Kebutuhan Indo-Pasifik tidak hanya infrastruktur. Kawasan juga tidak butuh dijadikan palagan persaingan negara besar. Kerja sama untuk kemajuan bersama bisa dilakukan.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KOMPAS/BENNY D KOESTANTO
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyampaikan pidatonya tentang visi AS di Indo-Pasifik di Universitas Indonesia Convention Center di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (14/12/2021).
JAKARTA, KOMPAS - Negara-negara lain yang ingin terlibat di Indo-Pasifik perlu mencari cara lain. Tidak perlu mengikuti jejak China yang sukses di sektor infrastruktur.
Wakil Direktur Riset CSIS Shafiah Muhibat mengatakan, berbagai negara telah mengeluarkan panduan pendekatan ke Indo-Pasifik. Sayangnya, ada kecenderungan menyontoh yang sudah sukses.
“Mengapa harus bersaing pada hal yang sudah terbukti sukses dilakukan China? Apakah benar akan bersaing pada sektor yang terbukti sukses (dilakukan China)?” ujarnya dalam webinar “A New Outlook: Strengthening Cooperation between Canada, Indonesia and ASEAN in the Indo-Pacific”, Rabu (26/10/2022).
Diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Kanada bersama McDonald-Laurier Institute (LSI), webinar itu sebenarnya bertujuan membahas hubungan Indonesia-Kanada. Hubungan Kanada dengan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik juga dibahas. Selain Shafiah, Direktur Kajian Indo-Pasifik pada LSI Jonathan Miller dan peneliti Pusat Kajian Multilateralisme pada RSIS Singapura Frederick Kliem juga menjadi pembicara.
Shafiah mengatakan, seharusnya berbagai negara di luar Indo-Pasifik menawarkan hal berbeda dan menelaah sektor lain. Kawasan ini amat luas dan potensi kerja sama amat beragam. “Jangan hanya fokus ke satu isu saja,” kata dia.
KOMPAS/SUTTA DHARMASAPUTRA
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo (kiri) dan Perwakilan Dagang Katherine Tai sedang berdiskusi dengan para pemimpin redaksi yang hadir dalam penutupan IPEF di Los Angeles, Amerika Serikat, Jumat (9/9/2022).
Masing-masing negara punya prioritas. Mitra-mitra eksternal diharapkan bisa menemukan apa kesamaan mereka dengan negara di kawasan. “Ada banyak isu yang kurang diperhatikan,” kata dia.
Miller menyebut, salah satu kesalahan mitra luar kawasan adalah datang menawarkan agenda mereka. Padahal, agenda itu belum tentu sesuai dengan kepentingan kawasan. “Saya berharap Kanada tidak melakukan ini,” kata dia.
Sampai sekarang, Kanada belum mengeluarkan strategi berhubungan dengan Indo-Pasifik. Bahkan, manuver Ottawa dinilai tidak menunjukkan Indo-Pasifik penting bagi Kanada. Salah satu indikasinya adalah, Ottawa hanya punya duta besar di sebagian anggota ASEAN. Padahal, ASEAN faktor penting di Indo-Pasifik.
Persaingan
Miller menyebut, penting bagi Ottawa untuk masuk ke kawasan dengan pemahaman atas kebutuhan Indo-Pasifik. Kanada tidak perlu mengulangi negara lain yang masuk ke kawasan dengan gagasan persaingan terhadap pihak lain.
Ottawa tidak perlu masuk kawasan dengan ambisi mengadang negara lain. Kanada perlu masuk kawasan dengan tujuan meningkatkan kerja sama.
Sementara Kliem menyebut, panduan interaksi dengan Indo-Pasifik yang dikeluarkan sejumlah negara memang sulit dilepaskan dari nuansa menyaingi China. Sejauh ini, hanya Uni Eropa yang relatif fokus pada hubungan UE dengan kawasan. UE mau hadir di kawasan karena kepentingan organisasi dengan kawasan. Alasan kehadiran UE bukan untuk mengadang kekuatan lain. “Tidak ada agenda tersembunyi, hanya tertarik pada kepentingan kedua kawasan dan multilateralisme,” kata dia.
Sejauh ini, UE dinilai sebagai satu-satunya aktor eksternal Indo-Pasifik yang punya pandangan selaras dengan ASEAN soal kawasan. UE dan ASEAN sama-sama mengutamakan inklusifitas.
Sementara strategi Indo-Pasifik yang ditawarkan pihak lain cenderung mendorong ekslusifitas.Seperti Miller, ia sepakat bahwa Amerika Utara dan EU kini tidak bisa sepenuhnya memperhatikan Indo-Pasifik. Energi Amerika Utara dan UE dipusatkan ke perang Rusia-Ukraina.
KOMPAS/KRIS MADA
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Igor Driesmans, memaparkan program-program kerja sama UE-ASEAN, Kamis (13/8/2020), di Jakarta.
“Kecuali (Gubernur Bank Sentral Eropa) Christine Lagarde secara ajaib bisa mencetak uang baru, maka UE akan sulit mengatur sumber daya untuk berinteraksi di kawasan sekaligus di Ukraina,” kata dia.
Padahal, menurut dia, UE dan Amerika Utara tetap perlu berpikir dalam jangka panjang. Dengan membuat strategi Indo-Pasifik, makna penting kawasan sudah diakui sejak beberapa tahun terakhir.
ASEAN
Shafiah mengatakan, pembahasan Indo-Pasifik sulit dilepaskan dari ASEAN. Sejak AS mengeluarkan strategi Indo-Pasifik, kawasan merasa dampaknya akan besar. Karena itu, ASEAN perlu bersikap dan berusaha memastikan peran sentral di kawasan.
Sayangnya, sejauh ini ASEAN tidak kunjung benar-benar bisa menunjukkan kepemimpinan di kawasan. Selain itu, Pandangan ASEAN pada Indo-Pasifik (AOIP) dinilai sudah ketinggalan zaman. AOIP dibahas pada 2017 dengan tantangan berbeda. Kini, selain persaingan AS-China, kawasan juga terimbas persaingan AS dan sekutunya dengan Rusia.
Kliem mendorong ASEAN berbicara dengan para mitranya untuk merumuskan pola kerja sama baru yang menjaga peran sentral organisasi itu. Meski persaingan kekuatan besar sulit terhindarkan, ada berbagai sektor yang memungkinkan kerja sama dilakukan.