Penyakit cacar monyet naik kategori menjadi wabah global. Harus ada upaya bersama yang memastikan keadilan akses vaksin dan pengobatan.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·2 menit baca
GENEVA, MINGGU — Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi mengumumkan penyakit cacar monyet (monkeypox) merupakan wabah global darurat. Koordinasi seluruh negara harus dilakukan guna mencegah dan mengobati penyakit ini serta memastikan ada keadilan vaksin bagi negara maupun kelompok masyarakat rentan.
Dilansir dari laman resmi WHO, Direktur Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan keputusan itu di Geneva, Swiss, Minggu (24/7/2022). Tercatat sejak Mei 2022 ada 16.000 kasus cacar monyet di 75 negara.
Sejatinya, para pakar di WHO masih terbelah mengenai status cacar monyet. Sebagian menganggap ini sudah menjadi wabah dunia, tetapi sebagian berpendapat belum. Ghebreyesus mengungkapkan, ia mengambil langkah untuk mengumumkannya sebagai wabah agar dunia bersiap sedia.
”Bersiaga bukan berarti panik. Status gawat darurat ini tidak langsung berarti cacar monyet sangat berbahaya dan mematikan. Tetap koordinasikan dengan saksama pencegahan dan pengobatannya,” kata Ghebreyesus.
Cacar monyet merupakan penyakit viral yang berasal dari Benua Afrika. Penyakit ini sudah dideteksi sejak lama. Pola penyebaran di benua tersebut ialah apabila ada kontak dengan hewan pengerat liar. Di Afrika, penyakit ini tidak pernah menjadi wabah, apalagi perkara lintas negara.
Namun, ada pola penyebaran baru yang masih didalami oleh para ahli kesehatan. Pasien-pasien cacar monyet saat ini tidak pernah bepergian ke Benua Afrika ataupun bersentuhan dengan hewan pengerat liar.
Gejalanya berupa demam, meriang, pusing, serta ruam merah di telapak tangan dan kaki. Setelah lima hari muncul bentol-bentol perih dan bisa menjadi luka. Kasus kematian sangat jarang.
Ketua Tim Kajian Cacar Monyet WHO Rosamund Lewis menjelaskan, 99 persen pasien cacar monyet saat ini laki-laki. Mereka tertular setelah berhubungan intim. Wabah terjadi terutama di kalangan orang yang sering bergonta-ganti pasangan.
Meskipun demikian, Lewis mengatakan, fakta ini masih terus diselidiki guna memastikan pola penyebaran yang lebih terperinci dan kemungkinan memverifikasi cacar monyet sebagai penyakit menular seksual. Tidak tertutup kemungkinan pula ditemukan pola penyebaran baru di luar hubungan intim.
Penyakit cacar monyet sudah memiliki vaksin. Akan tetapi, baru satu perusahaan farmasi yang membuatnya, yakni Bavarian Nordic di Denmark. Sebagai langkah pencegahan dan pengobatan, Uni Eropa mengajukan permohonan kepada WHO agar bisa menggunakan vaksin Imvanex untuk cacar air untuk menangani cacar monyet.
Virolog dari Institut Kajian Biomedik Nasional Konglo, Placide Mbala, mengingatkan agar negara-negara maju mau berbagi informasi maupun obat-obatan. Belajar dari ketimpangan akses vaksin Covid-19, jangan sampai hal serupa terulang dalam penanganan wabah cacar monyet. (AP)