Amerika Serikat intensif menggelar latihan perang darat, udara, dan laut di Indo-Pasifik. Selain ikut di negara lain, AS menggelar latihan di negara sendiri.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
SEOUL, SENIN - Sejak Agustus 2022, Amerika Serikat tidak berhenti menggelar latihan perang di Indo-Pasifik. Latihan terbaru digelar di Korea Selatan dan Fiji. Sejauh ini, sudah tujuh negara Indo-Pasifik menjadi tuan rumah latihan gabungan dengan AS dan sekutunya.
Latihan perang laut di Korea Selatan (Korsel) dimulai pada Senin (26/9/2022). Kapal induk USS Ronald Reagan dikerahkan ke Korsel dalam latihan empat hari itu. Gugus tempur laut itu terdiri dari satu kapal perusak USS Barry dan kapal penjelajah USS Chancellorsville. Kapal-kapal perang AS itu mengangkut rudal jelajah.
Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan 20 kapal perang dikerahkan dalam latihan itu. AS juga mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir USS Annapolis dalam latihan itu.
Puluhan jet tempur dan pesawat intai juga terlibat dalam latihan itu. AS-Korsel antara lain mengerahkan F/A-18E Super Hornet, pesawai intai maritim P-3 dan P-8, jet tempur F-15K dan KF-16, serta helikopter serbu AH-64E Apache.
USS Ronald Reagan merupakan kapal induk bertenaga nuklir pertama yang datang ke Korsel sejak 2017. Selama beberapa tahun terakhir, posisi terdekat kapal-kapal induk AS dari Korsel adalah perairan Jepang.
Latihan di Korsel berlangsung beberapa hari setelah AS bersama Australia, Inggris, dan Selandia Baru berlatih di Fiji. Latihan dua hampir dua pekan sejak 12 September 2022 itu menggunakan sandi operasi “Roda Kereta”. Perwira operasi latihan itu, Victor Lange, menyebut nama latihan mirip dengan nama operasi yang digelar sekutu di Papua Niugini selama Perang Dunia II.
Dulu, fokus operasi adalah merebut Papua Niugini dari Jepang. Kini, latihan di Fiji digelar di tengah peningkatan pengaruh China di Pasifik Selatan.
Latihan di Fiji digelar beberapa bulan setelah Kepulauan Solomon, salah satu tetangga Fiji, menjalin kerja sama keamanan dengan China. AS-Australia secara terbuka mendesak Kepulauan Solomon tidak meneken kerja sama itu. Walakin, Honiara jalan terus dan menjalin kerja sama dengan Beijing.
Latihan di Fiji disebut sebagai wujud janji AS meningkatkan hubungan dengan Pasifik Selatan. Selama ini, AS dinilai tidak serius menunjukkan komitmen pada kawasan. AS dan sekutunya baru sibuk kala China semakin meningkatkan pengaruhnya di sana melalui aneka proyek infrastruktur dan kerja sama ekonomi.Latihan perang di Fiji sudah beberapa kali digelar AS. Nama operasinya sama, Roda Kereta.
Fiji bukan satu-satunya negara Indo-Pasifik yang menjadi tuan rumah latihan perang AS di kawasan. Pada Juni, AS dan Singapura berlatih perang kota di Singapura. Selanjutnya pada Juli 2022, AS-Jepang berlatih perang udara dan operasi militer udara.
Selesai dari Jepang, AS ikut latihan perang di Indonesia. Latihan Perisai Garuda itu melibatkan ribuan tentara AS-Indonesia serta sejumlah negara lain. Skenario operasi latihan itu termasuk merebut kembali sejumlah pulau di Natuna dan Anambas yang diduduki pihak lain.
