Menuju Tonggak Anyar Sepak Bola Asia
Pengalaman menyelenggarakan Piala Dunia 2022 menjadi bekal Qatar menyajikan Piala Asia terbaik sepanjang masa.
Waktu menunjukkan pukul 15.00 waktu kota Lusail, Qatar, ketika angin sejuk musim dingin dan silau sinar matahari menemani ratusan petugas keamanan berjaga di sekitar Stadion Lusail. Stadion berkapasitas 88.000 penonton itu akan menjadi lokasi upacara pembukaan Piala Asia 2023, Jumat (12/1/2024) malam WIB.
Para petugas keamanan yang mengenakan seragam serba hitam dengan motif garis biru dan merah di kedua lengan berjaga dalam radius sekitar 1 kilometer dari stadion. Mereka berjaga di sekitar pagar-pagar yang menjadi pemandu arah berjalan kaki bagi penonton yang akan datang ke stadion itu. Tidak hanya upacara pembukaan, Stadion Lusail juga akan membuka Piala Asia 2023 dengan menyajikan laga Qatar, tim tuan rumah, dan juara bertahan, kontra Lebanon.
Upacara pembukaan akan berlangsung sekitar pukul 17.00 waktu setempat atau 21.00 WIB. Dua jam kemudian sepak mula pertandingan pertama Piala Asia 2023 dimulai. Dengan selisih waktu itu, maka upacara pembukaan akan berlangsung sekitar setengah jam.
Baca juga : Kian Dekat ”Perang”, Indonesia Darurat Berbenah
”Kami mulai berjaga pada hari ini (Kamis). Kedatangan ini untuk simulasi dan persiapan tugas sebenarnya besok, Jumat,” ujar Abdullah, salah satu petugas keamanan yang berjaga di sisi Jalan Al Kharaej. Jalan-jalan di sekitar Stadion Lusail, termasuk Lusail Boulevard yang merupakan kawasan pusat bisnis, ditutup sejak awal pekan ini hingga akhir Februari mendatang.
Pagar penjagaan mulai tersedia di pintu keluar Stasiun Metro Lusail hingga ke arah kawasan Lusail Boulevard. Selain itu, bendera-bendera bermotif slogan Qatar 2023, ”Hayya Asia”, berkibar di sekitar jalan akses stadion. Tembok-tembok di dalam Stadion Lusail juga telah ditempeli stiker Piala Asia 2023 yang berwarna dasar ungu.
Tidak hanya para petugas keamanan yang mulai berjaga, calon penonton juga ada yang berkunjung untuk melihat suasana menjelang upacara pembukaan. Hal itu dilakukan Yasneer (32) yang berjalan-jalan di sekitar stadion lokasi laga final Piala Dunia 2022 itu untuk mengambil foto dari kamera telepon selulernya.
”Saya akan datang menonton pertandingan pembukaan. Saya sudah tidak sabar, jadi saya ingin melihat dulu suasana stadion sebelum Piala Asia dimulai,” kata Yasneer, diaspora asal Bangladesh yang telah menetap di Doha, Qatar, sejak 2014.
Baca juga:Piala Asia 2023, Ujian Kemanjuran Program Naturalisasi
Terkait persiapan penjagaan itu, pimpinan petugas keamanan Turnamen Piala Asia 2023, Mayor Abdulrahman al-Tamimi, mengungkapkan, mereka memiliki tanggung jawab untuk menyajikan keamanan dan kenyamanan bagi setiap orang yang hadir di stadion.
Kami menyiapkan sistem keamanan teraman seperti di Piala Dunia lalu. Qatar tidak pernah menyelenggarakan turnamen apa pun dengan ancaman keamanan berarti.
”Kami menyiapkan sistem keamanan teraman seperti di Piala Dunia lalu. Qatar tidak pernah menyelenggarakan turnamen apa pun dengan ancaman keamanan berarti,” kata Al-Tamimi dalam keterangan pers.
Pengalaman Piala Dunia
Piala Asia 2023 bakal menjadi tonggak baru bagi pesta sepak bola terakbar di benua paling beragam di jagat raya itu. Untuk pertama kali dan satu-satunya kesempatan, Piala Asia diselenggarakan di negara tuan rumah yang telah berpengalaman melaksanakan Piala Dunia, turnamen sepak bola paling prestisius di dunia.
Pada 22 edisi Piala Dunia yang telah berjalan, Qatar adalah negara Asia ketiga yang menyelenggarakan hajatan terbesar FIFA itu setelah Jepang dan Korea Selatan yang menjadi tandem tuan rumah edisi 2002. Namun, sejak menggelar turnamen terakbar itu, kedua negara Asia Timur tersebut belum pernah ditunjuk Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk menjadi tuan rumah Piala Asia.
Baca juga: Gol Abadi Widodo Cahyono Putro dan Memori Terbaik Piala Asia 2007
Jepang masih pertama kali dan satu-satunya menyelenggarakan Piala Asia pada 1992. Adapun pengalaman menjadi tuan rumah Piala Asia baru dirasakan Korsel di edisi 1960 atau penyelenggaraan edisi kedua dalam sejarah turnamen itu.
