Presiden Jokowi Minta Rivalitas di Tahun Politik Berjalan Sehat
Presiden Joko Widodo meminta agar persaingan antarpartai politik dijaga agar rivalitas berlangsung sehat. Memasuki tahun politik, partai pun diminta agar jangan saling menjatuhkan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki tahun politik, Presiden Joko Widodo meminta agar persaingan antarpartai dijaga agar rivalitas berlangsung sehat. Partai diminta juga agar jangan saling menjatuhkan.
”Kita sudah masuk ke tahun politik. Dan, apa yang harus kita lakukan adalah menjaga persaingan antarpartai itu agar rivalitasnya sehat. Jangan saling menjatuhkan. Kalau bisa itu antarpartai saling memuji gitulho. Didengerin juga enak, antarpolitisi saling memuji, antarpartai saling memuji. Itu yang dengar juga enak, rakyat juga seger,” kata Presiden Joko Widodo saat memberi sambutan pada perayaan Hari Ulang Tahun Ke-8 Partai Perindo di Jakarta Concert Hall, INews Tower, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kita sudah masuk ke tahun politik. Dan, apa yang harus kita lakukan adalah menjaga persaingan antarpartai itu agar rivalitasnya sehat. Jangan saling menjatuhkan. Kalau bisa itu antarpartai saling memuji gitu lho.
Di bagian awal sambutannya, Presiden Jokowi terlebih dahulu membicarakan hasil survei. ”Saya ingin bicara survei dulu. Saya melihat terakhir survei litbang Kompas. Partai Perindo itu dapat gede bangetlho 4,5 persen. Hati hati, sudah 4,5 persen. Saya cek lagi, saya detailkan lagi, sudah mengalahkan 3 partai yang ada di parlemen,” katanya.
Namun, Presiden Jokowi menuturkan dirinya tidak usah menyebutkan tiga partai tersebut. ”Saya ndak usah menyebutkan partainya apa. Saya kaget. Tetapi saya maklum setelah hadir di sini tadi kenapa Partai Perindo bisa dapat 4,5 (persen). (Mereka) Yang ditarik Pak Hari Tanoe itu orang-orang hebat,” katanya.
Presiden Jokowi menambahkan, ”Ketua Hariannya, Tuan Guru Bajang. Beliau ini gerbongnya panjang banget. Saya kaget lagi di depan tadi ada Bapak Mahyudin, nah, ini gerbongnya juga panjang banget. Nah, ini kalau yang masuk ke Perindo dengan gerbong panjang-panjang seperti ini, enggak tahu nanti survei yang kedua nanti akan dapat berapa,” ujarnya.
Presiden Jokowi pun menuturkan soal Mars Perindo. ”Dan, yang tiap hari saya dengar Mars Perindo itu ada di mana-mana. Waduh, ini bisa memengaruhi bener. Komunikasi politik seperti ini yang masif dilakukan Perindo dan itu akan memengaruhi para pemilih. Hati-hati partai yang lain. Partai yang gede-gede juga hati-hati,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Dengan nada berseloroh, Presiden mengatakan jangan-jangan nanti ketarik ke Perindo semuanya. ”PDI hati-hati, Pak Hasto. Golkar hati-hati. Pak Sekjen, Pak Lodewijk. Hati-hati. Dan juga, hati-hati Pak Prabowo, hati-hati. Tarik semua ke Perindo nanti. Artinya, mengangkat dengan nama-nama besar ini akan sangat berpengaruh terhadap elektabilitas partai, yang saya lihat,” ujarnya.
Tetapi yang kedua, Presiden Jokowi menuturkan, agar juga hati hati dalam memilih calon presiden (capres). ”Milih capresnya juga harus bener, lho Pak Hary. Karena nanti akan membantu partai mengejar threshold. Hati-hati. Milih capresnya hati-hati, milih cawapresnya hati-hati. Tetapi kalau bisa juga jangan terlambat deklarasi,” katanya.
