Krejcikova : “Saya Ingin Menjadi Diri Sendiri”
Sesuai pesan mantan pelatihnya, Barbora Krejcikova akan tetap menjadi diri sendiri meski sorotan publik dan media akan semakin besar.
PARIS, MINGGU-Kehidupan seorang petenis biasanya akan berubah drastis setelah menjuarai Grand Slam, terutama di nomor tunggal. Namun, sesuai pesan mantan pelatihnya, Barbora Krejcikova akan tetap menjadi diri sendiri meski sorotan publik dan media akan semakin besar.
“Siapa yang tahu, apa yang akan terjadi setelah ini? Tetapi, saya tidak akan dan tak ingin berubah, akan tetap menjadi diri saya. Saya hanya berencana tetap bekerja keras karena gelar ini menjadi motivasi besar untuk tetap kerja keras, menikmati turnamen, tenis, dan hal lainnya,” komentar juara tunggal putri Perancis Terbuka itu.
Meski pernah menjuarai nomor ganda putri dan ganda campuran, gelar yang didapat setelah mengalahkan Anastasia Pavlyuchenkova, 6-1, 2-6, 6-4, dalam final, Sabtu (12/6/2021), menjadi yang pertama bagi Krejcikova pada nomor tunggal.
Baca juga : Gelar Juara Krejcikova Terinspirasi dari Mantan Pelatih
Gelar itu dilengkapi oleh gelar juara ganda putri yang didapat bersama rekannya sesama petenis Ceko, Katerina Siniakova, setelah mengalahkan Bethanie Mattek-Sands/Iga Swiatek, 6-4, 6-2, Minggu. Krejcikova pun menyamai prestasi Mary Pierce yang mendapat dua gelar Perancis Terbuka dalam satu penyelenggaraan, yaitu pada tahun 2000.
Sejarah tenis yang membuat nomor tunggal lebih popular dibandingkan ganda membuat sorotan pada sang juara akan jauh lebih besar. Namun, Krejcikova akan tetap mengingat pesan mantan petenis Ceko, Jana Novotna, yang melatihnya selama tiga tahun, 2014-2017, sebelum meninggal karena kanker.
Jana selalu mengatakan, ‘Berapapun jumlah gelar juara yang telah kau dapat, kamu harus selalu menyapa, bersikap sopan, dan bicara terima kasih pada orang lain. Kamu harus selalu ramah’. Saya mencontoh ini karena Jana juga seperti itu. Dia sangat rendah hati dan saya ingin seperti dia.
“Jana selalu mengatakan, ‘Berapapun jumlah gelar juara yang telah kau dapat, kamu harus selalu menyapa, bersikap sopan, dan bicara terima kasih pada orang lain. Kamu harus selalu ramah’. Saya mencontoh ini karena Jana juga seperti itu. Dia sangat rendah hati dan saya ingin seperti dia,” tutur petenis berusia 25 tahun itu.
Baca juga : Juara Baru Lagi di Tunggal Putri
Pertemuan Krejcikova dengan Novotna terjadi pada 2013, ketika Krejcikova berusia 18 tahun. Bersama orang tuanya, dia menemui Novotna di rumahnya, di Omice, Ceko.
“Saya pergi ke sana, membawa surat, dan bertemu Jana di taman rumahnya. Dia bertaya, siapa kamu? Saya jawab, saya adalah petenis berusia 18 tahun dan berharap dia bisa melihat atau membantu saya untuk meningkatkan level permainan saya,” tutur Krejcikova pada The New York Times, tiga tahun lalu.
Krejcikova ingin meningkatkan level permainannya di nomor tunggal, meski telah memperlihatkan talenta pada ganda. Bersama Siniakova, dia menjuarai ganda putri yunior Perancis Terbuka 2013. Tak diduga, Novotna menyetujui permintaan itu dan mendampingi Krejcikova ke berbagai turnamen level ITF.
Satu faktor penting yang diubah pada diri Krejcikova oleh Novotna adalah kepercayaan dirinya. Petenis yang pernah menempati peringkat ketiga dunia yunior itu mempunyai ambisi yang tinggi tetapi meragukan kemampuannya.
Bercermin dari kesabaran dan kerja keras Novotna dalam menjuarai Grand Slam pertama, yaitu Wimbledon 1998, Krejcikova bersikap sama. Novotna meraih gelar itu pada penampilan ke-45 di arena Grand Slam.
Baca juga : Petenis Medioker Manfaatkan Peluang
“Saya menjuarai dua Grand Slam ganda putri (Perancis Terbuka dan Wimbledon 2018) pada usia 22 tahun. Saya berpikir, tak mau menjadi spesialis ganda pada usia itu, saya harus meningkatkan level dan menambah pengalaman di tunggal. Awalnya frustasi karena sulit melakukannya. Tetapi, saya berusaha sabar, yang sesungguhnya bukan karakter saya, dan bekerja keras,” tuturnya.
