Baru Dua Hari Anggota, Kaesang Langsung Jadi Ketum PSI
Keputusan menetapkan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, menjadi ketua umum merupakan salah satu strategi untuk meloloskan PSI ke parlemen. Fungsi kaderisasi partai politik dipertanyakan.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·5 menit baca
Suasana setelah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyampaikan pidato politiknya yang pertama pada acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menetapkan Kaesang Pangarep sebagai ketua umum setelah putra Presiden Joko Widodo itu resmi menjadi kader partai tersebut dua hari sebelumnya. Pergantian pucuk pimpinan di tengah tahapan Pemilu 2024 ditargetkan bisa membawa PSI lolos ambang batas parlemen. Langkah tersebut dinilai menambah catatan kegagalan kaderisasi partai politik karena mengambil jalan pintas merekrut tokoh publik untuk mengoptimalkan perolehan suara.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2023–2028 dalam Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI, di ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023) malam.
Dalam agenda itu, Dewan Pembina PSI juga mengangkat mantan Ketua Umum PSI Giring Ganesha dan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Isyana Bagoes Oka sebagai anggota dewan pembina. Selain itu, Sekretaris Dewan Pembina PSI yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni, diangkat menjadi sekretaris jenderal PSI.
Sejumlah elite di antaranya Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Giring Ganesha, dan Isyana Bagoes Oka, hadir dalam agenda tersebut. Begitu pula para pengurus dan kader PSI dari seluruh Indonesia. Selain itu, sejumlah kelompok sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2014 dan 2019 juga turut menghadiri agenda tersebut.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kanan) menerima buket bunga Mawar sebagai simbol penyerahan estafet kepemimpinan sebagai Ketua Umum PSI dari ketua umum sebelumnya yaitu Giring Ganesha (kiri) saat acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Deklarasi Politik PSI di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Kaesang hadir didampingi istrinya, Erina Gudono. Berbeda dengan para kader PSI yang mengenakan jaket merah khas PSI, Kaesang memakai kemeja kotak-kotak, yang merupakan identitas Jokowi pada Pilpres 2014. Sepanjang acara berlangsung, diputar sejumlah video yang tak hanya menampilkan wajah Kaesang, tetapi juga rekaman pidato Jokowi di agenda PSI, juga berbagai aktivitas politik Jokowi.
Dalam pidato pertamanya sebagai ketua umum, Kaesang mengatakan, terinspirasi memasuki gelanggang politik dari Jokowi. Rekam jejak ayahnya itu meyakinkan dirinya bahwa kekuasaan bisa membawa kebaikan jika dipegang oleh orang yang tepat. “Jujur, saya masuk politik inspirasinya adalah bapak saya sendiri. Saya ingin mengikuti jejak beliau, berpolitik untuk kebaikan,” ujarnya.
Kendati demikian, ia memilih untuk bergabung dengan partai politik (parpol) berbeda dengan ayahnya, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia menyadari, itu bukan pilihan mudah. Banyak pihak juga mempertanyakan keputusan tersebut.
Kaesang menegaskan, pilihan untuk berpolitik praktis jatuh pada PSI karena melihat konsistensi parpol tersebut memperjuangkan politik kaum muda. Posisi PSI sebagai parpol nonparlemen juga mendorong dia untuk membawa parpol tersebut lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2024. Caranya, dengan menggunakan cara berpolitik baru, salah satunya tidak memecah belah masyarakat melalui fitnah dan hoaks.
Presiden Joko Widodo (kanan) memperhatikan putranya, Kaesang Pangarep (kedua kanan) yang merekam Nyonya Iriana (kedua kiri) dan putrinya Kahiang Ayu disela-sela melihat salah satu koleksi di Primata Center, Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (29/6/2017).
“Saya ingin berjuang bersama kawan-kawan di sini agar 2024 PSI menjadi partai besar dan akan ada di DPR,” kata dia.
Terkait dukungan pada Pilpres 2024, kata Kaesang, PSI belum akan memutuskan. Parpol yang pernah menyatakan dukungan untuk mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui mekanisme rembuk rakyat itu, akan kembali menyerap aspirasi akar rumput untuk menentukan arah dukungan resmi.
Dua hari
Kaesang ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI dua hari setelah menjadi kader parpol tersebut. Ia menerima kartu tanda anggota (KTA) di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu lalu. Proses ini terjadi lima bulan sebelum Pemilu 2024 dilaksanakan.
Grace Natalie mengatakan, meski proses penetapan sebagai ketua umum berlangsung cepat, tetapi interaksi antara kedua pihak sudah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir. Pihaknya memang berharap, Kaesang bisa bergabung lebih awal tetapi ada sejumlah dinamika yang berada di luar kendali mereka. Adapun pergantian ketua umum dilakukan untuk merespons dinamika terkini serta sebagai salah satu strategi untuk meloloskan PSI ke parlemen.
Meski Kaesang belum memiliki pengalaman berpolitik praktis, tambah Grace, itu bukan masalah. Partai yang berusia sembilan tahun ini diisi oleh banyak pemula. Sekalipun demikian, ia mengklaim pihaknya telah melakukan kaderisasi bahkan regenerasi kepemimpinan yang baik, karena telah memiliki tiga ketua umum.
Raja Juli Antoni menambahkan, PSI memiliki sistem kaderisasi, tetapi terbuka untuk merekrut tokoh dari luar untuk menduduki posisi strategis. Penetapan Kaesang menjadi ketua umum dalam waktu singkat pun bukan persoalan, karena disebut telah melalui proses yang demokratis. Pemilihan Kaesang berawal dari aspirasi para pengurus daerah yang dilanjutkan dengan rapat pleno Kopdarnas, Senin siang.
“Dengan Kopdarnas siang tadi, kami sudah melalui forum yang sangat demokratis,” ujarnya.
Kegagalan kaderisasi
Perekrutan tokoh publik bukan pertama kali dilakukan oleh parpol jelang Pemilu 2024. Sebelum PSI, pada awal 2023, Partai Golkar juga merekrut mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lalu menempatkannya pada posisi wakil ketua umum, begitu pula Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merekrut mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Sebelumnya, PDI-P juga merekrut mantan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito dan legenda tenis Yayuk Basuki.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, fenomena ini menunjukkan kegagalan kaderisasi parpol. Sejauh ini, mayoritas kader parpol tidak diminati publik. Oleh karena itu, figur sentral parpol umumnya tidak berganti dari waktu ke waktu.
Dalam konteks tersebut, tambah Adi, parpol mencari jalan pintas untuk mengoptimalkan perolehan suara di pemilu. Hal itu pula yang dilakukan PSI dengan bergabungnya Kaesang. Apalagi, parpol ini tak lolos ambang batas parlemen saat mengikuti Pemilu 2019. “Jelas ini jalan pintas lolos ke Senayan. PSI mencari figur populer dan memiliki back up politik mentereng seperti Kaesang yang notabene anak Presiden,” ujar Adi.
Ia melihat, perekrutan Kaesang krusial bagi PSI. Sebab, selama ini parpol itu tak memiliki daya jual politik selain upaya mengasosiasikan diri dengan Jokowi. Keberadaan Kaesang di posisi strategis PSI pun memperkuat langkah tersebut.
Menurut Adi, ini merupakan pekerjaan rumah bagi parpol-parpol. Ke depan, perlu ada perbaikan kaderisasi agar parpol bisa menghasilkan kader-kader ideologis. “Rekrutmen dan kaderisasi yang baik, itu saja kuncinya,” ucapnya.