Di balik murahnya harga suku cadang dan oli kendaraan, perlu diwaspadai pula risiko terjebak barang palsu. Pengguna perlu mencermati detail kemasan serta unit barang sebelum pemasangan di kendaraan.
Oleh
ADITYA DIVERANTA, FAJAR RAMADHAN, JOHANES GALUH BIMANTARA, HARRY SUSILO
·6 menit baca
RIAN SEPTIANDI
Polsek Bekasi TImur menangkap empat pemalsu oli di Bekasi Timur pada 25 Agustus 2022 di Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi. Foto diambil pada Jumat (7/10/2022). Beberapa barang bukti, seperti botol oli motor dan mobil, alat pengemasan, alat pres, alat penuang oli ke dalam kemasan, drum-drum oli, hingga kemasan dus oli, menjadi barang bukti.
Beragam suku cadang sepeda motor beredar dengan harga murah di toko otomotif serta lapak daring. Namun, di balik harga murah, perlu diwaspadai adanya risiko terjebak suku cadang palsu. Pengguna perlu mencermati detail kemasan hingga unit suku cadang sebelum pemasangan pada kendaraan.
Penelusuran Kompas selama periode September-November 2022 menunjukkan, berbagai merek suku cadang palsu dijual masif dan menyerupai produk asli. Barang yang kerap dipalsukan adalah kategori komponen gerak cepat (fast-moving parts), termasuk produk oli.
Pengguna perlu waspada karena berdasarkan penelusuran, oli palsu sejauh ini adalah yang paling banyak ditemukan di pasaran. Dari segi kemasan, botol oli palsu kerap menyaru dengan produk resmi. Oli palsu juga sering kali dijual lebih murah dari harga produk resmi.
Cara pertama untuk membedakan oli palsu adalah dengan mencermati tiap detail pada kemasan. Pada sejumlah merek oli asli yang beredar di pasaran, dipastikan tutup botol masih tertutup rapat dengan dibubuhi nomor pengaman. Sisi jendela botol untuk melihat isi oli tampak presisi. Kemasan disertai kode QR (quick respons code) yang mengarah pada situs resmi pemilik merek.
Lain hal dengan oli palsu, barang yang justru beredar kerap menunjukkan kecacatan pada kemasan. Pada oli yang menyerupai produk PT Astra Honda Motor (AHM), misalnya, tutup botol terasa longgar dan dapat dengan mudah bergeser saat hendak dibuka. Pada sebagian produk, nomor pengaman yang semestinya ada di antara segel tutup botol pun berpindah ke bagian bawah botol.
Pada sejumlah merek palsu ada perbedaan warna, ada juga tutup yang memiliki coak.
Pada sebagian oli palsu menyerupai produk AHM juga terdapat bekas lem yang tidak rata. Begitu pula pada stiker label kemasan, kerap ditemukan label itu mudah mengelupas.
Kuasa hukum internal PT AHM, Edward, mengatakan, ciri-ciri menonjol oli AHM ada pada tutup botol. ”Pada sejumlah merek palsu ada perbedaan warna, ada juga tutup yang memiliki coak. Kemudian juga di bawah botol terdapat empat kode utama. Pada sejumlah produk yang tidak sesuai standar kami, tidak ditemukan adanya kode di bagian bawah botol,” ucapnya.
Kuasa hukum internal PT AHM, Edward, saat menjelaskan detail kemasan oli merek MPX di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Hal serupa ditemukan pada oli palsu yang meniru merek Ecstar dari PT Suzuki Indomobil Motor. Pada merek palsu, ditemukan label stiker yang mudah pudar serta ciri tutup botol yang berbeda. Bentuk tutup botol versi palsu itu berbahan plastik lebih lentur dan berwarna biru muda, beda dengan versi asli yang lebih kokoh dan berwarna biru gelap.
Kepala Departemen Suku Cadang Suzuki Indomobil Motor Christiana Yuwantie mengatakan, dalam banyak kasus yang ditemui, pemalsuan oli merek Ecstar Suzuki kerap memakai material murah dan ringkih. Hal ini terlihat dari label stiker, bahkan pada beberapa kasus pemalsu memasukkan nomor seri asal-asalan.
