Pembebasan Lahan Bendungan Sepaku Semoi untuk IKN Ditarget Rampung 2 Bulan
Sempat tersendat lantaran gugatan hukum dari kerabat kesultanan Kutai Kartanegara, pembebasan lahan Bendungan Sepaku Semoi kembali berlanjut. Sebagian besar air dari bendungan ini akan dialirkan ke IKN Nusantara.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Mahkamah Agung menolak kasasi kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang mengklaim seluruh lahan untuk Bendungan Sepaku Semoi. Dengan demikian, proses pembebasan lahan untuk sumber air bersih Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur itu bisa dilanjutkan. Pembebasan lahan ditargetkan selesai dalam dua bulan ke depan.
Sebelumnya, Pangeran Hario Adiningrat dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Dia mengklaim sebagai pemilik seluruh lahan proyek Bendungan Sepaku Semoi.
Padahal, lahan tersebut saat ini dikuasai oleh perusahaan dan sejumlah transmigran di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Gugatan hukum itu sempat membuat proses pembebasan lahan tersendat.
”Putusan kasasi sudah inkracht (berkekuatan hukum tetap). Gugatan ahli waris ditolak MA,” ujar Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Penajam Paser Utara Ade Chandra Wijaya, dihubungi dari Balikpapan, Senin (21/3/2022).
Ia menyebutkan, proses pengadaan tanah untuk proyek strategis nasional itu bisa kembali dilanjutkan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan validasi seluruh lahan untuk bendungan seluas 378 hektar. Proses itu ditarget selesai dalam seminggu ke depan.
Setelah itu, pemerintah akan membayaran ganti rugi warga dan memutus hubungan hukum antara pemilik lahan dan tanah yang dimiliki dan dikuasai. Terakhir, Kantor Pertanahan Penajam Paser Utara (PPU) akan menyerahkan hasil pengadaan tanah ke Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda, instansi yang membutuhkan lahan untuk membangun bendungan.
”Diusahakan (semua proses) 1-2 bulan ke depan beres, tergantung terselesaikannya pembayaran ganti rugi,” kata Chandra.
Menurut catatan Kantor Pertanahan Kabupaten PPU, total lahan untuk bendungan seluas 378 hektar. Pembebasan lahannya terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama seluas 85 hektar, tahap kedua 158,5 hektar, dan tahap ketiga 134,5 hektar.
Rampung 2023
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto mengatakan, saat ini pembangunan bendungan sudah mencapai 40 persen. Progres itu terlihat dari bangunan pelimpah yang sudah berdiri, tubuh bendungan yang telah ditimbun, dan pembuatan pengelak aliran air sungai.
Saat Kompas mengunjungi Bendungan Sepaku Semoi pada Minggu (20/3/2022), jalan sekitar 500 meter sudah selesai dicor. Jalan itu merentang dari tepi jalan raya menuju pendopo bendungan. Selain terdapat pendopo, di ujung jalan terdapat gazebo, maket bendungan, dan landasan helikopter.
”Target untuk selesai fisik bendungan di awal 2023, antara Januari- Februari. Target penggenangan bendungan selesai di pertengahan 2023,” ujar Harya.
Bendungan Sepaku Semoi direncanakan mampu mengalirkan air 2.500 liter per detik. Sebanyak 500 liter per detik akan disalurkan ke Kota Balikpapan yang saat ini masih defisit air baku. Adapun 2.000 liter per detik dialirkan ke IKN yang berjarak sekitar 20 kilometer dari bendungan.
Bendungan dengan tinggi 25 meter dan panjang 450 meter ini mampu membendung air hingga 10 juta meter kubik. Selain menampung air hujan, bendungan ini akan menampung air dari Sungai Tengin. Infrastruktur ini sekaligus mengendalikan banjir di Daerah Aliran Sungai Tengin.
Dari 2.000 liter per detik untuk IKN, nantinya berapa persen untuk warga.
BWS Kalimantan IV hanya menggarap pembangunan dan penggenangan bendungan. Adapun penyaluran air dan pengolahannya menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dari hasil diskusi awal, Harya menjelaskan, air yang dialirkan ke IKN Nusantara kemungkinan akan diolah menjadi air minum. Artinya, air yang keluar dari keran sudah layak minum. Namun, pihaknya belum bisa bicara banyak karena itu menjadi domain Ditjen Cipta Kraya Kementerian PUPR.
”Dari 2.000 liter per detik untuk IKN, nantinya berapa persen untuk warga. Apakah juga air minum, itu kami belum bicara detail. Seharusnya warga juga terakomodasi,” kata Harya.
Warga Kecamatan Sepaku, di sekitar lokasi titik nol IKN, selama ini masih kesulitan air bersih. Sebagian besar warga menampung air hujan untuk mandi, cuci, dan kakus. Beberapa warga yang beruntung bisa mendapatkan air sumur lantaran kondisi tanah yang baik.
Adapun untuk minum, warga biasanya membeli air mineral galon atau isi ulang. Aliran air PDAM memang sudah mulai masuk ke Sepaku, tetapi saat ini hanya warga di tepi jalan negara yang bisa mengaksesnya.
”Selama ini masyarakat pakai PDAM, tetapi hanya yang tinggal di pinggir jalan. Baru 30 persen dari jumlah penduduk Sepaku yang dapat akses PDAM,” ujar Sekretaris Camat Sepaku Adi Kustaman.
Adanya rencana pembangunan IKN di Sepaku menimbulkan harapan baru bagi warga. Mereka yang tinggal puluhan tahun di sana ingin juga menikmati fasilitas air yang bagus.
”Kalan ndak ada hujan, beli air per tandon Rp 60.000. Sebulan bisa empat kali, jadi Rp 240.000,” ujar Sunardi (47), warga Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku.