Prabowo Ingatkan Semua Menterinya Kelak Harus Setuju Program Makan Siang Gratis
”Siapa yang mau jadi menteri saya, harus setuju anak-anak harus diberi makan siang,” kata Prabowo Subianto.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, kembali menegaskan komitmennya untuk menjalankan program makan siang gratis bagi anak-anak Indonesia jika terpilih menjadi Presiden ke-8 RI. Karena itu, siapa pun yang akan dipilihnya menjadi menteri harus setuju dengan program makan siang gratis yang dicanangkannya bersama calon wakil presiden pendampingnya, Gibran Rakabuming Raka.
”Siapa yang mau masuk kabinet, siapa yang mau jadi menteri saya, harus setuju anak-anak harus diberi makan siang. Kalau kau tidak setuju, enggak usah gabung di kabinet Prabowo Subianto,” kata Prabowo saat menyampaikan pidato politik pada kampanye akbar pamungkas di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Pasangan Prabowo-Gibran menutup rangkaian kampanye akbar Pilpres 2024 dengan menggelar kampanye di GBK, Jakarta. Prabowo mengawali pidato politiknya dengan menyapa semua tokoh yang hadir, salah satunya Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Siapa yang mau masuk kabinet, siapa yang mau jadi menteri saya, harus setuju anak-anak harus diberi makan siang. Kalau kau tidak setuju, enggak usah gabung di kabinet Prabowo Subianto.
Prabowo juga menyapa para pimpinan partai politik pengusung dan pendukungnya yang hadir. Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Gelora Anies Matta, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Prima Agus Jabo.
Di hadapan para pendukung dan simpatisan, Prabowo mengeluhkan tentang munculnya pro dan kontra menanggapi salah satu program yang akan dijalankannya jika terpilih nanti, yakni makan siang gratis. ”Yang tidak setuju mungkin sebaiknya belajar lagi, yang tidak setuju anak-anak Indonesia dikasih makan siang kebangetan. Yang mengatakan makan untuk anak-anak kita tidak penting, menurut saya bukan orang yang waras, bukan orang yang cinta Tanah Air,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mengingatkan bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang menghormati para pahlawan serta menghormati para pemimpinnya. Ia pun berharap bangsa Indonesia tidak menjadi bangsa yang kerdil serta jangan mau diadu domba serta dibohongi oleh bangs asing.
”Kita harus menjadi negara yang hebat dan makmur. Karena itu, kita harus menjaga kerukunan dan persatuan. Kita harus menjaga suasana, kerja sama, saling membantu, dan saling mendukung. Yang kuat mengangkat yang lemah. Yang kaya membantu yang miskin, dan yang pintar mengajar yang belum pintar. Baru Indonesia akan menjadi negara hebat.” katanya.
Masa depan cerah
Prabowo juga melihat masa depan cerah ada pada Indonesia. ”Kita negara ke-16 terkaya atau terkuat di dunia. Sebentar lagi akan jadi negara ke 10, ke-8, bahkan kelima terkuat di dunia. Syaratnya, kita harus rukun dan bersatu. Kita harus damai dan tak boleh pecah belah. Kita tak boleh saling mencurigai dan saling menjelek-jelekkan.” lanjut Prabowo.
Dalam kampanye pamungkas di GBK, Prabowo beberapa kali menghentikan orasinya karena melihat sejumlah pendukung yang lemas karena berdesak-desakan. Bahkan, beberapa di antaranya pingsan. Prabowo juga meminta maaf atas kondisi tersebut. Ia juga menyetop orasinya meskipun naskah pidato masih ada lima lembar.
”Kami perkirakan yang datang 200.000, tetapi laporannya mendekati 600.000 yang hadir. Dari laporan tadi, Saudara- saudara sudah berdiri di sini sejak jam 09.00 tadi pagi. Karena itu, saya putuskan acara dipercepat,” kata Prabowo.
Salah satu pendukung Prabowo, Siti Rahma (40), asal Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan dirinya mendukung Prabowo karena program makan siang gratis bagi anak-anak. Selain itu, ia juga setuju dengan visi misi Prabowo sehingga diharapkan membawa kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Sementara itu, Muhiddin (52), pendukung lainnya, asal Jakarta Timur mendukung Prabowo karena memiliki arah keberlanjutan. ”Pasti tidak akan persis sama, pasti ada perubahannya juga. Tapi, kan, arahnya keberlanjutan,” katanya.