Selepas Perisai Garuda, AS pindah ke Korsel dan Australia. Korsel ada latihan perang gabungan melibatkan seluruh matra. Korsel juga mengerahkan anggota pasukan cadangan dalam latihan dengan skenario serbuan Korea Utara itu.Ada pun di Australia, AS ikut Pitch Black. Selain Indonesia, latihan perang udara itu melibatkan sejumlah sekutu AS di Eropa dan Asia.
Jerman dan Perancis mengirimkan sejumlah jet tempur dan tanker udara dalam latihan itu. Selepas Pitch Black, pesawat-pesawat Perancis singgah di Indonesia. Dari Australia, lokasi latihan pindah ke Fiji dan kembali ke Korsel. Latihan kedua negara itu bukan yang terakhir di kawasan.
Pada Oktober 2022, AS dijamu India dalam latihan perang dataran tinggi di kaki himalaya. Lokasi latihan mirip dengan wilayah yang disengketakan India dengan China.
Selain ikut latihan di negara lain, AS juga menggelar latihan perang bersama sekutunya di Hawaii. Ada dua latihan perang pada Juni-Agustus 2022 di Hawaii. Latihan pertama dan terbesar adalah RIMPAC, latihan gabungan angkatan laut puluhan negara. Latihan itu kerap disebut sebagai latihan perang laut terbesar sejak 1971.
Selain RIMPAC, AS juga mengundang Jepang dan Korsel latihan perang rudal dalam operasi Naga Pasifik. Fokus latihan untuk meningkatkan kemampuan menangkis dan membalas serangan rudal.
TanggapanLatihan perang di Korsel ditanggapi Korut dengan menembakkan rudal jarak menengah pada Minggu pagi. Setelah mencapai ketinggian 50 kilometer, rudal itu berangsur turun dan jatuh di dekat zona ekonomi ekslusif Jepang. Korsel dan Jepang kompak mengecam peluncuran rudal itu.
Seoul juga mengantisipasi potensi Pyongyang meluncurkan rudal dari kapal selam. Beberapa tahun lalu, Korut memamerkan kapal selam yang bisa meluncurkan rudal. Korut juga membuat sejumlah rudal yang bisa diluncurkan dari kapal selam.
Peneliti pada Guangdong Research Institute for International Strategies, Zhou Fangyin, menyebut AS terus berusaha membuat kelompok-kelompok antiChina di Indo-Pasifik. Selain militer, kelompok-kelompok bentukan AS itu juga merambah ke ekonomi dan intelijen. "AS punya banyak kedok untuk kelompok-kelompok itu," kata dia kepada Global Times, media China.
Kerja sama keamanan China-Kepulauan Solomon salah satu faktor pemicu kecemasan AS dan sekutu. Kecemasan itu tidak lepas dari asumsi Washington dan sekutunya bahwa Indo-Pasifik, khususnya Pasifik Selatan, adalah wilayah pengaruh mereka sehingga kekuatan lain tidak boleh masuk ke sana.
"Mereka tidak menghormati kedaulatan bangsa lain untuk memutuskan bekerja sama dengan siapa. Mereka lupa, negara-negara di Pasifik punya kedaulatan dan bebas menentukan teman-temannya," tuturnya.
Tindakan AS dan sekutunya di Indo-Pasifik bukan demi kepentingan negara di kawasan. Semua tindakan itu didasarkan pada upaya dan sekutunya membendung China.
Bagi Zhou, aneka tindakan AS dan sekutunya di Indo-Pasifik bukan demi kepentingan negara di kawasan. Semua tindakan itu didasarkan pada upaya dan sekutunya membendung China. AS tidak menjadikan kemakmuran negara di kawasan sebagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan.
Pola itu telah dikritik oleh pihak di dalam dan luar negeri AS. Kritik terbaru dilontarkan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Dalam kuliah umum di New York, AS akhir pekan lalu, Balakrishnan meminta AS memandang Asia Tenggara karena potensi kawasan itu. AS jangan lagi memandang kawasan dari sudut pandang persaingan Beijing-Washinton. (AFP/REUTERS/RAZ)