Alokasi APBD yang tepat sangat membantu pelaku usaha mikro di Papua. Mereka tetap mampu menghasilkan komoditas yang bernilai ekonomis walaupun di tengah situasi pandemi Covid-19.
Petani di Kabupaten Keerom tak mau berdiam diri di tengah pandemi. Pemkab Keerom bersinergi dengan petani melaksanakan kegiatan kampung sentra jagung dengan menggunakan anggaran penanganan dampak Covid-19.
Pemprov NTT dalam masa pandemi Covid-19 ini mengalokasikan anggaran Rp 25 miliar dari total ”refocusing” Covid-19 senilai Rp 605 miliar untuk pemberdayaan petani melalui program Tanam Jagung Panen Sapi.
Memasuki musim kemarau di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, petani menanam palawija dan mengandalkan sumur untuk pengairan.
Mencari solusi problem produksi-distribusi ayam dan jagung mirip dengan tebak-menebak mana yang lebih dulu antara ayam dan telur. Jagung menjadi komponen utama pakan ayam, penentu produksi daging jenis unggas tersebut.
Petani menikmati masa panen jagung manis di Desa Tambak, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah,
Petani di sentra perkebunan lada di Lampung Timur, Lampung, resah karena harga komoditas lada hitam menurun. Mereka khawatir harga lada akan semakin anjlok saat panen raya 2-3 bulan ke depan.
Kearifan lokal membawa warga desa di Banyuwangi tenang tanpa perlu khawatir kekurangan pangan. Bahkan, lumbung membuat mereka saling berbagi.
Harga ayam dan telur yang terus turun membuat peternak tak lagi memaksimalkan kapasitas produksinya. Akibatnya, permintaan jagung merosot. Harga jagung pun melorot.