Haedar Nashir: Kedepankan Etika dalam Berdemokrasi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar kontestasi demokratis tidak dijadikan sebagai pertempuran politik hidup mati yang meretakkan persatuan bangsa.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Pimpinan Pusat MuhammadiyahHaedar Nashir mengajak seluruh anak bangsa untuk mengedepankan etika dalam berdemokrasi, termasuk dalam menghadapi Pemilu 2024. Kontestasi demokrasi selayaknya dilaksanakan dalam koridor konstitusi dan bertujuan untuk memajukan bangsa, bukan pertempuran untuk merebut kekuasaan semata.
”Kepada seluruh warga bangsa hendaknya menjaga etika, kedewasaan saling menghargai dan toleransi. Semua pihak, baik elite maupun warga, mesti berinstropeksi diri, bagaimana menjadi teladan dalam mengikuti kontestasi demokrasi," kata Haedar saat menyampaikan pidato pada puncak perayaan Milad Ke-111 Persyarikatan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (18/11/2023) malam.
Muhammadiyah, ujar Haedar, mengapresiasi kemajuan-kemajuan bangsa. Namun, Muhammadiyah juga prihatin atas berbagai permasalahan dalam kehidupan kebangsaan, politik, ekonomi, dan budaya yang setelah dua dekade reformasi dinilai makin liberal dan oligarkis.
Demokrasi dinilai masih prosedural. Stabilitas politik belum disertai dengan demokrasi substantif berbasis nilai luhur Pancasila dan konstitusi. Hal itu setidaknya terlihat dari berkembangnya politik uang, politik transaksional, serta politisasi hukum dan konstitusi.
Haedar mengingatkan bahwa saat ini bangsa Indonesia menghadapi situasi politik yang dinamis karena pemungutan suara Pemilu 2024 sudah semakin dekat. Muhammadiyah berharap Pemilu 2024 tak hanya berjalan sukses, tetapi juga bermartabat serta penuh kejujuran. Pesta demokrasi juga diharapkan berjalan aman dan damai dalam bingkai persatuan Indonesia.
Pemilu juga diharapkan tetap berada dalam koridor konstitusi, tanpa ada penyimpangan. Menurut Haedar, para kontestan, termasuk para calon presiden dan calon wakil presiden beserta tim dan seluruh pendukungnya, harus berkontestasi secara demokratis disertai kejujuran, keterpercayaan, lapang hati, dan kecerdasan. Hal yang juga penting adalah semua kontestan pemilu memiliki visi kebangsaan sebagaimana telah diletakkan oleh para pendiri bangsa.
”Jangan jadikan kontestasi demokratis ini sebagai pertempuran politik hidup mati yang meretakkan persatuan bangsa,” ujar Haedar.
Untuk itu, Haedar mengingatkan para pejabat dan aparatur negara, termasuk TNI dan Polri, agar tetap menjaga profesionalitas dan tanggung jawab konstitusionalnya dalam mengawal pemilu. Penyelenggara pemilu juga harus menjadi wasit yang adil, profesional, dan bertanggung jawab.
Jangan jadikan kontestasi demokratis ini sebagai pertempuran politik hidup mati yang meretakkan persatuan bangsa.
Khusus kepada warga Muhammadiyah, Haedar meminta agar menunjukkan uswah hasanah atau perilaku mulia dalam menghadapi Pemilu 2024. Seluruh warga persyarikatan harus memedomani kepribadian dan ketentuan organisasi dengan sepenuh hati tanpa tafsir dan orientasi kepentingan sendiri-sendiri.
Haedar juga menegaskan bahwa Muhammadiyah akan terus berkiprah membangun Indonesia, termasuk mengawal pemilu. Namun, langkah itu dilakukan sesuai porsinya sebagai organisasi dakwah kemasyarakatan, bukan sebagai organisasi partisan politik
Jaga persatuan bangsa
Presiden Joko Widodo, melalui rekaman video, menyampaikan apresiasi atas konsistensi Muhammadiyah dalam membantu pemerintah dalam menyelesaikan persoalan bangsa. ”Saya ingin mengucapkan terima kasih atas konsistensi dan dukungan dari keluarga besar Muhammadiyah kepada pemerintah selama ini,” ucap Presiden Jokowi melalui rekaman video.
Presiden berharap Muhammadiyah dapat terus menjadi cahaya dan jalan yang terang dalam menjalankan syiar agama Islam. Muhammadiyah juga diharapkan terus menjaga kerukunan dan persatuan bangsa serta dalam menghasilkan gagasan-gagasan Islam yang berkemajuan dan relevan terhadap tantangan-tantangan zaman.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga menyampaikan, sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah mengiringi perjalanan republik, bahkan jauh sebelum didirikan. Melalui tekad perjuangan yang melintasi generasi, Muhammadiyah telah membuktikan perannya yang semakin kokoh dalam menopang kemajuan umat, bangsa, dan negara.
Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh selama lebih dari satu abad, sudah selayaknya Muhammadiyah menjadi guru bagi umat dan ormas Islam di Tanah Air. Muhammadiyah juga menjadi yang terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dan memperkuat moderasi Islam di Nusantara.
”Saya mengimbau seluruh keluarga besar Muhammadiyah untuk turut serta menyukseskan agenda nasional Pemilu 2024 yang damai, jujur, dan adil,” ucap Wapres Amin.
Apresiasi terhadap Muhammadiyah juga disampaikan tiga bakal capres, yakni Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, melalui rekaman video yang ditampilkan pada resepsi milad. Ketiga capres itu sama-sama berharap Muhammadiyah terus menebar manfaat dan memberikan jalan keluar bagi berbagai persoalan bangsa.