Setelah menempati peringkat ke-135 dunia pada akhir 2019, lalu naik ke-85 setelah mencapai babak keempat Perancis Terbuka 2020, posisinya naik kembali ke urutan ke-39 usai mencapai final WTA 1000 Dubai, Februari. Dengan gelar juara Perancis Terbuka, Krejcikova akan menempati peringkat ke-15 dunia.
“Saya senang bisa mengatasi semua situasi dengan mental yang kuat, itu kunci besarnya. Saya berbicara pada psikolog tentang semuanya. Saya tahu, harus bersikap tidak panik saat memasuki lapangan dan itu terjadi,” katanya.
Baca juga: Puncak Kejutan di Roland Garros
Krejcikova menjadi juara baru tunggal putri ke-12 dari 21 Grand Slam terakhir sejak 2016. Di antara mereka, hanya Angelique Kerber, Garbine Muguruza, Simona Halep, dan Naomi Osaka yang juara lebih dari satu kali.
Pada periode yang sama, sebelum berlangsungnya final tunggal putra di Roland Garros, antara Novak Djokovic dan Stefanos Tsisipas, hanya Dominic Thiem (juara AS Terbuka 2020) yang muncul sebagai juara baru. Petenis Austria itu menembus dominasi Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer.
Mantan petenis putri, Daniela Hantuchova, menilai, di tengah persaingan terbuka tunggal putri, terutama sejak lima tahun terakhir, persaingan pada nomor itu lebih mengarah pada persaingan mental. “Itu makin terlihat ketika Swiatek menjuarai Perancis Terbuka 2020, ketika dia mengatakan dibantu psikolog dalam tim. Sekarang, faktor itu menjadi hal yang lumrah di kalangan petenis,” kata semifinalis Australia Terbuka 2008 itu.
“Saya senang melihat perkembangan seperti ini karena mereka memiliki bekal kepercayaan diri. Saya kehilangan momen itu dalam karier saya. Padahal, menemukan orang yang tepat untuk bicara sangat penting. Seseorang bisa bertambah dewasa seiring usia, tetapi prosesnya lebih lama,” lanjut Hantuchova.
Final tunggal putra
Final tunggal putra antara Novak Djokovic melawan Stefanos Tsitsipas yang dimulai pukul 20.00 WIB berlangsung ketat sejak awal permainan. Set pertama, yang dimenangi dengan tiebreak, 7-6 (6), oleh Tsitsipas berlangsung selama 1 jam 12 menit.
Mengantisipasi pukulan pengembalian servis Djokovic yang bisa berbalik menekannya, Tsitsipas seringkali mengarahkan servis ke sudut service box agar pantulan bola melebar, menjauhi lapangan. Saat servis ini berhasil dilakukan, Tsitsipas bisa meraih poin dengan mudah dengan mengarahkan bola ke lapangan kosong atau menekan di depan net.
Baca juga : Nadal Tinggalkan Roland Garros dengan Segudang Penghargaan
Ketatnya permainan diwarnai dengan set point yang didapat kedua petenis, juga statistik dengan perbedaan tipis. Untuk winner misalnya, Djokovic membuat 15, sementara Tsitsipas dengan 18. Perbandingan unforced error adalah 12-10, sementara perolehan poin adalah 42-43.
Hingga pukul 00.00 WIB, Djokovic memimpin di set kelima, 4-2. Tsitsipas memimpin di set pertama dan kedua, 7-6(6), 6-2, namun Djokovic dapat mengejar pada set ketiga dan keempat, 6-3, 6-2.
Jika Tsitsipas juara, trofi The Musketeers akan membuatnya menjadi petenis Yunani pertama yang menjuarai Grand Slam. Petenis berusia 22 tahun itu melakukannya pada final pertama setelah selalu tersingkir pada tiga semifinal sebelumnya, yaitu di Perancis Terbuka 2020, serta Australia Terbuka 2019 dan 2021.
Adapun jika Djokovic membalikkan keadaan, petenis nomor satu dunia itu kian mendekati dua rival beratnya, Federer dan Nadal, dalam perolehan gelar Grand Slam. Dengan 19 gelar, Djokovic hanya tertinggal satu gelar dari Federer dan Nadal.
Baca juga : Pertarungan Besar Nadal-Djokovic
Gelar juara akan menempatkan Djokovic sebagai tunggal pertama pada era Terbuka yang, minimal, dua kali menjuarai setiap Grand Slam. Selain dari Perancis Terbuka 2016, dia mendapat sembilan gelar dari Australia Terbuka, lima dari Wimbledon, dan tiga dari AS Terbuka.
Hanya Roy Emerson dan Rod Laver, dua tunggal putra yang pernah menjuarai setiap Grand Slam, minimal, dua kali. Namun, para legenda tenis Australia itu melakukannya sebelum persaingan memasuki era Terbuka (sejak 1968), ketika tenis memperbolehkan keikutsertaan petenis profesional di arena Grand Slam. (AFP/REUTERS)