Tiga uji coba menunjukkan stagnannya perkembangan skuad Indonesia. Tanpa pembenahan, target Piala Asia sulit tercapai.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR dari Doha, Qatar
·4 menit baca
DOHA, KOMPAS — Hanya menyisakan empat hari menjelang membuka petualangan di Piala Asia 2023 melawan Irak, Senin (15/1/2024), kondisi skuad Indonesia belum memperlihatkan perbaikan yang signifikan. Di tengah Indonesia masih banyak pekerjaan rumah, Qatar telah siap menyelenggarakan Piala Asia ketiga mereka sebagai tuan rumah.
Kian mepetnya waktu pembenahan timnas terasa karena gaung Piala Asia 2023 sudah terasa di Doha, Qatar, Rabu (10/1/2024). Sejak memasuki terminal kedatangan Bandara Internasional Hamad, layar video elektronik telah menampilkan promosi pesta sepak bola terakbar se-Asia itu.
Spanduk promosi Piala Asia yang memuat lima maskot Qatar 2023, yaitu Saboog, Tmbki, Freha, Zkriti, dan Traeneh, telah menghiasi sisi jalan-jalan utama Doha. Kemudian, logo dan bendera peserta Piala Asia 2023 juga telah menambah spot foto di Taman Distrik Mina, Doha.
Spanduk promosi Piala Asia yang memuat lima maskot Qatar 2023, yaitu Saboog, Tmbki, Freha, Zkriti, dan Traeneh, telah menghiasi sisi jalan-jalan utama Doha.
Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia Shaikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa menyambut kehadiran seluruh tim dan pemain di Qatar. Irak adalah skuad terakhir yang mendarat di Qatar, Rabu ini.
”Kami mengakui Piala Asia 2023 ini adalah masa persiapan tersingkat kami untuk turnamen ini. Tetapi, dengan pengalaman Qatar setahun lalu menghadirkan edisi terbaik Piala Dunia, saya yakin kami akan menyaksikan pula Piala Asia terbaik yang pernah ada,” ucap Shaikh Salman dalam konferensi pers, Rabu, di kawasan Msheireb, Doha.
Adapun terkait persiapan Indonesia, kelemahan masih mengemuka pada laga uji coba pamungkas Indonesia menghadapi Iran, Selasa (9/1/2024) malam waktu Qatar, di Lapangan Latihan Al Rayyan, Al Rayyan, Qatar. Lini belakang terlalu keropos dan gemar memberikan lawan gol mudah. Performa para penyerang juga belum bisa memberikan jaminan gol.
Itu membuat ”Garuda” dilibas Iran, 0-5. Gol Iran dicetak oleh Shaman Ghoddoos (2’), Roozbeh Cheshmi (21’), Saman Fallah (35’), serta brace atau dua gol dari Mehdi Ghayedi (71’ dan 87’).
Sebelumnya, Indonesia menderita kekalahan, 0-4 dan 1-2, dari Libya pada dua gim ekshibisi di Antalya, Turki. Pada tiga pertandingan uji coba itu, lini belakang menjadi penyebab utama Indonesia tak berdaya.
Parade kesalahan operan di sepertiga akhir pertahanan sendiri hingga lemahnya koordinasi antarpemain menyebabkan lawan mudah menggetarkan jala gawang Indonesia. Pada laga melawan Iran, tiga dari lima gol Iran tercipta berkat blunder pemain belakang Indonesia.
Padahal, demi memperkokoh pertahanan dan meredam serangan Iran, Pelatih Indonesia Shin Tae-yong menurunkan trio bek tengah, yaitu Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Elkan Baggott. Mereka juga ditopang oleh Justin Hubner sebagai gelandang bertahan yang memadatkan pemain Indonesia di kotak penalti.
Selain itu, ada pula dua bek sayap, Yakob Sayuri dan Pratama Arhan, yang ikut turun dalam situasi bertahan. Akan tetapi, kepadatan kuantitas pemain di sepertiga akhir pertahanan tidak membuat Iran kesulitan mencetak gol.
Shin mengatakan, dirinya akan fokus membenahi masalah kompleks di pertahanan Garuda. Pasalnya, pertahanan kokoh adalah syarat utama apabila Indonesia ingin mewujudkan kejutan dan menembus fase gugur.
”Lawan-lawan kami di Piala Asia akan lebih dominan menguasai bola, jadi kami harus menghindari sekecil apa pun kesalahan di pertahanan sendiri,” ujar Shin, Rabu, di Doha.
Baggott menilai permainan Indonesia telah membaik dibandingkan dua laga melawan Libya di Turki. Namun, ia mengakui, banyak pelajaran penting yang dipetik dari laga menghadapi Iran.
”Hasil akhir melawan Iran tidak mencerminkan kualitas permainan kami yang sesungguhnya selama 90 menit. Kami akan melakukan evaluasi diri dari masa persiapan ini agar tampil jauh lebih baik di laga pertama,” ucap Baggott, pemain asal tim Divisi Championship Inggris, Ipswich Town.
Selain masalah pertahanan, lini depan Indonesia juga tumpul. Tiga laga uji coba menjelang Piala Asia 2023, Garuda hanya bisa mencetak satu gol melalui Yakob. Tiga penyerang Indonesia yang diturunkan sejak sepak mula pada dua gim terakhir, yakni Rafael Struick, Witan Sulaeman, dan Marselino Ferdinan, tak bisa berkutik.
Serangan balik
Berkaca dari kualitas tiga lawan di Grup D yang terdiri dari Irak, Vietnam, dan Jepang, harapan logis Indonesia mencuri gol melalui skema transisi serangan balik cepat. Tetapi, sayangnya hal itu belum terlihat dari tiga laga uji coba.
Masalah pengambilan keputusan pemain yang kurang baik juga sering menjadi pemutus bangunan serangan Garuda. Alhasil, situasi berbahaya yang kerap dihasilkan Indonesia lebih disebabkan improvisasi pemain-pemain yang memiliki keberanian untuk melewati lawan.
”Saya akan melatih cara tim untuk melakukan serangan balik dan agar mereka bisa mengkreasikan peluang yang baik,” ucap Shin yang berasal dari Korea Selatan.
Jika gagal menutupi kelemahan itu, catatan buruk di Piala Asia Lebanon 2000 saat Indonesia kemasukan tujuh gol dan tak bisa mencetak gol bisa terulang. Ketika itu, Indonesia juga gagal membawa pulang poin. Itu adalah performa terburuk dari empat partisipasi Indonesia di Piala Asia sebelumnya pada periode 1996-2007.
Selain berpacu dengan waktu untuk membenahi urusan taktikal, Shin juga perlu meningkatkan kondisi mental skuadnya. Bangkit dari tiga kekalahan beruntun bukan perkara mudah.
Apalagi 26 pemain Indonesia dibayangi ekspektasi besar dari para suporter di Tanah Air. Menghadapi persaingan di panggung terakbar Asia, mereka harus dalam kondisi mental terbaik demi bisa menampilkan performa terbaik di tiga pertandingan babak penyisihan.
”Pembenahan mental itu akan diberikan oleh staf pelatih. Kuncinya kami akan memberikan suasana rileks kepada pemain menjelang pertandingan nanti,” kata Shin.