Kaesang Masuk PSI, PDI-P Serahkan Penilaian kepada Masyarakat
Sikap resmi PDI-P akan dibahas dan disampaikan oleh pimpinan partai. Namun, ia meyakini tidak akan ada pemanggilan terhadap Jokowi untuk mengklarifikasi ataupun mempertanggungjawabkan pilihan politik Kaesang Pangarep.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P mengapresiasi langkah Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, untuk masuk ke politik praktis, yakni dengan bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia.
PDI-P tak bisa melarang keputusan Kaesang yang mengambil pilihan politik berbeda dengan Jokowi dan kakaknya, Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan kader PDI-P. Sebagai warga negara dan kaum muda, Kaesang berhak untuk menentukan sikap dan memilih menjadi kader partai politik (parpol) mana pun.
Oleh karena itu, menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Deddy Sitorus, pihaknya menyerahkan penilaian kepada publik atas sikap Kaesang Pangarep.
Meski demikian, Deddy tidak memungkiri, PDI-P mengatur bahwa anggota keluarga dari kadernya tidak boleh menjadi anggota parpol lain. Akan tetapi, Kaesang saat ini sudah berkeluarga sehingga dianggap sudah tidak bergantung pada Jokowi. Oleh karena itu, partai tidak bisa ikut campur terhadap keputusan yang telah diambil.
”Kita asumsikan Pak Jokowi memahami aturan yang ada di partai, dia kader terbaik partai, primus inter pares, best among equals, petugas partai yang tertinggi maqom-nya. Kalau Kaesang bergabung dengan partai lain, masak kita panggil Pak Jokowi karena gagal meyakinkan anaknya. Beliau, kan, presiden,” kata Deddy dalam diskusi ”Kian Dekat Capres Mulai Adu Gagasan, Skenario Dua Pasangan Masih Relevan?” di Jakarta, Sabtu (23/9/2023).
Ia menambahkan, sikap resmi nantinya akan dibahas dan disampaikan oleh pimpinan PDI-P. Namun, ia meyakini tidak akan ada pemanggilan terhadap Jokowi untuk mengklarifikasi atau pun mempertanggungjawabkan pilihan politik Kaesang. Saat ini, PDI-P pun menyerahkan penilaian atas peristiwa tersebut kepada masyarakat.
”Kita serahkan kepada masyarakat untuk menilai. Kita lihat nanti pimpinan partai akan seperti apa. Saat ini kami fokus untuk memenangkan Pak Ganjar (bakal calon presiden dari PDI-P Ganjar Pranowo), bukan bagaimana mempersoalkan Kaesang,” ujar Sekretaris Tim Sukarelawan Ganjar Pranowo itu.
Deddy menampik isu yang menyebut bahwa pilihan politik Kaesang merepresentasikan ketidakharmonisan hubungan keluarga Jokowi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Ia menegaskan, tak ada permasalahan di antara Jokowi dan Megawati. PDI-P pun tak mau terjebak dalam bingkai isu tersebut.
Kaesang resmi menjadi kader PSI setelah menerima kartu tanda anggota (KTA) parpol tersebut di kediaman Presiden Jokowi di Surakarta, Sabtu (23/9/2023).
KTA PSI diberikan oleh Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang didampingi Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan Sekretaris Dewan Pembina PSI Raja Juli Antoni. Beberapa hari sebelum penyerahan KTA, PSI telah mengunggah video sosok misterius yang disebut ”Mawar” bakal bergabung dengan parpol tersebut.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno yang turut hadir dalam diskusi tersebut mengibaratkan masuknya Kaesang ke PSI seperti orang yang mengenakan baju kekecilan.
Bagi Adi, Kaesang bukan hanya putra Presiden Jokowi, tetapi juga pengusaha muda dengan jejaring yang kuat serta memiliki popularitas tinggi. Dengan kapasitas seperti itu, Kaesang dipandang terlalu besar untuk bergabung dengan partai nonparlemen.
Meski demikian, PSI diprediksi bisa mendapatkan efek elektoral yang signifikan jika menempatkan Kaesang pada posisi strategis, misalnya ketua umum atau di jajaran dewan pembina. Hal itu bisa membantu perolehan suara PSI di Pemilu 2024 untuk lolos ambang batas parlemen.
Terkait perbedaan sikap politik antara Kaesang dan Jokowi, menurut Adi, itu tidak akan menimbulkan friksi yang berarti. Sebab, umumnya warga bergabung ke partai bukan karena alasan ideologis, melainkan sebatas mencari kendaraan politik.
”Di Indonesia, seseorang menjadi kader partai umumnya tidak ideologis, partai hanya diposisikan seperti rental mobil yang dipakai kendaraannya lalu dikembalikan,” ujarnya.
Saat ini, PSI merupakan satu di antara sejumlah parpol nonparlemen yang belum memutuskan dukungan terhadap bakal calon presiden (2024).
Pada Oktober 2022, PSI sempat menyatakan dukungan terhadap Ganjar Pranowo, tetapi belakangan PSI juga kerap hadir dalam pertemuan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres.