Meski penetrasi internet di Indonesia naik dari 43 persen total populasi pada 2015 menjadi 74 persen pada 2020, kelancaran jaringan masih menjadi tantangan. Konektivitas perlu terus diupayakan lewat infrastruktur.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
Pada Sabtu (4/12/2021), Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter dan Instagramnya mengunggah video perihal getolnya pembangunan konektivitas nasional sekian tahun terakhir. Jalan, jalan tol, jalan perbatasan, jaringan rel kereta api, jembatan, bandara, dan pelabuhan dibangun merata sampai di pelosok. Selain infrastruktur fisik tersebut, dibangun pula secara besar-besaran infrastruktur yang menunjang konektivitas digital.
”Segenap ikhtiar pembangunan ini bukan untuk kepentingan ekonomi semata, melainkan untuk merangkai negara kita yang sangat besar ini. Dengan konektivitas itulah kita mempercepat pelayanan pendidikan, kesehatan, mendukung sinergi budaya Nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan kita, serta menjadi fondasi bagi menuju Indonesia Maju,” kata Presiden Jokowi.
Ditayangkan pula materi mengenai angka penetrasi internet di Indonesia yang meningkat pesat dari 43 persen total populasi pada tahun 2015 menjadi 74 persen pada tahun 2020. Jaringan sinyal 4G pun telah tersedia di 70.670 desa dan kelurahan di Indonesia.
Di tengah pandemi Covid-19 pada tahun 2020, sektor informatika dan komunikasi juga tetap tumbuh positif secara tahunan. Pertumbuhan di sektor tersebut dari triwulan I hingga IV tahun 2020 berturut-turut 9,82 persen, 10,85 persen, 10,72 persen, dan 10,91 persen.
”Tahun 2021 adalah momentum kita semuanya untuk bangkit dan jika kita mampu melewati masa krisis ini dengan baik, kita akan lebih siap menjawab tantangan ke depan,” kata Kepala Negara.
Video pun menampilkan paparan percepatan transformasi digital untuk mendukung visi besar menuju Indonesia Maju. Hal ini mencakup pembangunan infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital.
Infrastruktur digital dan konektivitas yang inklusif, aman, dan andal dengan layanan berkualitas tinggi dibangun. Demikian pula pembangunan lembaga pemerintahan digital yang terbuka dan terintegrasi untuk meningkatkan pelayanan publik. Investasi di berbagai platform yang memiliki nilai kepentingan strategis nasional menjadi upaya mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi produsen teknologi. Berikutnya adalah harmonisasi regulasi untuk memajukan inovasi.
Berkaitan dengan ekonomi digital diupayakan untuk meningkatkan kapabilitas digital pada sektor prioritas untuk memperkuat daya saing geostrategis dan mendorong pertumbuhan yang berkualitas. Di samping itu juga meningkatkan pendanaan untuk memajukan inovasi. Sehubungan dengan aspek masyarakat digital, pembangunan literasi dan kecakapan digital serta pemberdayaan masyarakat ditempuh untuk menciptakan ruang digital yang sehat.
Investasi di berbagai platform yang memiliki nilai kepentingan strategis nasional menjadi upaya mengubah Indonesia dari negara konsumen menjadi produsen teknologi.
Target Indonesia Digital 2021-2024 pun disampaikan mulai tambahan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga 1 persen dari pertumbuhan dasar pada tahun 2024 dan pertumbuhan 5.000 start up atau perusahaan rintisan. Berikutnya adalah terciptanya 2,5 juta lapangan kerja tambahan di atas pertumbuhan dasar dan sebanyak 50 persen usaha ultramikro, mikro, kecil, dan menengah yang terdigitalisasi. Target berikutnya adalah 600.000 talenta digital yang terlatih setiap tahun dan pertumbuhan pengguna internet sejumlah 82,3 persen dari seluruh penduduk Indonesia.
Momentum penting
”Saya berharap agar program konektivitas digital 2021 menjadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi baru dan masa depan baru menuju Indonesia Maju,” ujar Presiden Jokowi.
Berbagai pemangku kepentingan pun bahu-membahu dalam mendukung transformasi digital. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, misalnya, menggandeng Yayasan Karya Dua Anyam untuk membina dan mendampingi 100 wirausaha kriya di wilayah Indonesia timur, yakni di 11 kabupaten/kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka dibina dan dilatih memanfaatkan aplikasi rantai pasok digital.
