Presiden kepada Golkar : Jangan Terlalu Lama Tentukan Capres
”Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan kopilot yang akan dipilih rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden. Saya pesan, jangan lama-lama,” kata Presiden Jokowi kepada Golkar.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·4 menit baca
Presiden berharap Golkar tidak menghabiskan waktu lama untuk menentukan capres-cawapres yang akan diusung di Pilpres 2024
Golkar bersama PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah punya tiket mengikuti Pilpres 2024 karena ketiga parpol itu menguasai 25,7 persen kursi DPR
Golkar ingin mengukir sejarah dengan memenuhi target raihan 20 persen suara dalam Pemilu 2024 yang bertepatan dengan 60 tahun usia partai tersebut
JAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo meyakini Partai Golkar sudah menjadi institusi politik yang matang dalam mengambil setiap keputusan. Golkar yang kini berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan dalam Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB ini diyakini juga akan cermat, teliti, dan hati-hati dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Namun, Golkar diharapkan tak menghabiskan waktu lama untuk menentukan calon pemimpin yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2024.
Dalam pidatonya di acara puncak hari ulang tahun ke-58 Partai Golkar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022) malam, Presiden Jokowi mengingatkan, presiden dan wakil presiden ibarat pilot serta kopilot yang bertanggung jawab membawa penumpang. Adapun pilpres merupakan mekanisme memilih sosok yang akan mengisi kedua posisi itu
”Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan kopilot yang akan dipilih rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden. Saya pesan, jangan lama-lama,” tuturnya.
Selain kader Golkar, acara ini juga dihadiri para petinggi sejumlah partai politik. Mereka antara lain Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Perindo Hari Tanoesoedibjo, Pelaksana tugas Ketua Umum PPP Mardiono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni. Dari parpol non-pemerintah, hadir Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono serta Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi.
Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan kopilot yang akan dipilih rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden. Saya pesan, jangan lama-lama
Politisi Golkar seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, serta Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga hadir. Datang pula tokoh lain seperti Menkopolhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Nasdem tinggalkan acara
Seluruh undangan, termasuk Presiden, mengikuti rangkaian acara hingga selesai. Hanya Surya Paloh dan pengurus Partai Nasdem yang meninggalkan tempat lebih awal ketika acara masih berlangsung.
Presiden Jokowi menyampaikan, pada usia 58 tahun Golkar sudah matang serta berpengalaman karena sekian lama mencecap asam dan garam perpolitikan nasional. Maka, ia meyakini, setiap keputusan Golkar, termasuk penentuan capres dan cawapres 2024, ditetapkan secara cermat, teliti, dan tak sembrono.
“Saya juga meyakini, yang akan dipilih Partai Golkar, capres maupun cawapres ini adalah tokoh yang benar. Silakan terjemahkan sendiri," tuturnya.
Sebelumnya, di acara pemantapan visi dan misi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menegaskan tak akan tergesa-gesa menetapkan capres-cawapres. Selain tak mau memilih figur yang salah, Golkar bersama PAN dan PPP yang tergabung dalam KIB ingin menghormati Presiden Jokowi yang masa pemerintahannya belum berakhir. KIB memandang pula kini masih terlalu dini mengumumkan kandidat.
Tiket pilpres
Di hadapan Presiden dan para petinggi parpol lain, Airlangga menyatakan, KIB telah merumuskan visi dan misi Indonesia 2025-2035 yang diberi nama program akselerasi transformasi ekonomi nasional. Hingga saat ini, KIB masih membuka kesempatan bagi parpol lain yang ingin bergabung, terutama yang menghadiri agenda HUT Golkar.
Dengan gabungan tiga parpol saja, kata Airlangga, KIB sudah memiliki tiket premium pencalonan presiden. Pasalnya, Golkar, PAN, dan PPP menguasai 148 atau 25,7 persen kursi DPR, melebihi syarat kepemilikan kursi minimal 20 persen untuk mengusung capres-cawapres yang diatur Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. “Kalau ditambah teman-teman yang ada di depan ini, tiketnya menjadi VIP. Apalagi kalau visinya sama, transformasi untuk kesejahteraan masyarakat, sama seperti Pak Jokowi saat ini,” kata Airlangga.
Ia pun berterima kasih kepada Jokowi karena para ketua umum parpol anggota KIB ibarat diberi kesempatan untuk magang di kabinet. KIB berkomitmen mengusung politik yang tidak memecah belah masyarakat dengan politik identitas.
Selain itu, pada Pemilu 2024 Golkar memasuki usia ke 60 tahun. Waktu yang dinilai tepat untuk mengukir sejarah, yakni kembali menjadi partai pemenang Pemilu. Golkar menargetkan perolehan suara 20 persen atau 48 juta suara sah nasional pada Pemilu 2024. Untuk mencapainya, sejumlah langkah dilakukan: bertransformasi menempatkan pemuda di jajaran pengurus hingga mendigitalisasi kerja partai.
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute sekaligus pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan, untuk meraih target itu, Golkar harus memperluas basis pemilihnya. Partai yang pemilihnya identik dengan generasi era Orde Baru itu semestinya memodernisasi diri guna meraih ceruk pemilih muda.
Selama ini Golkar juga tak memiliki sosok yang kuat untuk diusung dalam pilpres. Padahal, keberadaan sosok kuat penting guna memberi insentif elektoral kepada partai. “Golkar juga memiliki surplus tokoh nasional, tetapi semuanya masih berjalan dengan narasi individu, belum membawa narasi partai secara utuh,” kata Gun Gun.
Menurut catatan Kompas, pasca-reformasi, Golkar terakhir memenangi Pemilu 2004 dengan perolehan suara nasional sebesar 21,58 persen dan 129 kursi di DPR. Raihan itu terus turun dalam tiga pemilu setelahnya. Pada Pemilu 2009, Golkar meraih 14,45 persen suara dengan 106 kursi DPR; lalu pada 2014 14,75 persen suara dengan 91 kursi DPR. Pada 2019, raihan suara Golkar kembali turun ke angka 12,31 persen dengan 85 kursi DPR.