Presiden Jokowi pun sempat menuturkan bahwa Hary Tanoe kalau sedang bersama dirinya sering bisik-bisik dan meminta pendapatnya terkait capres. “Biasanya Pak Hary ini kalau dengan saya sering bisik-bisik, ’Pak, capresnya Perindo milih ini gimana kalau menurut Bapak?’ Saya sampaikan terserah Perindo. Nanti saya ikut-ikut dipikir, nanti salah saya bisa keliru nanti. Jadi, hati-hati sekali lagi ini sudah masuk ke tahun politik. Kita boleh bersaing, berkompetisi antarpartai, tetapi jangan sampai saling menjatuhkan. Titipan saya itu saja,” katanya.
Presiden Jokowi melanjutkan, ”Yang kedua, tadi Pak Hary menyampaikan saya ini dua kali wali kota di Solo menang. Kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur, sekali, menang. Kemudian dua kali di pemilu Presiden juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” katanya disambut tepuk tangan dan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mendengar hal tersebut pun berdiri sambil menghormat.
Partai aset negara
Saat menjawab pertanyaan media seusai acara perayaan, Presiden Jokowi menuturkan bahwa semua partai adalah aset negara yang harus dirawat dan dijaga. ”Kita harus menjaga rivalitas di tahun politik ini, persaingan yang sehat, persaingan yang baik karena kondisi global tidak mendukung ketidakpastian, sulit diprediksi, sulit dihitung, geopolitik global, ekonomi global, semuanya. Agar menuju ke tahun politik di 2024 betul-betul kita harus menjaga kompetisi, menjaga rivalitas dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Sehubungan pernyataannya di berbagai kesempatan agar hati-hati dalam memilih dan mendeklarasikan capres, Presiden menuturkan bahwa hal tersebut karena memang harus hati-hati. ”Ya, memang harus hati-hati. Ini menakhodai 270 juta rakyat Indonesia, 270 juta lebih rakyat Indonesia. Kenapa selalu saya ulang-ulang, ya, memang harus hati-hati. Jangan sembrono,” katanya.
Ketika ditanya terkait pernyataannya bahwa setelah ini jatah Prabowo apakah merupakan sinyal mendukung Prabowo, Presiden mengatakan diartikan sinyal juga boleh. ”Ya, diartikan sinyal, ya, boleh. Tapi, kan, saya ngomong juga enggak apa-apalah,” ujarnya.
Ketika ditanya kapan waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capres, Presiden Jokowi menuturkan, ”Ya wong gimana pemilunya tinggal Februari 2024, awal lho, berarti. Tinggal setahun praktis, ya, kan? Tetapi menjaga kondusivitas politik karena tidak terdukung oleh keadaan global itu yang kita harus tahu semuanya. Hati-hati. Keadaan ini tidak sedang normal-normal saja dunia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo dalam pidatonya menuturkan bahwa kebijakan-kebijakan yang berpihak dibutuhkan untuk mempercepat pencapaian ranking Indonesia di posisi keempat perekonomian dunia. ”Untuk melakukan itu, tentunya harus ada kebijakan-kebijakan yang berpihak. Kemampuan membuat kebijakan yang berpihak adalah ranah legislatif dan eksekutif. Itulah mengapa Partai Perindo didirikan,” katanya.
Menurut Hary, Partai Perindo berdiri khusus untuk memperjuangkan hal tersebut sebagai pelengkap dengan partai politik yang lain. ”PDI-P, Golkar, Gerindra, dan teman-teman yang lain. Bersama-sama kita membangun Indonesia, tentunya, di bawah pimpinan pemerintahan Bapak Joko Widodo supaya NKRI bisa lebih cepat menjadi negara maju,” kata Hary.
Sebagai patriot harus siap kalau dibutuhkan rakyat. (Prabowo Subianto)
Sementara itu, saat ditanya wartawan terkait sambutan Presiden Jokowi yang antara lain menyebut ”setelah ini jatah Pak Prabowo”, Prabowo Subianto menjawab bahwa, ”Sebagai patriot harus siap kalau dibutuhkan rakyat.”