto. (NAD/WKM/INA/NIA/Z05/Z11)