Okupansi KA Tembus 80 Persen, Diprediksi Terus Bertambah
Kereta api sebagai moda favorit Lebaran penjualan tiketnya tembus 80 persen.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tingkat keterisian kereta api tembus 80 persen dalam masa Lebaran. Penumpang kereta jarak jauh harus berebut tiket hingga lewat tengah malam demi memastikan bisa pulang kembali ke kampung halaman.
Okupansi penjualan tiket kereta api (KA), akumulasi keberangkatan dan kedatangan dari H-10 pada Minggu (31/3/2024) hingga H+10 Lebaran, yaitu Minggu (21/4/2024) terus menunjukkan kenaikan okupansi. Menurut data PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, tingkat keterisian mencapai 81 persen hingga Sabtu (6/4/2024) pukul 08.00.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, penjualan tiket masa Lebaran telah tembus 80 persen. Untuk perjalanan kembali ke Jakarta masih terisi sekitar 64 persen. Seluruh tiket dapat dibeli melalui situs KAI dan aplikasi-aplikasi terkait, bukan go show alias membeli langsung di loket.
Sebanyak 2,6 juta tiket terjual dalam periode tersebut. Total tiket yang disediakan adalah 3,2 juta tiket. Ia memprediksi, penjualan tiket masih akan meningkat karena penjualan masih berlangsung.
Stasiun keberangkatan terpadat disumbang Pasar Senen dan Gambir, Jakarta. Tepat di bawah peringkat itu, Jawa Timur menyusul diwakili Stasiun Pasar Turi dan Surabaya Gubeng. Ada pula Solo Balapan, Jawa Tengah serta Bandung, Jawa Barat.
Sebagai stasiun terpadat dalam masa Lebaran, Gambir dipadati penumpang dari berbagai kalangan, muda hingga tua berkumpul di ruang tunggu. Koper, tas jinjing, ransel hingga kardus bersanding di samping para pemudik. Para porter berlalu-lalang menawarkan jasa membawa barang-barang ke dalam KA.
Saya mulai cari tiket sejak awal Februari, itu pun susah banget mendapatkan tiket KA. War luar biasa.
Perang tiket
Alfafa (25), misalnya, berangkat pada akhir pekan tanggal-tanggal mendekati hari Lebaran karena tiket untuk hari-hari sebelumnya telah terjual habis. Ia merupakan satu dari banyak orang yang berebut tiket. Bahkan rela mencari mulai tengah malam pukul 00.00 hingga 03.00.
“Saya mulai cari tiket sejak awal Februari, itu pun susah banget mendapatkan tiket KA. War luar biasa. Akhirnya Maret, alhamdulillah, saya dapat,” katanya.
Alfafa amat mengupayakan untuk pulang saat Lebaran demi bertemu sekaligus memenuhi harapan orangtua di kampung halaman. Terakhir kali kepulangan saat Lebaran tahun lalu. Walhasil, ia berupaya mengamankan tiket sejak jauh-jauh hari dengan keberangkatan dari Jakarta ke Lamongan, Jawa Timur.
Hal serupa diutarakan Wawan Sugianto (30) yang akan mudik ke Bandung dengan KA Argo Parahyangan. Ia berangkat siang hari karena tiket jadwal keberangkatan malam telah ludes.
Dalam kondisi normal, Wawan memilih bus ketimbang KA karena harga yang lebih rendah. Sebagai perbandingan, untuk bus, ia hanya merogoh kocek Rp 70.000 hingga Rp 80.000, sedangkan KA Argo Parahyangan menghabiskan biaya lebih dari Rp 150.000.
Namun, kondisi jalan tol yang tak menentu karena arus mudik, mendorong Wawan mencari alternatif moda transportasi selain bus. Ia pun memilih KA.
Masalah Wawan belum selesai karena ia harus mencari angkutan untuk kembali ke Jakarta pada tanggal 15 April. Tiket bus dan KA sukar diperoleh karena terjadi "perang" memperebutkannya.
Whoosh atau kereta cepat pun menjadi pilihan terakhir Wawan. Sebab, ia meyakini masih banyak tiket tersedia, bahkan ketika mencari pada hari keberangkatan.
“Whoosh kosong ya kalau saya lihat. Orang-orang merasa tiket terlalu mahal. Harga termurahnya Rp 250.000 pada hari biasa,” ujar Wawan.
PT Kereta Cepat Indonesia (KCIC) menetapkan masa angkutan Lebaran pada 3 April hingga 18 April 2024. Dalam periode itu, KCIC mengoperasikan 40 perjalanan Whoosh reguler, serta 12 perjalanan tambahan. Kebijakan ini berlaku mulai Jumat (5/4/2024).
“Dengan bertambahnya jadwal perjalanan, headway Whoosh pada jam sibuk mencapai 25 menit,” kata Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa.
Whoosh akan beroperasi mulai pukul 06.40 hingga 20.30 untuk relasi Halim (Jakarta)-Tegalluar (Bandung). Sebaliknya, relasi Tegalluar-Halim akan berjalan pada 05.50 sampai 20.30.
Risiko longsor
Risiko bencana alam, termasuk longsor dan banjir menjadi sorotan banyak pihak. Beragam upaya dan antisipasi terus dilakukan guna memastikan kelancaran operasional seluruh moda transportasi.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, struktur kawasan tengah diteliti pada wilayah-wilayah yang berisiko terjadinya longsor. “Kami teliti strukturnya, kami lihat apakah perlu ada perbaikan signifikan dari strukturnya, sedang kami kaji,” ujarnya.
Tiko mengupayakan, kawasan rawan longsor tetap dapat diakses dengan penanganan khusus. Namun, ia belum dapat memastikan struktur terdampak harus diperbaiki atau hanya dilakukan penguatan.
Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) longsor pada km 64+60 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu (3/4/2024) malam. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menangani masalah ini dengan pemasangan tiang pancang (sheet pile) guna memperkuat bagian timbunan jembatan yang longsor.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, tanah daerah Sukabumi memang rentan longsor. KA pernah terdampak longsor dua kali di daerah tersebut.