Menkop dan UKM Teten Masduki melalui siaran pers, Sabtu (4/12/2021), mengapresiasi kegiatan pendampingan usaha tersebut dalam upaya membangkitkan iklim bisnis UMKM untuk meningkatkan kemampuan manajemen rantai pasok, transformasi digital, dan pengembangan bisnis. Pendampingan dan pembinaan yang digelar sejak Agustus-November 2021 tersebut diharapkan dapat diimplementasikan para peserta dan menjadikannya wirausaha yang adaptif, inovatif, dan berbasis teknologi.
Co-Founder Krealogi oleh Du Anyam, Hanna Keraf, menuturkan pendampingan dan pembinaan usaha tersebut bertujuan menyiapkan wirausaha menghadapi perubahan sosial, budaya, dan kemajuan teknologi yang pesat. Pelatihan ini menyasar usia produktif atau milenial karena dinilai lebih terbuka terhadap inovasi dan dekat dengan teknologi.
Salah satu tantangan adalah persoalan sarana dan prasarana. Hal ini karena kebanyakan peserta tinggal di daerah yang mendapatkan sinyal internet pada jam tertentu. Dengan demikian, fasilitator menyesuaikan waktu agar seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan secara daring tersebut secara maksimal.
Salah satu tantangan adalah persoalan sarana dan prasarana.
Sumpah Palapa dan Palapa Ring
Merunut ke belakang, upaya memperlancar hubungan di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dilakukan dengan meluncurkan satelit Palapa. Penggunaan nama Palapa untuk menamai sistem satelit domestik ini, menurut Soeharto, sebagai lambang penjelmaan sumpah Mahapatih Gajah Mada berabad lalu yang menyatakan tidak akan makan buah palapa sebelum persatuan dan kesatuan Kerajaan Majapahit menjadi nyata.
Soeharto saat itu menilai persatuan dan kesatuan Nusantara telah terwujud dan malahan harus makin diperkokoh dan diteguhkan dengan peluncuran satelit Palapa tersebut. ”Dengan sistem ini, hubungan komunikasi dari satu tempat ke tempat lain di seluruh Indonesia menjadi lancar dan cepat,” kata Presiden Soeharto dalam otobiografinya, Soeharto; Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1989).
Di buku tersebut, Soeharto pun sempat mengutip tulisan Alvin Toffler dalam sebuah majalah di Jakarta mengenai sistem komunikasi satelit di Indonesia tersebut. ”Belum lama ini Presiden Soeharto dari Indonesia menekan ujung pedang tradisional pada tombol elektronik dan dengan itu memulai suatu sistem komunikasi satelit dengan maksud menghubungkan wilayah-wilayah kepulauan Indonesia satu sama lain, sama seperti rel kereta api yang menghubungkan dua pantai Amerika satu abad yang lalu. Dengan melakukan itu, Presiden Indonesia merupakan simbol adanya pilihan baru suguhan gelombang ketiga kepada negara-negara yang mengejar perubahan,” ujar Toffler dalam tulisannya.
Waktu pun terus berjalan. Seperti diberitakan Kompas, 15 Oktober 2019, Presiden Jokowi meresmikan proyek infrastruktur internet Palapa Ring di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/10/2019). Pada saat itu Kepala Negara menyatakan bahwa jaringan infrastruktur internet tersebut harus benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat dapat memanfaatkan jaringan Palapa Ring tersebut untuk memperkuat perdagangan dengan menghubungkan beragam produk UMKM ke jaringan pasar nasional dan bahkan global. Salah satu yang diingatkan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Indonesia saat itu adalah persoalan pemerataan, yakni agar jaringan akses dapat menjangkau lebih dalam ke masyarakat.
Sekian abad terentang dari saat Sumpah Palapa hingga era Palapa Ring dalam upaya mewujudkan dan mengokohkan persatuan Nusantara. Di tengah beragam tantangan yang dihadapi dan mesti dituntaskan, infrastruktur fisik dan digital terus dibangun di negeri ini untuk menunjang konektivitas. Konektivitas tersebut bernilai penting untuk—seperti gambaran dalam lirik lagu wajib nasional gubahan R Suharjo—”menyambungkan” pulau-pulau yang berjajar dari Sabang sampai Merauke menjadi satu: Indonesia.