logo Kompas.id
Opini(Harusnya) Bukan Negara...
Iklan

(Harusnya) Bukan Negara Kekuasaan

Diskusi belakangan ini dipenuhi gambaran nyata kekuasaan yang sedang diperebutkan atau dipertahankan. Ada dua fenomena yang diperbincangkan saat ini, yakni mempertahankan kekuasaan dan penguasa yang tak paham keadilan.

Oleh
Bivitri Susanti
· 2 menit baca
Bivitri Susanti
SALOMO TOBING

Bivitri Susanti

Alkisah, Alexander Agung bertanya kepada seorang perompak, mengapa ia melakukan berbagai kejahatan selama ini. Si perompak menjawab, ”Yang saya lakukan sama saja dengan Anda yang merusak seluruh dunia; tetapi karena saya melakukan itu semua dengan armada kecil, maka saya disebut perompak dan karena Anda melakukannya dengan armada besar, maka Anda disebut penguasa.” Demikian dikisahkan oleh Santo Agustinus lebih dari 1.500 tahun yang lalu, untuk menyoal kekuasaan.

Catatan Agustinus itu masih berlanjut dengan pertanyaan sebaliknya: bukankah sarang penyamun sebenarnya adalah suatu kerajaan kecil? Gerombolan penyamun adalah organisasi, diperintah oleh pemimpinnya, dan diikat oleh perjanjian sehingga hasil perampokan dibagi menurut aturan main yang disepakati. Maka, yang seharusnya membedakan antara perompak dan penguasa adalah keadilan. Bukan hukum dalam arti peraturan dan aparat penegak hukum, tetapi keadilan dan etik.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000