Dalam beberapa kasus pada oli Ecstar Suzuki, warna dari cairan oli kerap dipalsukan menjadi biru gelap dan pekat. Adapun standar warna resmi dari oli tersebut hingga kini adalah biru tosca.
Spare Parts Department Head PT Suzuki Indomobil Sales Christiana Yuwantie
Selain itu, Kompas juga menemukan produk oli Yamalube yang diduga palsu. Pada produk diduga palsu, tutup botol tampak memiliki coak dan berbahan kasar saat disentuh. Tutup botol itu juga sangat mudah bergeser saat hendak dibuka.
Hal tersebut berbeda dengan oli Yamalube yang didapat Kompas dari gerai resmi. Tidak ada coak dan tutup botol masih sangat rapat ketika akan dibuka.
Setiap bentuk pada cetakan selalu tampak rapi dan presisi.
Perbedaan mencolok lainnya pada oli Yamalube dari gerai resmi dan oli yang diduga palsu adalah label kemasan bagian depan. Label depan botol Yamalube dari gerai resmi tidak akan menempel kembali saat sudah dicopot. Hal ini berbeda dengan produk diduga palsu yang masih menempel saat sudah dicopot.
Kuasa hukum Yamaha Motor Co, Ltd, Purnomo Suryomurcito, menuturkan, keaslian oli Yamalube dapat dipastikan dari label kemasan yang tidak mudah rusak dan tidak bisa ditempel kembali saat sudah dilepas.
”Setiap bentuk pada cetakan selalu tampak rapi dan presisi. Gambar dan tulisan di balik label kemasan juga tidak mudah dihapus maupun digores,” ujar Purnomo.
Stiker label pada oli palsu yang meniru merek Yamalube tampak masih menempel setelah dikelupas, Selasa (15/11/2022). Pada merek asli, stiker label yang dikelupas tidak bisa lagi menempel di botol.
Hologram
Christina menegaskan, oli asli keluaran merek Suzuki dapat dipastikan keasliannya dengan tanda hologram saat membuka tutup kemasan. Saat dilihat dari berbagai sisi, akan memunculkan logo tiga dimensi dengan gradasi warna.
”Pada kemasan asli ini hologram tiga dimensinya kelihatan. (Hologram itu) tidak ada yang bisa membuat dan vendornya khusus. Ini satu-satunya di Indonesia dan mereka yang melakukan penyelewengan pasti akan ketahuan,” ujar Christina pada September silam.
Begitupun pada oli merek AHM, terdapat hologram yang memunculkan logo tiga dimensi dengan gradasi warna pada tutup kemasan.
Tanda hologram pada kemasan asli pelumas Ecstar Suzuki, Jumat (16/9/2022). Hologram produk asli tampak bertanda logo tiga dimensi dan bergradasi warna.
Kode pindai
Oli palsu juga kerap meniru kode pindai agar semakin mirip dengan yang asli. Pada produk oli asli AHM, misalnya, kode QRdi belakang kemasan semestinya mengarah ke situs https://ahm.to diikuti nomor unik dari kemasan.
Lain hal dengan oli palsu yang meniru merek AHM, kode QRyang tertera justru mengarah ke situs https://ahmto.top diikuti nomor unik kemasan. Kedua tautan yang diarahkan kode pindai itu tampilannya sama persis, tetapi ahmto.top adalah palsu.
”Untuk ciri-ciri asli, tautan akan mengarah ke situs ahm.to, sementara yang tidak sesuai standar kami akan muncul ke situs seperti ahmto.top atau sejenisnya. Itu paling mudah dijumpai,” kata Edward.
Tautan kode respons cepat (QR code) dari kemasan oli asli MPX2 dan oli palsu yang menyerupai MPX2 (kiri-kanan) tampak sama persis walaupun mengarah ke alamat laman yang berbeda. Menurut keterangan resmi PT AHM, tautan dari laman ahm.to adalah satu-satunya situs resmi yang dimiliki PT AHM.
