Novak Djokovic akan kembali berkompetisi di Australia Terbuka 2023. Namun, Djokovic menghadapi kemungkinan tak bisa kembali ke Australia selama tiga tahun karena dideportasi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, MINGGU — Gagal bermain dalam turnamen Grand Slam Australia Terbuka tahun ini, Novak Djokovic akan kembali pada 2023. Rencana tersebut dikemukakan Tennis Australia (TA) meski Djokovic menghadapi kemungkinan tak bisa kembali ke Australia selama tiga tahun karena dideportasi.
CEO TA Craig Tiley mengatakan hal itu saat diwawancara media di Australia, ABC, pada Minggu (23/1/2022). Tiley menjawab, “Ya”, saat ditanya apakah Djokovic akan tampil pada Australia Terbuka 2023.
Sosok yang juga memimpin tim penyelenggara Australia Terbuka ini mengatakan, apa yang terjadi pada Djokovic tahun ini karena adanya peraturan terkait Covid-19 yang terus berubah. Miskomunikasi antarlembaga pun terjadi.
Djokovic tiba di Melbourne pada 5 Januari untuk mengikuti turnamen yang berlangsung pada 17-30 Januari. Tanpa vaksin Covid-19, yang menjadi syarat kedatangan internasional dari Pemerintah Australia, Djokovic menggunakan surat pengecualian medis dari TA dan Pemerintah Negara Bagian Victoria. Surat itu dikeluarkan setelah melalui pengecekan tim panel independen.
Petenis nomor satu dunia itu mengajukan pengecualian medis karena terinfeksi Covid-19 pada 16 Desember, meski dalam dua hari setelah itu masih menghadiri acara, salah satunya wawancara dengan media Perancis, L’Equipe. Namun, saat tiba di bandara di Melbourne, petugas perbatasan menahan Djokovic dan membatalkan visanya karena tak dapat menunjukkan bukti telah divaksin.
Djokovic mengajukan banding dan menang. Namun, Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke menggunakan haknya untuk membatalkan visa petenis yang mengejar gelar Grand Slam ke-21 itu. Banding kedua berujung pada kekalahan Djokovic hingga dia dideportasi.
Deportasi dari Australia biasanya diikuti larangan kembali dalam masa tiga tahun. Akan tetapi, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, itu bisa berubah mengikuti situasi yang ada.
Surat dari Pemerintah Australia pada TA, yang menyebar di media Australia, sebenarnya menyebut, terinfeksi Covid-19 tidak dapat dijadikan alasan untuk tidak divaksin. Informasi seperti inilah yang dikatakan Tiley sebagai miskomunikasi. Apalagi, menurutnya, peraturan terus berubah. Oleh media Australia, Tiley pun dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas deportasi Djokovic.
”Menyebarnya varian Omicron membuat informasi menjadi lebih kompleks. Bahkan, dalam beberapa pekan terakhir, situasi terus berubah,” katanya.
Itu akan menyakitinya untuk waktu yang lama dan akan sulit dihilangkan dari benaknya.
Pelatih Djokovic, Marian Vajda, mengatakan, peristiwa tersebut berpengaruh pada mental Djokovic. ”Itu akan menyakitinya untuk waktu yang lama dan akan sulit dihilangkan dari benaknya,” ujar Vajda pada media Sport.sk.
Saat ini, Djokovic berada di negaranya, Serbia. Masalah yang akan dihadapinya kemungkinan akan bertambah karena beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat, mewajibkan pendatang untuk menjalani vaksinasi penuh, sedangkan Djokovic dikenal sebagai petenis yang belum divaksin. AS akan menggelar dua ajang besar pada Maret-April, yaitu ATP/WTA 1000 Indian Wells dan Miami.
Keys kembali ke perempat final
Tunggal putri AS, Madison Keys, untuk pertama kalinya sejak Perancis Terbuka 2019 akan menjalani perempat final Grand Slam. Keys akan berhadapan dengan Barbora Krejcikova (Ceko) pada perempat final, setelah mengalahkan Paula Badosa (Spanyol), 6-3, 6-1, pada babak keempat Australia Terbuka di Rod Laver Arena, Minggu.
Keys pernah muncul sebagai salah satu harapan AS sebagai penerus Serena Williams ketika tampil pada final AS Terbuka 2017. Saat itu, dua putri AS memperebutkan gelar juara. Keys akhirnya kalah dari Sloane Stephens.
Tetapi, seperti halnya Stephens, Keys kesulitan menembus tahap yang lebih tinggi. Dia dua kali mencapai semifinal Grand Slam pada 2018, yaitu di Perancis dan AS Terbuka, tetapi tak pernah lagi mencapai tahap yang sama. Di Australia Terbuka, hasil terbaiknya adalah perempat final 2018.
”Luar biasa. Saya senang bisa kembali ke perempat final. Saya sangat senang bisa tampil di sini setelah absen pada tahun lalu,” ujar Keys, yang tak tampil pada Australia Terbuka 2021 karena terinfeksi Covid-19.
Keys mengatakan, kunci kemenangannya atas Badosa adalah servis dan pengembalian servis yang baik. ”Saya bisa mendapat poin dari pukulan-pukulan awal. Ketika bisa melakukan servis dan pengembalian servis dengan baik, saya bisa mendikte lawan,” kata petenis peringkat ke-51 dunia itu.
Faktor tersebut, kepercayaan diri, serta pola pikir bisa menikmati pertandingan akan dibutuhkannya saat bertemu Krejcikova untuk pertama kalinya, pada Selasa. Juara Perancis Terbuka 2021 ini mengalahkan juara Australia Terbuka 2012 dan 2013, Victoria Azarenka, 6-2, 6-2. (AFP/REUTERS)