Bapanas Tengah Hitung Harga Kewajaran Gabah, Beras, Jagung, dan Gula
Penyesuaian harga acuan sejumlah pangan pokok akan membuat harga pangan yang mulai turun bakal bertahan sedikit tinggi.
Oleh
HENDRIYO WIDI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pangan Nasional atau Bapanas sedang menghitung kembali harga kewajaran gabah, beras, jagung, dan gula. Upaya tersebut dalam rangka menentukan harga acuan baru keempat komoditas itu di tingkat produsen dan konsumen.
Hal itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara hibrida di Jakarta, Senin (22/4/2024). Rapat tersebut dipimpin Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pemerintah sedang meninjau kembali harga pembelian pemerintah (HPP) gabah di tingkat petani dan penggilingan, serta harga eceran tertinggi (HET) beras. Harga acuan pembelian jagung serta harga pokok penjualan dan harga acuan penjualan (HAP) gula konsumsi juga akan dievaluasi.
Hal itu diperlukan guna menjaga harga gabah, jagung, dan gula di tingkat petani tidak anjlok. Penyesuaian itu juga turut mempertimbangkan kenaikan biaya produksi setiap komoditas tersebut.
”Harga kewajaran setiap komoditas itu di tingkat produsen dan konsumen akan dihitung kembali. Kalau nanti sudah ada penyesuaian harga, harga sejumlah pangan pokok yang cenderung mulai turun pasti akan bertahan sedikit tinggi,” ujarnya.
Kalau nanti sudah ada penyesuaian harga, harga sejumlah pangan pokok yang cenderung mulai turun pasti akan bertahan sedikit tinggi.
Astawa mencontohkan, ketika harga jagung pipilan kering di tingkat petani dijaga tidak anjlok di bawah Rp 5.000 per kilogram, harga daging dan telur ayam ras pasti akan bertahan sedikit tinggi. Harga telur ayam ras, misalnya, bisa menjadi Rp 28.000-Rp 29.000 per kg.
Saat ini, harga acuan pembelian jagung pipilan kering untuk kadar air 15 persen di tingkat petani Rp 4.200 per kg. Adapun HAP telur ayam ras di tingkat konsumen Rp 27.000 per kg.
Bapanas juga sedang memberlakukan sementara HPP gabah kering panen (GKP) Rp 6.000 per kg dan HET beras premium Rp 14.900-Rp 15.400 per kg. HPP GKP berlaku pada 3 April-30 Juni 2024, sedangkan HET beras premium pada 10 Maret-24 April 2024.
Selain itu, Bapanas juga memberlakukan sementara HAP gula di tingkat eceran menjadi Rp 17.500-Rp 18.500 per kg pada 5 April-31 Mei 2024. Resminya, HAP gula tersebut Rp 14.500-Rp 15.500 per kg bergantung wilayah.
Dalam rangka menetapkan harga acuan baru, Bapanas telah menjaring usulan HPP gabah dan gula dari sejumlah organisasi petani. Mereka mengusulkan HPP GKP naik dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 7.000 per kg dan gula dari Rp 12.500 per kg menjadi Rp 16.400 per kg.
Dalam rapat itu, Perum Bulog juga sudah mulai menyerap gabah atau beras di dalam negeri. Hal itu seiring dengan panen raya padi dan turunnya harga gabah dan beras.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari mengemukakan, per 21 April 2024, Bulog telah menyerap 115.000 ton gabah setara beras. Penyerapan gabah itu dilakukan antara lain di Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Merauke, dan Kalimantan Tengah.
Dari jumlah itu, sebanyak 75.000 ton telah dijadikan cadangan beras pemerintah (CBP). Dengan begitu, jumlah stok beras Bulog baik yang berasal dari impor dan serapan dalam negeri sebanyak 1,27 juta ton.
”Stok tersebut terdiri dari 1,25 juta ton CBP dan 20.849 ton beras komersial,” katanya.
Di sisi lain, Bapanas juga meminta Bulog untuk menyerap jagung petani. Hal itu lantaran harga jagung pipilan kering panen di tingkat petani di sejumlah daerah, terutama Dompu dan Bima, Nusa Tenggara Barat, turun drastis.
Ketut menyatakan, harga jagung pipilan kering di tingkat petani di Dompu dan Bima anjlok di bawah harga acuan pembelian. Oleh karena itu, Bulog dan asosiasi peternak dan industri pakan ternak telah diminta untuk menyerap jagung tersebut.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, per 22 April 2024, harga rerata nasional GKP dan jagung pipilan kering di tingkat petani masing-masing Rp 5.760 per kg dan Rp 4.530 per kg. Harga tersebut sudah anjlok di bawah harga rata-rata tertinggi yang terjadi pada Februari 2024, untuk GKP Rp 7.080 per kg dan jagung Rp 6.660 per kg.