Setelah Qatar, Arab Saudi akan menjadi penyelenggara edisi 2027. Berbeda dengan Qatar, Saudi menjadikan Piala Asia sebagai uji coba sejumlah stadion baru untuk Piala Dunia 2030.
Hal itu membuat 19 tim terbaik Asia mendapat kesempatan merasakan stadion dan fasilitas olahraga kelas dunia milik Qatar yang disediakan untuk Piala Dunia 2022. Mereka tidak termasuk Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, dan Qatar yang menjadi duta Asia di Piala Dunia edisi ke-22 itu.
Indonesia, misalnya, untuk pertama kali akan merasakan berlaga di stadion eks Piala Dunia. Pengalaman itu akan tercipta di Stadion Ahmad bin Ali untuk melawan Irak, Senin (15/1/2024), serta di Stadion Al Thumama ketika jumpa Jepang, Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Menanti Efek Kejut ”Garuda” di Panggung Asia
”Saya sangat senang dengan fasilitas yang kami dapatkan di sini. Semua terasa sangat baik,” kata Jordi Amat, bek tengah Indonesia, yang sempet membela tim U-17 Spanyol.
Pelatih Lebanon
Pelatih Lebanon Miodrag Radulovic juga menilai Piala Asia 2023 akan menghadirkan pengalaman yang fantastis bagi setiap orang yang berpartisipasi. Ia memuji stadion dan fasilitas latihan yang sangat baik di Qatar.
“Saya rasa (Piala Asia) ini akan menjadi edisi terbaik yang pernah ada. Qatar telah membuktikan mereka bisa mewujudkan Piala Dunia yang tak terlupakan,” kata Radulovic.
Ketua Penyelenggara Piala Asia AFC Maruano V Araneta Jr tak ketinggalan mengapresiasi keseriusan Qatar untuk menggelar Piala Asia dengan kualitas setara Piala Dunia. Tidak hanya fasilitas olahraga, Araneta menyebut, Qatar juga sangat siap untuk menyediakan kebutuhan penunjang, seperti transportasi dan akomodasi bagi semua pihak yang terlibat di dalam turnamen empat tahunan itu.
Baca juga : Ukir Sejarah di Piala Asia, atau Kapan Lagi
"Saya sangat berterima kasih kepada panitia lokal yang menunjukkan komitmen untuk menyajikan penyelenggaraan tingkat dunia. Saya punya keyakinan turnamen kali ini akan menjadi legasi yang membanggakan dan menjadi dasar dan panutan bagi tuan rumah di masa mendatang," ujar Araneta.
Qatar 2023 akan menjadi debut bagi dua teknologi termutakhir untuk menunjang pertandingan, yaitu teknologi offside semi otomatis serta asisten wasit video (VAR). Dua teknologi itu telah digunakan di Piala Dunia 2022.
Khusus untuk VAR, Piala Asia 2019 sudah memperkenalkan penggunaan VAR. Namun, teknologi itu baru digunakan pada babak perempat final. Di Qatar 2023, VAR sudah membantu wasit sejak babak penyisihan.
”AFC dan panitia lokal sangat berkomitmen untuk menyajikan pengalaman yang tak terlupakan dari penggunaan dua teknologi demi meningkatkan kualitas laga,” tuturnya.
Kejutan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Pemasaran dan Komunikasi Panitia Lokal Piala Asia 2023 Hassan Rabea al-Kuwari mengatakan, pengalaman berbeda edisi Piala Asia sebelumnya akan tersaji sejak upacara pembukaan, Jumat (12/1/2024) sore waktu setempat atau malam WIB.
Baca juga: Tundukkan Vietnam, Jurus Tim ”Garuda” ke 16 Besar Piala Asia
”Upacara pembukaan akan mengejutkan semua orang. Kami menyiapkan agenda acara yang istimewa bagi fans yang menyaksikan langsung di stadion dan di seluruh Asia,” kata Al-Kuwari.
Berdasarkan agenda sementara, upacara pembukaan akan menghadirkan lima maskot Qatar 2023 yang berbentuk jerboaatau hewan pengerat khas wilayah gurun pasir. Maskot itu bernama Saboog, Tmbki, Freha, Zkriti, dan Traeneh.
Selain itu, penyanyi yang masyhur di Timur Tengah asal Kuwait, Humood al-Khudher dan Fahad al-Hajjaji, akan menyanyikan lagu tema resmi Piala Asia 2023. Lagu itu berjudul ”Hadaf” atau berarti ”Tujuan” dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, pergelaran seni dan pesta kembang api akan melengkapi upacara pembukaan itu.
Baca juga: Seandainya Soeratin Sosrosoegondo Tahu…
Lebih lanjut Al-Kuwari menyebut secara total lebih dari 900.000 tiket dari 51 pertandingan telah terjual. Enam negara dengan jumlah pembeli terbanyak adalah Qatar, India, Arab Saudi, Jordania, Filipina, dan Indonesia.
”Kami menyambut semua fans dari penjuru Asia. Piala Asia akan menjadi kesempatan bagi pendukung sepak bola di Asia untuk mempelajari budaya baru, membangun persahabatan abadi, dan mengkreasikan memori yang penuh arti,” ujar Al-Kuwari.