Untuk ciri-ciri asli, tautan akan mengarah ke situs ahm.to, sementara yang tidak sesuai standar kami akan muncul ke situs seperti ahmto.top atau sejenisnya.
Komponen palsu
Komponen berkategori fast-moving parts seperti kampas rem, roda gigi, hingga kampas kopling juga kerap ditemukan versi palsunya di pasaran. Cara pertama untuk mengenali keaslian suku cadang ini adalah dengan melihat tampilan kemasan. Cermati tanda-tanda spesifik mulai dari spesifikasi, detail informasi produk, hingga hologram yang menyertai kemasan.
Komponen asli dari AHM, misalnya, disertai informasi spesifikasi rinci di balik kemasan. Hal ini terlihat pada kampas rem tromol merek AHM yang selalu menyertakan spesifikasi rinci. Sementara pada sebagian kampas rem palsu yang meniru AHM, tidak ditemukan spesifikasi yang dimaksud.
Selain itu, label kuning bertuliskan ”bebas asbes” pada kemasan kampas rem palsu yang meniru AHM terlihat menjadi satu dengan kertas kemasan berwarna merah. Hal ini berbeda dengan kampas rem asli AHM yang biasanya menyertakan label kuning ”bebas asbes” sebagai stiker yang menempel di atas kemasan.
Hologram tiga dimensi dan bergradasi warna terlihat pada produk kampas rem tromol asli dari PT Astra Honda Motor di Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Komponen AHM juga disertai hologram logo tiga dimensi dengan gradasi warna. Pada produk yang meniru AHM, hologram logo tampak sebatas dua dimensi dan tidak bergradasi warna.
Ciri spesifik lainnya juga ditampilkan komponen kampas rem ganda dari Suzuki. Pada merek asli, kampas rem ganda itu tidak menyertakan logo timbul Suzuki. Sementara pada kampas rem palsu justru ditemukan logo timbul Suzuki disertai dengan sejumlah karat.
”Ada kampas rem ganda palsu yang kami temukan justru memasang logo Suzuki dan disertai nomor seri tertentu. Padahal, di merek kami justru itu tidak ada,” ucap Christina.
Keaslian komponen juga dapat dilihat dengan memeriksa nomor seri suku cadang pada katalog resmi. Nomor serial suku cadang AHM dapat dilihat melalui situs resmi dan aplikasi ponsel Honda Genuine Parts. Produk dengan nomor seri asli pada kemasan akan muncul di katalog resmi disertai harga resmi.
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA
Kemasan suku cadang kampas rem tromol dari PT Astra Honda Motor di Jakarta, Kamis (17/11/2022). Produk asli ini ditandai dengan nomor serial produk yang terdaftar di katalog resmi PT AHM. Khusus untuk produk kampas rem tromol, label bebas asbes" pada kemasan hadir sebagai stiker tambahan. Label tersebut tidak dicetak secara langsung di kemasan.
Cara yang sama juga dapat dilakukan pada merek lain. Pada merek Suzuki, terdapat aplikasi ponsel MySuzuki untuk memeriksa katalog resmi komponen dan harga pasaran. Begitupun untuk suku cadang merek Yamaha, yang dapat dicek melalui aplikasi ponsel Part Katalog Yamaha.
Dengan bermacam kasus itu, cara termudah untuk menghindari produk palsu adalah dengan membeli komponen suku cadang dan oli di toko atau bengkel resmi. Hal ini akan mengurangi risiko terjebak suku cadang palsu yang nantinya berdampak pada kendaraan, bahkan hingga menghambat mobilitas pengguna.
Ketua Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) Sularsi mengatakan, pembelian oli dan suku cadang di toko resmi adalah cara yang paling masuk akal untuk menghindari produk palsu. Cara tersebut semestinya sudah menjamin keaslian, terutama karena produk memang dikeluarkan oleh pihak pemegang merek.
”Demi keamanan dan demi keuangan pengguna, meski sedikit lebih mahal, tetapi lebih baik beli di toko resmi. Daripada beli murah, tapi dampaknya rusak, (rugi) dua kali lipat, kan, sama juga,” ungkap Sularsi.